Lokal AU (5)

467 24 9
                                    

Part terakhir dari BokuAka versi lokal Indonesia!

Jangan lupa kasih komen ehe ( ꈍᴗꈍ)

.
.
.

"Ahh, cincinnya!" Akaashi membungkuk mengambil cincin perak yang tadinya tersemat di jari manis.

"Huff, hampir saja..." Akaashi melirik ke arah saluran pembuangan, hampir saja cincin pertama yang ia dapatkan masuk ke dalam selokan.

Saat ini Akaashi berada di kamar mandi, membilas tubuhnya dari guyuran air hujan agar tidak masuk angin.

Akaashi memasangkan cincin itu kembali di jarinya, senyumnya mengembang.

Syuuu~ Semilir angin malam menerpa tubuh telanjang Akaashi, membuat tubuhnya menggigil.

Tanpa melihat, Akaashi menggapai arah daun pintu.

"Huh? Eh?" Hanya ada handuk di sana.

Akaashi baru menyadari ia mandi tanpa membawa baju ganti, sekarang bagaimana?

Andai ia sendiri, Akaashi takkan peduli keluar tanpa sehelai benang.

Tapi di dalam rumahnya ada Bokuto, dan ia tidak mungkin meminta pria itu menutup mata begitu saja.

Posisi kamar mandi tepat berhadapan dengan dapur, kemungkinan Bokuto berada di sana sangat tinggi.

Cklek. Pintu kamar mandi terbuka, Akaashi mengintip keluar.

Bokuto dengan bertelanjang dada sedang membuat teh panas.

"Oh? Dah selesai mandinya? Sini minum teh dulu biar anget."

Bokuto tersenyum, rambut yang biasanya di sisir ke belakang kini di sisir seadanya dengan jari, sebagian jatuh ke depan.

Tubuh atletis dengan kulit pucat, di mana otot yang dibentuk memiliki lekukan yang menggiurkan untuk disentuh.

Apa lagi roti robek dan dada bidang yang terlihat kokoh.

Gulp.

Akaashi menguatkan hatinya, toh dia juga lelaki. Meski tidak berisi seperti Bokuto.

Tap. Tap. Tap.

Akaashi melangkahkan kakinya keluar, dengan handuk tersampir di pinggul.

Bokuto yang tengah menyesap teh sesekali melirik.

Wajah ayu yang bersemu tipis, rambut basah. Tubuh yang tidak terlalu kurus, ramping, dan harum sabun.

Sosok cantik itu kini mendekat.

"Mandi sana, nanti Mas masuk angin."

Akaashi menyisir poninya ke belakang telinga, menatap Bokuto dengan iris zamrud yang sayu.

Ohok! Oehok! Ohok! Bokuto tersedak, tidak kuat melihat Akaashi yang menggoda iman.

"M-Mas??" Panik Akaashi.

Bokuto mencoba menahan batuknya, dan mendorong Akaashi.

"Pake baju sana, dingin gini ko bugil."

Wajah Akaashi bersemu mendengarnya, ia melirik Bokuto dengan bibir cemberut.

"Mas juga cuma pake celana kan? Nanti aku antarin handuk sama baju ganti."

Akaashi membawa pakaian basah Bokuto bersamanya untuk digantung--dikeringkan.

"Ah, kalau Mas lepas celana nanti kasih ke aku--wah! Maksudku ketika Mas di kamar mandi!" Akaashi dengan panik menutupi wajahnya.

Pasalnya Bokuto membuka celananya di depan Akaashi.

Bokuto Kotaro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang