∆Bang Paket16∆ Gagal Fokus

15 15 1
                                    


"Pagi ini sekolah berangkat sama siapa Des?" Tanya Tante Dewi.

"Sendiri tan" jawab Desiana yang sedang menuangkan air putih kedalam gelasnya.

"Berangkat sekolah sendiri?" Tanya Arta yang baru datang bergabung di meja makan ikut bertanya.

"Iya" jawab Desiana.

"Naik apa?" Tanya Arta lagi.

"Angkot" jawab Desiana dan duduk dikursinya untuk mulai sarapan.

"Gak usah naik angkot. Bareng sama Yasaya aja, sekalian dia juga mau pulang " Ucap Arta "Nah tuh orangnya dateng" Ucap Arta yang melihat Yasaya sudah siap dengan jaketnya untuk pulang.

"Ada apa?" Tanya Yasaya bingung menjadi objek perhatian orang yang ada di meja makan.

"Gak usah Bang. Beneran gak usah" Ucap Desiana langsung berdiri membujuk Arta agar tidak usah repot-repot memberi bantuan yang menjerumuskan.

Yasaya melirik bingung pada Arta juga Desiana.

"Jadi gini Sa" Ucap Arta ingin menjelaskan "Lo kan sekarang mau balik? Kalo Desi nebeng sama Lo bisa gak? Sekalian anterin dia kesekolah"

"Gak usah, gak usah repot-repot. Bisa berangkat sendiri kok naik angkot" Sela Desiana cepat.

Yasaya melirik Desiana "Gak papa Na, biar sekalian kan? Biar gak usah naik angkot takutnya macet nanti"

"Iya tuh, gak keberatan kok. Gak ngerepotin kan Sa?" Tanya Arta.

"Iya enggak kok. Santai aja" balas Yasaya.

"Tuh Des, berangkat sama Yasa aja yah? Gak usah naik angkot" Tambah Tante Dewi.

"Iya. Biar hemat sekalian uang jajannya" Sahut Arta lagi menambahkan.

Desiana melirik semua orang yang ada disana satu persatu dengan kebingungan yang mulai melanda otak dan hatinya "Mau sarapan dulu deh" Ucap Desiana kembali duduk dan lanjut sarapan saja.

"Mau sarapan juga gak Sa?" Tawar Arta yang sudah duduk dikursi sebelah Desiana.

"Gak usah Ta" Balas Yasaya pada Arta "Na? Tunggu didepan ya" Ucapnya pada Desiana.

Desiana hanya mengangguk kaku dengan detak jantung yang mulai senam pagi membuat dirinya jadi tidak tenang. Semua ini gara-gara Bang Arta! Desiana sendiri sih senang juga bisa diantar Bang Yasa, tapi kan? Tapi kan...gimana ya? Susah dijelasin.

****

"Udah Na?" Tanya Yasaya pada Desiana yang sudah mendudukan dirinya di atas motor metik hitam Bang Yasa yang selalu digunakan untuk mengantar paket.

"Udah" jawab Desiana.

"HATI-HATI DESA..." Teriak Arta ketika Yasaya ingin menjalankan motornya.

Yasaya maupun Desiana langsung menoleh pada Arta yang berdiri di ambang pintu dengan tersenyum lebar ke arah mereka.

"Gak usah teriak-teriak. Jangan panggil Desa juga! Tapi Desi" Ucap Desiana membalas teriakan Arta. Lagipula kenapa Arta harus teriak-teriak segala? Jarak antara mereka sekarang kan tidak terlalu jauh? Hanya sebatas Pintu rumah dengan luar gerbang.

"DE-SA" Ucap Arta mengejanya "Singkatan dari Desiana dan Yasaya" Jelas Arta dan mampu membuat Desiana menatap tak percaya pada Abangnya itu.

Sedangkan Yasaya sendiri hanya terkekeh kemudian tersenyum.

****

"Nanti....pulang sekolah dijemput siapa Na?" Tanya Yasaya ketika mereka dijalan.

"Gak dijemput siapa-siapa" jawab Desiana berusaha bersuara normal.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang