Setelah mandi, ku terus...?

984 30 21
                                    

Hey! Rokuto kembali!

Fanfict menjelang 20 september!

Buat pembaca yang request manis-manis happy ending! Special for Inarichin Reyynxz and yunharin_007

Btw, kalian kadang sadar ada komedi waktu adegan ehem? Kayanya sih aku ga sadar masukin 🗿 baru ngeh waktu baca ulang beberapa cerita yang ku tulis.

Aku ga tau ini manis-manis happy end atau gimana tapi ya gitulah, semoga puas 🗿

*****

"Tadaima..."

Akaashi membuka pintu rumah dengan lemas.

Seharian ini ia membantu Udai dengan komiknya, revisian menjelang deadline.

"Uuugh!" Akaashi berjengit, punggungnya sakit.

Terlalu lama di depan laptop membuat punggung terasa remuk.

Sepanjang jalan yang ada dipikiran Akaashi hanya makan, mandi, tidur... dan Bokuto.

"Okaeri." Bokuto keluar dari sisi pintu yang lain dengan rambut basah dan handuk tersampir di leher.

Baru selesai mandi.

Akaashi membatu, ia terpaku menatap Bokuto dengan rambut yang turun.

Bokuto setelah mandi seakan berkilauan cahaya dewa.

Kulit putih yang meneteskan air, rambut basah yang biasanya jabrik itu turun mengikuti gravitasi, tubuh atletis dalam balutan aroma sabun, dan jangan lupakan iris emas yang menatap dengan hangat.

Akaashi segera melepas sepatunya dengan tergesa, membiarkan mereka sedikit berantakan dan berhambur memeluk Bokuto.


Gyuuu~t!

Memeluk punggung bidang yang kini tidak bisa sepenuhnya ia rengkuh, menenggelamkan wajahnya di antara belahan otot dada yang telanjang.


Menyesap aroma sabun yang sama seperti Akaashi pakai tadi pagi.

"Hehe, kenapa sih?"

Bokuto mengusap-usap puncak kepala Akaashi, membuat yang dielus semakin memeluk tubuhnya dengan erat.

"Kou..."

"Hmm?"

Akaashi meremas kulit punggung Bokuto pelan, menenggelamkan jari jemarinya yang hangat. Mendongak dengan mata yang sesekali menatap ke lain, semburat merah menghiasi wajahnya.

"A-ayo ke kasur."

BLUUUSH!!! Wajah keduanya merah padam.

Sebelum nafsu bergerak, akal sehat Bokuto lebih dulu mengambil langkah.

"Ji, kamu ga capek?"

Bokuto menangkup kedua pipi Akaashi, menatap iris zamrud yang terlihat sayu dari balik kacamata tebal.

"Capek... Tapi mau sama kamu?" Akaashi mengerucutkan bibirnya.

Nyuu~t! Rasanya ada yang mencubit jantung Bokuto, Akaashi terlalu menggemaskan!

Bokuto Kotaro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang