∆Bang Paket19∆ Sudut pandang1

18 11 0
                                    

"Lo tertarik sama adik gue?" Tanya Arta.

Yasaya hanya diam menatap Arta.

"Serius Lo tertarik sama Desi? Kalo Lo diam itu artinya bener? Iya?" Tanya Arta lagi.

Yasaya mulai mengangguk dua kali sebagai balasan akan pertanyaan Arta barusan.

"Dari kapan?" Tanya Arta langsung meninggalkan permainannya dan lebih memilih untuk fokus dengan pembicaraan nya.

Yasaya mengangkat kedua bahunya "Gak tahu" balasnya.

"Terus sekarang? Apa yang Lo rasain sama adik gue? Lo suka sama dia?" Tanya Arta.

"Gak tahu juga sih ini cuma sekedar rasa tertarik doang atau beneran suka. Tapi... awalnya sih gue cuma biasa aja liat Desiana, karna jujur pertama kali gue ketemu lagi sama dia itu waktu gue anterin paket dan gak sengaja dijalan beberapa kali ketemu sama dia yang mau berangkat sekolah" jelas Yasaya.

"Tapi mungkin karena seiring waktu jadi sering ketemu, ya gue ngerasa gue tertarik.....atau udah suka" sambungnya.

"Oh jadi gitu, pantesan waktu tadi kalian ketemu langsung saling sahut nama gitu" Ucap Arta

"Iya. Dan gue beneran gak nyangka banget kalo Desiana itu adik sepupu Lo yang waktu kecil itu. Seriusan, gue kaya gak percaya" Ucap Yasaya.

Arta terkekeh "Iya. Lo gak percaya, karena Lo bakal jatuh cinta sama bocah kecil yang suka minta permen terus sama Lo tiap main kesini"

"Bisa jadi. Tapi beneran kan dia belum punya pacar? Gimana kalo ternyata udah?" Tanya Yasaya.

"Lo mau deketin adik gue nih? Seriusan? Kalo emang serius, gue bantuin biar kalian deket gimana? Gue ada nomornya. Lo mau?" Tawar Arta.

"Boleh emang kalo gue mau deketin adik Lo?" Tanya Yasaya.

"Ya boleh lah. Lo itu temen baik gue, dan Desiana itu adik gue. Kalian gak ada hubungan sodara apapun, jadi bisa. Gue malah seneng kalo adik gue sampai jadi sama Lo"

"Kalo gitu gue minta nomor nya"

****

Yasaya berhenti didepan rumah yang menjadi alamat ia mengirim paket. Ia menyamakan dulu alamatnya dengan alamat yang tertulis dilayar ponselnya dan alamatnya sudah bebar. Ia pun segera turun dari atas motornya dan mengambil paket yang ingin ia berikan.

"Permisi, paket"

Tak ada sahutan dari orang rumah yang saat ini ia datangi. Masih berdiri disana dan melirik ke semua sekitarnya lalu ia mencoba kembali bersuara.

"Permisi, paket" Ucap Yasaya dengan nada tinggi agar lebih terdengar oleh sang pemilik rumah.

Namun sampai saat ini belum ada pertanda orang yang akan keluar dari rumah untuk mengambil paketnya. Yasaya pun akhirnya mencoba mengirim pesan pada orang yang memesan paketnya dan memberitahukan bahwa paketnya sudah datang.

Mbak, ini paket nya sudah datang, saya sudah di depan rumah mbak.

Menunggu sampai beberapa menit hingga akhirnya ia menerima balasan dari orang yang memesan paketnya.

082527272782
Bentar bang, saya otw pulang.

Pantas saja tidak ada orang yang nenyahut, rupanya orang yang memesan paketnya sedang tidak ada dirumah pikir Yasaya.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang