Melihat kehadiran Desiana, Yasaya langsung turun dari motornya dan berdiri disana menyambut kedatangan Desiana dan kedua siswi perempuan yang mengikutinya dibelakang. Salah satunya Yasaya seperti pernah melihatnya, ketika didepan gerbang.Sekumpulan siswi perempuan tadi yang mengganggu Yasaya sudah pergi setelah kehadiran Desiana.
"Udah lama nunggunya Bang?" Tanya Desiana ketika sudah berhadapan dengan Yasaya.
"Enggak kok, baru datang juga" Jawab Yasaya mengulas senyumnya.
"Oh" Desiana mengangguk "oh iya. Ada yang mau kenalan sama Bang Yasa katanya. Mereka temen aku" Ucap Desiana.
Yasaya melihat kearah dua teman Desiana itu yang kini sedang tersenyum canggung dan malu-malu melihat dirinya.
"Oh?" Yasaya mengulurkan tangannya pada keduanya secara bergantian "Yasaya" Ucapnya "Yasaya"
"Jadi...jadi ini?"
Yasaya melirik heran pada temannya Desiana yang kini berbicara terputus dengan menunjuk ke arah dirinya. Yasaya semakin bingung saat Desiana berbisik dengan temannya itu. Ntah apa yang mereka bicarakan.
"Ini Bang Yasa tukang paket kan? Yang suka diceritain sama Desi kalo dikelas"
Ucap temanya Desiana yang tiba-tiba membuat Yasaya mengerutkan keningnya.
"katanya Desiana pernah cerita nih sama kita, Kalo Bang Yasa ini bakal jadi calon imamnya. Lebih tepatnya Desiana suka bilang kalo Bang Yasa bakal jadi jodohnya"
Mendengar pernyataan yang keluar dari mulut temannya Desiana membuat Yasaya semakin terkejut. Maksud dari ucapannya apa? Apa Desiana bercerita tentang dirinya pada temannya bahwa ia akan menjadi calon imamnya? Maksudnya jodohnya? Apa Desiana berkata seperti itu pada teman-temanya?
"Nda Lo ngomong apa sih?"
Terdengar suara Desiana yang marah pada temannya itu.
"Emang bener kan? Kenapa sih? Oh Bang Yasa tahu gak? Kalo Desiana itu suka sama Bang Yasa, sampai-sampai tiap hari dia bakal terus cerita tentang Bang Yasa. Bang Yasa gantenglah, bang Yasa baiklah, bang Yasa inilah, itulah....pokonya Desiana suka cerita banyak soal Bang Yasa. Iya gak Des?"
Yasaya semakin dibuat tidak berkedip mendengar kelanjutan cerita teman Desiana itu. Jantungnya justru kini yang merespon dan bereaksi dengan berpacu lebih cepat dari sebelumnya.
"Satu lagi Bang, tadi Desiana juga teriak pas bell bunyi. Dikira kenapa eh ternyata karna kesenengan bakal dijemput sama Bang Yasa..." Sambung teman Desiana lagi.
Benarkah apa yang temannya bilang? Yasaya bahkan hampir tidak percaya.
"UDAH STOP BERHENTI!"
Mendengar nada suara Desiana yang meninggi membuat Yasaya tersadar. Seperti nya Desiana marah, bisa terlihat dari raut wajah yang tertekuk juga merah menahan marah. Melihat tatapan tajam Desiana pada teman yang sudah berbicara itu membuat Yasaya tak bisa melakukan apa-apa.
"Arggghhh...."
Geraman yang Yasaya dengar dari Desiana itu sudah menunjukan bahwa gadis itu benar-benar tengah marah dan sedang menahan emosinya. Desiana langsung pergi begitu saja tanpa berkata-kata.
Melihat Desiana yang pergi membuat Yasaya ingin mengejarnya, namun tak jadi ketika mendengar ucapan yang keluar dari teman Desiana.
"Eh....kayanya tadi gue berlebihan ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Paket ∆END∆
Hài hước"Permisi, paket" Gak tahu kapan pertama kali gue liat tukang paket, tapi pas waktu mau berangkat sekolah, gak sengaja dijalan ketemu sama Abang paket yang punya sejuta pesona. Siapa sangka, Abang paket yang suka nganterin paket dengan penampilan cir...