"KYAAAAAAAAAAAAAA...."Teriak Desiana menggelegar dilapangan sekolah membuat semua orang menoleh padanya, termasuk Yasaya?
"Beneran kesurupan?"
Riri dan Randa sama-sama saling pandang dan merasa merinding melihat Desiana yang seperti itu.
"Kenapa sih Des?" Tanya Riri.
"Allahulailahailla huwal hayyul koyyum, la tahuduhu...."
"Apaan sih Nda?" Desiana segera menepis telapak tangan Randa yang ditempelkan di kening Desiana.
"Udah ngerasa panas setan nya" Ucap Randa pada Riri lalu kembali melanjutkan membaca ayat kursinya.
"Setan apaan?" Bingung Desiana.
"Tunggu Nda" Ucap Riri pada Randa "Kayanya bukan kesurupan deh"
"Siapa yang kesurupan sih?" Tanya Desiana.
"Lo" Ucap Riri dan Randa bersamaan "Ngapain barusan teriak kalo bukan kesurupan?"
"Oh" Ucap Desiana menunduk malu dan mencuri-curi pandang pada sekitarnya "Gak papa" jawabnya melirik ke arah Yasaya yang sekarang sudah berhenti didepan gerbang sekolahnya dengan masih berada di atas motor metik hitam nya.
Jika penasaran mengapa Desiana tadi berteriak? maka bacalah kutipan selanjutnya karna akan diceritakan Flashback nya.
"Astaghfirullah haladzim, Astaghfirullah haladzim, Astaghfirullah haladzim.."
Kedua mata Desiana kini terbuka seutuhnya dan melihat ke arah depan dan tak sengaja bayangan motor metik hitam dengan si pengguna yaitu Yasaya membuat Desiana melotot terkejut dan berteriak sekencang yang ia bisa.
orang yang ia tunggu-tunggu, orang yang sudah membuat jantungnya meledak meletup-letup dan orang yang sudah membuatnya gagal fokus hari ini sudah datang untuk menjemput nya.
"KYAAAAAAAA...."
Desiana melihat kini Yasaya sudah berhenti didepan gerbang sekolah hampir dekat dengan pos satpam.
"Beneran kesurupan?" Ucap Randa yang terkejut.
Desiana tersenyum mengelus dadanya lagi, syukur Bang Yasa tidak mendengar teriakannya dan sepertinya bang Yasa belum menyadari adanya dirinya ditengah-tengah lautan siswa siswi yang berdesakan keluar dari gerbang.
"Ehmm...gue duluan ya? Udah dijemput" Ucap Desiana pada Riri dan Randa.
"Dijemput siapa Des?" Tanya Riri.
"Calon imamku" Ucap Desiana setengah berbisik.
"Elah. Siapa sih imam Lo itu?" Tanya Randa penasaran.
"Kepo" Sahut Desiana.
"Paling tukang paket yang waktu itu Lo bilang dikelas jodoh Lo kan?" Tebak Randa.
"Iya, kenapa?" Ucap Desiana sombong.
"Tukang paket biasa aja sampe segitunya. Yakin gue palingan mukanya gak seberapa" Ejek Randa.
"Mau lihat? Perlu bukti?" Tanya Desiana menantang Randa "seberapa gantengnya Tukang Paket yang Lo sebut itu?"
"Oke. Mana? Gue mau lihat" ucap Randa membalas tantangan Desiana.
"Sini kalian berdua ikut gue!" Perintah Desiana agar Riri dan Randa mengikuti langkah kakinya.
"Yakin palingan standar cowok ganteng Desiana rendahan" bisik Randa pada Riri yang berjalan dibelakang Desiana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Paket ∆END∆
Humor"Permisi, paket" Gak tahu kapan pertama kali gue liat tukang paket, tapi pas waktu mau berangkat sekolah, gak sengaja dijalan ketemu sama Abang paket yang punya sejuta pesona. Siapa sangka, Abang paket yang suka nganterin paket dengan penampilan cir...