AkaashiFem (2)

469 36 16
                                    

Sound
Shimmering night’s (Quiet walk)
Eyes close softly
Although I want to find you

*****

“Bokuto-san, aku sudah tidak apa-apa.”

Akaashi mencoba melepaskan tangan Bokuto yang melingkar di perutnya.

“Sungguh.”

Yakin Akaashi, kali ini ia mencoba mendorong kepala Bokuto yang menyusup di ceruk lehernya.

Setelah memberikan pertolongan pertama pada Akaashi, keduanya akan kembali ke posisi masing-masing.

Di mana Akaashi seharusnya berada di pinggir lapangan bersama sang pelatih dan pemain cadangan, sedangkan Bokuto kembali ke kursi penonton.

Nyatanya keduanya sedang berada di bagian kursi penonton.

Ketika mereka ingin berpisah, Bokuto menyeret Akaashi dan membiarkan gadis itu duduk dipangkuannya.

Sedangkan Bokuto sedari tadi memeluk dan terus-terusan menyesap aroma tubuh Akaashi.

“Bokuto-san…”

Bokuto menghentikan aksinya, dengan cepat ia melepas dekapannya.

Akaashi segera beranjak dari pangkuan Bokuto, iris matanya mendelik tajam. Membuat Bokuto tenggelam dalam rasa takut.

‘Ahh, sudah lama sekali tidak melihat Akaashi marah.’ Batin para Alumni.

“Setelah pertandingan… Temani aku ke toko buku.” Akaashi berlalu begitu saja.

Mendapat respon yang tidak biasa, Bokuto berdiri dari kursinya.

“SEMANGAAAT AKAAAASHIIII!”

“Ayolah, Bokuto. Dia hanya kembali ke bangku di samping pelatih Takeyuki.”

Komentar Shirofuku yang merasa reaksi Bokuto terlalu berlebihan, seakan Akaashi yang tengah bertanding.

“Kau benar, sial. Rencana kita meminta Bokuto mentraktir kita jadi gagal.” Desah Komi.

“Itupun jika kita tidak menggagalkan kencannya.” Jawab Konoha dan disambut gelak tawa.

Bokuto sama sekali tidak memperdulikan saat dirinya menjadi bahan olok-olokan, iris emasnya hanya tertuju pada Akaashi.
.
.
.
Malam hari setelah pertandingan.

Kemenangan di hari itu diraih oleh tim Inarizaki, meski demikian tim Fukurodani tidak berputus asa. Mereka masih bisa mencoba memenangkannya lagi di lain waktu.

Malam itu pelatih Takeyuki berencana untuk mengajak anak didiknya untuk makan malam sebelum pulang bersama, dengan  para alumni yang tadinya menonton pertandingan mereka.

Bokuto yang sedari tadi melihat ke sekelilingnya mengernyit, ia tidak menemukan sang pujaan hati.

“Di mana Akaashi?”

“Akaashi? Kalau tidak salah dia ke toilet—oy, oy! Kemana kau!”

Bokuto berdiri dengan menopang bobot tubuh pada pahanya, ia tidak memperdulikan Konoha yang terus memanggilnya.

“Dia bukan anak kecil seperti kau!” Seru Konoha dan tidak digubris.

“Ya, jika sesuatu terjadi aku harap kalian bersiap menahannya.”

Ucapan pelatih Takeyuki membuat Konoha dan yang lain berhenti dari aktivitas mereka.

Anak kelas 1 yang duduk bersama mereka tentu kebingungan, mereka menoleh ke arah salah satu senior mereka yang mereka rasa bisa menjelaskan apa yang dulu pernah terjadi.

Bokuto Kotaro 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang