Stalker? No! I'm--

752 22 14
                                    

Office Coworker Akaashi dan High school student Bokuto. Age-gap.

Akaashi tidak menduga kalau tetangga kecilnya selalu menguntit ketika ia...

.
.
.

"Ahhh... akhirnya aku bisa pulang." Akaashi menghela nafas lelah, pinggangnya benar-benar remuk karena seharian duduk.

Menjadi orang dewasa tidak seindah yang ia kira, bahkan ketika ia memilih untuk hidup sendiri dan mengurus semuanya seorang diri.

Hanya saja ia cukup beruntung, memiliki rumah sendiri dan tetangga yang ramah meski ia sendiri jarang bersosialisasi. Bahkan rumah itu ia dapat tepat di dekat rumah lamanya dulu, hanya saja karena pekerjaan kedua orangtuanya pindah ke Osaka sementara ia menetap di Tokyo.

Rumah mereka terlalu besar untuk ia tinggali sendiri, dan kedua orangtuanya setuju jika mereka menjual rumah lama. Sementara Akaashi membeli rumah baru yang sederhana dan minimalis, bukan apartemen, melainkan rumah yang berdiri sendiri di atas tanah dengan pekarangannya.

Dirinya cukup beruntung di usia 23 tahun, ia memiliki pekerjaan tetap meski melelahkan. Dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga memiliki rumah sendiri.

Terbilang ia sukses untuk di usianya yang masih muda.

"Aku lapar."

Iris zamrud itu melirik smartphonenya, sekarang sudah pukul 11 malam. Apakah masih ada orang yang berjualan?

"Aku beli makanan di kombini saja."

Akaashi mengeratkan jaketnya dan lanjut berjalan, mengingat toko swalayan berada satu arah dengan rumahnya.

"Aku akan mencari makan malam, lalu--" Bibirnya kelu, ekor matanya menangkap siluet seseorang yang begitu tinggi dan besar di belakangnya.

Tap. Tap. Tap.

Akaashi mengerut, ia segera memperlebar  langkahnya hingga hampir berlari. Membuat ransel di punggungnya tergoncang karena momentum.

Di saat itu ia sadar ia tidak sendiri.

"Seriusan? Astaga..." Akaashi mencoba bersikap tenang meski kakinya menggila.

Tap. Tap. Tap. Terdengar langkah kaki yang juga mengikuti kecepatannya di belakang.

Oh, sial.

Air mata menggenang, jalanan sepi dan tidak ada kantor polisi. Akaashi tidak mau dirampok ketika ia baru saja gajihan! Ini awal bulan dan ia ingin menikmati uangnya!

Hampir dibuat putus asa, ia melihat cahaya toko menerangi jalan.

"Syukurla--" Di depannya sudah terlihat kombini yang ia tuju, editor muda itu segera melesat ke dalam seperti tengah dikejar harimau.

"Selamat datang...? Akaashi-kun?" Pemilik toko dengan surai blonde itu menyernyit heran, dan tentunya ia kenal dengan pemuda itu karena mereka tetanggaan.

"Aku... hahh--dikejar--uek--" Akaashi hampir memuntahkan lidahnya sendiri, sudah terlalu lama tidak berolahraga membuat ia mudah lelah.

"Ada yang menguntitmu?" Ukai melirik layar komputernya, di mana cctv tepat berada di depan toko.

Begitu melihat siapa yang ada di luar sana, Ukai tertawa. "Akaashi-kun, tidak apa, dia hanya anak SMA."

Akaashi yang tengah mengatur nafasnya kebingungan, "Anak... SMA?"

Anak SMA keluyuran jam 11 malam?

"Akaashi-kun, kamu sejak kecil di sini ingat? Kamu lupa dengan Kou-chan?"

Bokuto Kotaro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang