∆Bang Paket1∆ Ketemu dijalan

106 18 1
                                    

Bagi kalian yang mau baca cerita ini, jangan terlalu betkespetasi lebih. Because, cerita ini cuma menceritakan seputar cewek anak SMA yang gak sengaja ketemu sama Abang tukang paket dijalan selama beberapa kali.
So, kita lanjut aja buat baca ok.

Jangan lupa untuk vote di setiap chapter karna itu adalah hal yang membuat para author merasa senang dan dihargai. Sangat menerima komen jika ingin memberikan kritik dan saran yang membangun.

∆Happy reading∆

***

"Panas banget siang ini, sia-sia udah mandi tapi datang ke kelas bau keringat." Ucap Desiana, lalu mengibaskan kedua tangan didepan muka.

"Apalagi gue yang gak mandi, lengket banget perasaan nih ketiak, haha ... " Ucap Intan--diakhiri tawa yang menular pada Desiana.

"Nasib kalo kesekolah jalan kaki ya gini, dandan udah cakep-cakep, datang ke kelas amburadul acak-acakan." Ucap Desiana lagi--agak kesal.

"Kapan kita kesekolah pake motor, kaya orang-orang, biar gak cape dijalan." Ucap Intan menambahi.

"Nasib, udah jalanin aja lah." Balas Desiana.

"Eh, ada pelajaran apa lo hari ini?" Tanya Intan pada Desiana.

"Inggris, sejarah, sama Indonesia." Jawabnya.

"Cuma tiga?"

Desiana hanya mengangguk mengiyakan. "kalo lo?" Tanyanya bergantian.

"Fisika, kimia, matematika wajib sama matematika minat." Jawab Intan.

"Pusing gak tuh?" Tanya Desiana.

"Jangan ditanya lagi, mau pecah ini kepala. Susah banget gue belajar fisika, rasanya itu kok gak nempel-nempel gitu di otak gue. Emang susah buat memahaminya." Ujar Intan.

"Emang susah. Buat memahami doi aja susah, apalagi ini fisika? Untung gue masuk IPS. Jadi gak usah tuh ketemu sama pelajaran Fisika and the gengs." Balas Desiana.

"Tadinya gue juga kan maunya masuk IPS, tapi apalah daya yang malah dimasukin ke IPA. Ruwet gini kan jadinya." Ucap Intan, berlaga sedih.

"Jalanin ajalah." Desiana berusaha menenangkan.

Perjalanan masih harus ditempuh cukup jauh untuk sampai ke sekolah. Desiana dan Intan memang selalu jalan kaki untuk pergi ke sekolahnya, dikarenakan belum dikasih motor untuk mereka pergi ke sekolah. Padahal Desiana sudah merengek meminta motor berulang kali pada orangtuanya, tapi sayangnya, mereka tidak mengabulkan keinginan Desiana.


Jalanan sepi, hanya ada satu atau dua motor yang lewat dijalan itu. Dari arah belakang, terdengar suara deru motor yang akan melintas, membuat Desiana dan Intan kompak menoleh kebelakang--menemukan motor metik yang melaju dengan si pengguna tukang paket berjaket merah-hitam.


"Enak kali ya naik motor, cepet nyampe tempat tujuan." Celetuk Desiana, yang melihat motor metik tadi sudah melesat sampai tak terlihat dimata mereka.

"Tahu ah, cape kalo bahas pengen motor, enggak bakal kesampean!" Balas Intan.

"Gini nih kalo ke sekolah harus jalan kaki. Udah cape, lama lagi. Itukan memakan waktu yang panjang dan namanya itu kita lagi memboroskan waktu. Nah, sedangkan yang namanya waktu itu adalah uang. Terus kita udah bisa disebut sebagai pemboros uang karna gunain waktu yang lama buat jalan doang!" Ucap Desiana, mengutarakan pemikirannya dengan nada menggebu-gebu.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang