∆Bang Paket 6∆ Tanpa Masker

25 13 3
                                    


Kebetulan saat ini Desiana tengah disuruh sang mama untuk mengantarkan kue kering yang dibuat mamanya untuk tantenya yang rumahnya berkisar tak jauh dari rumahnya.

Tapi jika Desiana berjalan kaki, tentu cukup bisa dibilang jauh juga jaraknya.

Desiana berjalan dipinggir jalan dengan sekotak kue kering yang ia pegang dengan kedua tangannya.

"Tuhkan, mending gue yang anter ini kue dari pada harus pake gojek. Kan lumayan ongkosnya bisa buat gue aja. Tambah-tambah uang jajan lah"

"Sekalian jalan-jalan juga, sumpek dirumah terus"

"Jadi pengen kuenya" ucap Desiana yang melihat sekotak kue kering dengan kotak transparan "kalo cicip satu boleh kali ya?"

"Salah mama juga yang belum kasih aku kue keringnya. Malah langsung dianterin ke rumah Tante Dewi"

"Ambil satu gak akan berkurang banyak kan? Gak akan keliatan juga kalo ilang satu" ucap Desiana ingin membuka kotak wadahnya.

Tiiin

"Permisi mbak?"

Jantung Desiana terlonjak kaget sampai ia langsung mendongak pada orang yang hampir saja membuatnya mati muda.

Deg

Sudah dikagetkan dengan suara klakson motornya, sekarang Desiana malah harus dikagetkan dengan sosok yang berada diatas motornya.

"Maaf mau tanya Mbak, kalo alamat rumah ini sebelah mana ya?" Tanyanya dengan menunjukan alamat yang tertera dilayar ponselnya.

Mata Desiana tak berkedip selama beberapa detik. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman.

"Mbak? Bisa denger saya?"

Tangan Desiana terangkat dan menunjuk ke arah rumah yang ada gang disebelah kirinya "itu Bang. Rumah yang itu" Ucap Desiana masih fokus menatap Bang Paket alis tebal.

"Oh yang itu" ucapnya mengulangi dengan menunjuk rumah yang ditunjuk Desiana barusan.

Desiana mengangguk "Iya" jawabnya tersenyum.

Jantungnya sudah tidak aman sekarang. Ia harus cepat-cepat menyelamatkan jantungnya sebelum terlepas dari tempatnya.

"Makasih ya mbak" ucapnya pada Desiana.

Jantung Desiana berpacu sangat cepat saat Bang Paket itu mengucapkan terimakasih padanya dengan kedua mata menyipit menandakan Bang Paket itu kini sedang tersenyum padanya.

Pandangan Desiana mengikuti laju motor Bang Paket yang berjalan ke arah rumah yang Desiana tunjuk tadi.

"Ganteng banget" ucap Desiana pelan "Gak salah mau disuruh nganterin kue kering ini" Ucapnya melihat kotak Kue kering yang ia pegang "Hikmahnya gue bisa ketemu Bang Paket, ditanyain lagi"

****

"Des" Panggil mamanya.

"Apa ma?" Sahut Desiana.

"Ke minimarket depan dong. Tolong beliin ini nih" Ucap mamanya memberikan satu lembar kertas berisi daftar list belanjaan.

Desiana menatap mamanya dan kertas berisi daftar list secara bergantian.

"Malem-malem gini? Disuruh beli belanjaan?" Tanya Desiana tak habis fikir pada mamanya.

"Baru jam 7 des, bukan tengah malem" balas mamanya.

"Tetep aja mah, ini udah malem. Anak perawan gak baik keluar abis magrib kaya gini mah" ucap Desiana.

"Udah cepetan pergi ke minimarket, keburu tambah malem" titah mamanya.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang