Lokal AU (1)

472 34 21
                                    

"Hmm? Udah pagi?"

Iris zamrudnya mengerjap, tertusuk cahaya mentari yang menyusup masuk dari celah gorden.

"Uuuuungh~" Sambil merenggangkan punggungnya, ia beranjak bangun dari kasur.

Menyibak gorden dan membuat cahaya mentari mengisi celah kamarnya.

Rambut ravennya acak-acakkan, matanya setengah terpejam, dengan bekas air liur di sudut bibir.

"Nyuci, nyuci, nasi~"

Sambil membawa selembar handuk yang bergantung di belakang pintu, pemuda itu menuju kamar mandi.

Melepas pakaiannya satu persatu dan dimasukkan ke dalam baskom, menuangkan sabun cuci, dan menyiram mereka dengan air.

Shaaaaaa...

Bersamaan dengan itu, ia mengambil sikat dan pasta gigi.

Sambil menggosok gigi, ia menginjak cuciannya hingga menimbulkan busa.

Dirasa cukup, ia keluar dari baskom itu dan melanjutkan membilas mulutnya.

Sekarang bagian tubuh, dan pemuda itu menahan nafas sebelum menyiramkan air ke tubuhnya.

Splash!

Satu gayungan air dari perut membasahi seluruh tubuh, membuat ia bergidik kedinginan.

Splash!

Satu gayungan air dari dadanya, membuat tubuhnya semakin meliuk kedinginan.

Splash!

Satu gayungan air lagi dari atas kepala, membuat iris zamrud yang suntuk itu terbuka.

Pemuda itu lanjut mengambil sabun cuci muka, shampoo, dan menyabuni seluruh tubuhnya dengan menggosokkan sabun batang beraroma matcha.

Begitu seluruh tubuh penuh busa sabun, ia mengambil gayung dan mengguyurkan air dari atas kepala hingga seluruh busa menghilang.

Sambil menggosok sisa sabun, pemuda itu menjungkitkan baskom berisi cucian hingga menumpahkan air di dalamnya. Setelah sudah, ia kembali memposisikan baskom itu dengan kakinya.

Lanjut memutar keran air dengan kaki yang sama, membilas cucian hingga 3 kali.

Setelahnya ia mengambil handuk dan mengeringkan tubuh, lalu membalut handuk yang sama di pinggul.

"Uuuf~" Pemuda itu keluar sambil membawa baskom cucian, berjalan keluar menuju halaman depan di mana tali jemuran berada.

Cuaca cerah, tiada awan menggantung.

Pemuda itu dengan bertelanjang dada menjemur cuciannya, hingga...

"AWAAAAS!!!"

Seorang lelaki dengan rompi oren jatuh dari atas.

"Eh?" Pemuda itu membatu dengan kedua tangan memegang celana dalam, dia tidak sempat menghindar.

GEDEBUK!!!

Pria itu jatuh tepat di atas si pemuda, keduanya meringis kesakitan.

"Aduh..." Pemuda itu kesusahan bernafas, dadanya seakan ditimpa batu. Seluruh tubuhnya sakit seakan ditabrak mobil.

"Mas nya ga papa?"

Pemuda itu memicing, tidak bisa melihat karena pria di atasnya tepat membelakangi matahari.

Yang pemuda itu rasakan hanya berat tertindih, dan aroma musk yang maskulin menyeruak dari tubuh gahar di atasnya.

"I-iyaa.." Bohong sih, sakitnya bukan main.

Bokuto Kotaro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang