21 || Princess Callysta

286 61 3
                                    

Selamat membaca🤗
Jangan lupa vomentnya!
.
.
Selama perjalanannya Callysta, Cordelia dan Filbert. Selalu saja berdebat tentang perjalanan yang akan di lanjutkan selanjutnya. Callysta dan Cordelia berpendapat jika ia harus menuju tempat penyembuhan kutukan Filbert yang di lakukan oleh Titanium saat ingin menuju dunia Callysta. Tapi Filbert selalu saja tidak mau melakukannya, karena ingin lekas sampai dan menghantarkan Callysta menuju kerajaannya.

"Filbert aku mohon, kamu mau ya ketempat itu terlebih dahulu," pinta Callysta yang tak henti-hentinya memohon kepada Filbert. Tapi Callysta juga mengerti mengapa Filbert tidak mau, karena tujuan Filbert juga baik. Namun sayang, tujuan itu dapat membahayakan Filbert jika lekas tak di sembuhkan.

"Tapi waktu kita tinggal sedikit lagi, aku tidak mau jika terjadi apa-apa denganmu Callysta," jawabnya yang masih dengan setia melihat pemandangan di depannya.

"Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa denganku, jika selama ada kamu dan Cordelia. Ingat Filbert, kalau kamu tidak segera menyembuhkan kutukan itu, kamu bisa saja menjadi kucing selamanya. Aku mohon Filbert, kamu mau ya?" pinta Callysta sekali lagi.

"Iya Pangeran Filbert, yang di katakan Putri Callysta itu benar. Jika pangeran sakit, nanti siapa yang akan menjaga Putri Callysta. Karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," sahut Cordelia yang mendapat anggukan dan sedikit senyuman dari Filbert yang membuat Callysta dan Cordelia begitu senang akhirnya Filbert mau untuk mengunjungi tempat itu.

Kembali di lanjutkanlah, perjalanan menuju tempat penyembuhan Filbert. Panasnya matahari dan dinginnya angin malam meraka acuhkan demi melanjutkan perjalanan ini untuk kepentingan semua yang sudah menunggu lama kedatangannya.

Dan kini, meraka harus melewati hutan yang cukup luas, dan konon jika melewati hutan tersebut tidak akan selamat karena terlebih dahulu di serang oleh beberapa hewan buas di dalamnya.

Dalam hati Callysta begitu takut, jika ia harus di pertemuan dengan hewan-hewan buas maupun penyihir-penyihir hutan yang jahat. Tapi, rasa takut itu harus di hilangkan. Jika ingin segera berkumpul kembali dengan keluarganya. Callysta bayangkan jika serigala itu hanyalah seekor kucing biasa, agar ia tidak terlalu termakan akan ketakutannya yang berujung tak melanjutkan kembali perjalanannya dan malah putar arah kembali menuju dunia dimana dirinya dulu tinggal.

Sesekali sekelibatan bayangan melewatinya, tetapi Callysta hanya menjadikan sekelibatan bayangan tadi hanyalah angin saja. Ia tidak mau berpikir macam-macam kali ini. "Putri Callysta  kamu baik-baik saja?" tanya Cordelia yang sedari tadi menunggu Callysta yang sedang diam berdiri seperti orang yang sedang mencari sesuatu.

"Iya aku baik-baik saja, mari kita lanjutkan lagi perjalanannya," ajak Callysta yang seolah-olah memperlihatkan kepada Cordelia jika tidak terjadi apa-apa dengan dirinya. Ia tutupi ketakutannya dengan senyuman manisnya.

"Syukurlah kalau begitu," jawabnya yang kembali membalikkan badannya dan melanjutkan kembali perjalanannya.

Untung saja selama perjalanannya mereka tidak di pertemuan oleh hewan-hewan buas dan beberapa penyihir jahat. Tapi yang ada di pikiran Callysta, mengapa sedari tadi ia merasakan jika ada yang mengikutinya.

"Akhirnya sampai juga di tempat ini. Baiklah aku masuk dulu ya. Kalian tunggu dulu di sini!" perintah Filbert yang lekas beranjak pergi menuju dalam ruangan tersebut.

Tempat tersebut tidak begitu asing bagi Filbert, karena ia selalu mengunjungi tempat ini jika ia sedang melakukan perjalanannya. Namun, selama perjalanannya ia tidak mengetahui siapa orang yang memiliki rumah tua ini. Mungkin ini saatnya ia mengetahui siapa pemilik rumah tua ini.

Princess Callysta  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang