Satu hal yang Desiana baru sadar saat ini. Ia sudah sangat mencintai Yasaya, sangat sepertinya. Baru ditinggal belum 24 jam saja sudah membuat Desiana merasa kesepian juga dilanda rindu yang masih baru. Padahal ini baru jam satu siang, dan dirinya juga saat ini sedang ada dikampusnya. Baru saja keluar dari kelas karna materi pelajaran sudah selesai. Biasanya ia akan pulang dijemput oleh Yasaya, lalu mampir dahulu untuk makan di pedagang pinggir jalan.Sepertnya Desiana sudah sangat rindu, rindu dengan kehadiran Yasaya dan rindu akan perhatian yang selalu diberikan untuknya.
Tiba-tiba dengan begitu, ia teringat dengan kata-kata Bunda yang memintanya untuk segera cepat menikah dengan Yasaya. Saat ini, Desiana juga sama berfikir seperti itu. Tidak ada salahnya bukan ia menikah muda? Lagipula nanti setelah menikah ia masih tetap bisa kuliah dan kerja bukan?
Bukan hanya itu, sebenarnya Desiana saat ini tengah takut. Takut jika Yasaya akan pergi darinya, atau mungkin Yasaya akan merasa bosan dengannya atau Yasaya tidak mau menunggu lama karna dirinya harus lulus kuliah dan bekerja. Benar kata Bunda, usia Yasaya sudah cukup untuk menikah, apalagi secara finansial Yasaya sudah cukup. Lalu apalagi yang Desiana tunggu?
Pikiran berkecamuk dengan tugas kuliah yang numpuk membuatnya ingin cepat pulang dan tidur saja. Biarkan harinya berlalu dengan jalan cerita yang sudah diatur oleh sang pencipta saja.
****
Desiana sudah berganti baju dengan baju tidur berwarna coklat muda, ia terduduk ditengah-tengah kasurnya dengan posisi kaki menyilang dan ponsel ditangannya. Berusaha menghubungi Yasaya berulang kali tapi tidak kunjung diangkat sang pemilik. Sudah seharian ini tidak ada kabar dari Yasaya, mulai dari tadi pagi ia mencoba untuk menelpon nya karna ingin mendengar suaranya, tapi tidak diangkat. Pikir Desiana mungkin pagi tadi Yasaya masih tidur atau mungkin sudah kerja.
Siang tadi sebelum ia masuk kelas kuliah, sempat mencoba mengirim pesan pada Yasaya tapi belum dibalas sampai malam ini. Setiba pulang kuliah tadi Desiana juga menyempatkan untuk mem Vidio Call Yasaya tapi tidak diangkat lagi. Mungkin Yasaya memang sedang sibuk dengan pekerjaan. Desiana mencoba untuk terus berfikir positif. Tapi nyatanya sampai malam ini tidak mendapat kabar apapun seharian penuh dari Yasaya membuat hatinya berantakan dan dirinya dibuat uring-uringan.
Baru sehari ditinggal Yasaya juga tanpa kabar membuatnya semakin dilanda kerinduan juga rasa ketakutan akan pikiran-pikiran dirinya sendiri.
Untuk kesekian kalinya hanya ada suara deringan tanpa kunjung terhubung, membuat Desiana mematikan ponselnya dan melemparnya ke sisi ranjang dan dirinya langsung terbaring untuk tidur dengan selimut yang ia tarik sampai menutupi kepalanya. Desiana ingin tidur saja, cape juga jika memikirkan kabar dari sang tunangan.
Tak terasa waktu terus berjalan. Desiana sudah tertidur hampir tiga jam sedari ia mencoba menghubungi Yasaya pada jam delapan malam tadi. Kini waktu sudah menunjukan pukul 11.52 tengah malam. Tanpa Desiana sadari ada beberapa orang diluar rumah sana tepatnya dihalaman rumah, tengah sibuk dengan sesuatu yang dibuatnya.
Tidur Desiana terganggu saat ada seseorang yang menepuk pelan pipinya hingga membuatnya terbangun dari tidur. Pertama kali ia lihat setelah membuka kedua matanya adalah mamanya.
"Ada apa ma? Kok bangunin Desi. Emang udah lagi?" Tanya Desiana masih belum sadar penuh.
"Ikut mama yuk" Ucap Mamanya menuntun Desiana untuk bangun.
"Mau kemana mah?" Tanya Desiana yang sekarang sudah digiring untuk berjalan keluar dari kamarnya dan terus berjalan menuju pintu utama rumah.
"Ayo jalan aja" jawab Mamanya.
Desiana hanya menurut, kesadarannya perlahan sudah terkumpul seiring ia dipaksa untuk terus berjalan bersama mamanya. Perlahan pintu utama dibuka dan hal pertama yang ia lihat setelah pintu terbuka adalah, keadaan halaman rumahnya yang kini sudah disulap menjadi hiasan-hiasan kecil dengan lampu-lampu warna-warni dan juga ada balon yang berhuruf H A P P Y B' D A Y D E S I A N A terpasang diantara tiang putih yang Desiana tidak tahu berasal dari mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Paket ∆END∆
Humor"Permisi, paket" Gak tahu kapan pertama kali gue liat tukang paket, tapi pas waktu mau berangkat sekolah, gak sengaja dijalan ketemu sama Abang paket yang punya sejuta pesona. Siapa sangka, Abang paket yang suka nganterin paket dengan penampilan cir...