∆Bang Paket28∆ Membingungkan

17 11 3
                                    

Hari ini, Arta akan kembali ke Kalimantan karna waktu cuti kerjanya sudah habis dan ia harus segera kembali bekerja disana. Tentu kepergian Arta kembali ke Kalimantan membuat Desiana dilanda sedih.

"Jangan sedih. Kan udah ada Yasaya" Ucap Arta bercanda untuk menghibur Desiana.

"Bang Arta baru dua Minggu disini, gak bisa lebih gitu? Tinggal beberapa hari lagi disini" Ucap Desiana tak ingin Abang satu-satunya pergi.

"Kan ini tugas Des, gak bisa seenaknya kita" Balas Arta.

"Kalo Bang Arta pergi, itu artinya Desiana juga bakal pulang ke rumah, gak nginep lagi disini" Ucap Desiana.

"Ya bagus lah Des. Biar Mama kamu gak kesepian dirumah. Anak ceweknya balik lagi kerumahnya" Ucap Arta.

"Abang tuh gak ngerti..." Ucap Desiana terlihat lesu tak bersemangat "aku kan masih pengen nginep disini, belum mau pulang. Soalnya kalo dirumah itu gak bisa tenang. Suka disuruh-suruh Mulu sama Mama"

Arta tertawa "Jadi sedih itu karna ini? Sedih karena gak mau pulang kerumah? Abang kira kamu sedih beneran karna ditinggal balik ke Kalimantan" Ucap Arta baru memahami.

"Emang menurut Bang Arta aku sedih karena ditinggal Abang ke Kalimantan? Ya enggak lah" Ucap Desiana berhasil membuat Arta tertohok "Kan kalo disini tuh bisa bebas. Gak banyak disuruh-suruh. Bisa banyak rebahan, santai-santai kaya dipantai. Bebas mau ngapain juga. Tante Dewi juga baik banget gak pernah larang aku"

Arta geleng-geleng. Ternyata ini alasan anak itu sedih dan terlihat tak bersemangat karna akan kembali kerumahnya. Arta tersenyum lebar "Kalo gitu, selamat menikmati hari-hari yang tak menenangkan karna siap-siap aja bakal terus diusik sama disuruh-suruh sama Tante Henny wleee ..." Ejek Arta membalas Desiana yang tega padanya.

"Dasar...." Umpat Desiana melirik Arta tajam.

"Abang punya ide loh Des, kalo kamu gak mau balik kerumah biar gak disuruh-suruh" Ucap Arta menawarkan idenya.

"Apa?"

"Cepet nikah sama Yasaya, biar bisa tinggal dirumahnya. Gimana? Ide yang bagus bukan?"

"ABAAAAANG!"

****

Desiana sudah kembali kerumahnya. Menikmati hari-harinya bersama mamanya yang suka cerewet jika dirinya hanya berleha-leha saja tanpa mau disuruh untuk belajar.

"Desi jangan tiduran terus dong. Belajar sana, besok bukanya kamu ujian?" Tegur Mamanya berdiri didepan sofa yang menjadi tempat Desiana berbaring dengan ponsel ditangannya menonton Series keluaran sekarang.

"Iya, entar malem aku belajar" Balas Desiana tak melepaskan pandangan dari layar ponsel.

"Kamu itu, kalo papa kamu tahu kamu kaya gini aja kerjaan tiap harinya, bisa marah ntar" Ucap mamanya menakut-nakuti.

"Entar Desi belajar mama. Kalo belajar sekarang itu suka lupa lagi besoknya. Kan sia-sia ntar udah capek-capek belajar malah lupa"

"Itu karna kamunya yang belajar gak bener"

"Mah tahu gak?" Kini Desiana beralih menatap mamanya yang berdiri tepat menjulang didepannya "Kata ustadzah itu, waktu belajar yang paling ampuh dan mudah diingat agar tidak lupa itu ketika disepertiga malam. Kalo enggak sepertiga malam, bisa juga tuh waktu subuh katanya"

Mamanya Desiana masih berdiri disana dengan kedua tangan masing-masing dipinggang melihat anak perempuan satu-satunya yang terkenal sekali banyak rebahan.

"Emang kamu bisa bangun tengah malem? Kuat belajar baca bukunya? Yang ada ntar kamu malah gak fokus dan malah ngantuk yang ada ujungnya kamu tidur lagi" Ucap Mamanya.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang