"Will you marry me"
Desiana bergeming ditempat. Kedua matanya masih memperhatikan kotak merah yang Yasaya pegang saat ini. Jantungnya berdetak sangat cepat, rasanya Desiana seperti sedang bermimpi.
"Udah terima aja kak" Ucap Silvi membuat Desiana menoleh sekilas lalu menatap pada mamanya yang berdiri disana tengah melihat padanya.
Desiana seperti berbicara lewat tatapan mata dengan mamanya, apa benar Desiana harus menerimanya? Sebuah senyum tulus dengan anggukan Desiana dapat dari mamanya. Apa itu artinya ia harus menerimanya?
Kembali Desiana menatap Yasaya yang memang sedang menatap padanya sedari tadi. Menunggu jawaban yang akan Desiana berikan.
Setelah mengingat kembali kilas memory tentang Yasaya selama ini bersamanya, Desiana akhirnya mengangguk dan menjawab dengan bibir yang bergetar.
"Yes. I Will"
Semua orang yang ada disana langsung bertepuk tangan selepas jawaban Desiana terdengar. Senyum dapat dilihat dari semua anggota keluarganya begitupun dengan Yasaya sendiri yang tersenyum mengembang.
"Makasih Na, makasih" Ucap Yasaya segera memeluk Desiana dengan erat dan beberapa kali mengecup puncak kepala Desiana hingga membuat orang-orang yang ada disana berseru menggoda.
"Cie...cepet nikah nih" Goda Silvi.
Desiana semakin memeluk erat Yasaya dan menyembunyikan wajahnya. Ia merasa malu oleh semua orang yang ada disana, terutama ia malu pada mamanya sendiri.
****
Gitari tersenyum nanar melihat sebuah undangan yang bertuliskan nama sepasang pengantinnya yang tak lain adalah Yasaya Alkian & Desiana Irabela. Terukir indah dengan sebuah pita berwarna merah berpolet putih dan dengan warna kartu berwarna putih.
Desiana melihat pantulan dirinya didepan cermin. Dirinya sudah selesai dihias bak pengantin pada umumnya. Memakai kebaya berwarna putih dengan untaian panjang kebelakang, dan rambut yang disanggul tinggi dengan beberapa hiasan disana. Wajahnya juga sudah dipoles dengan make-up yang tebal-seperti pada pengantin umumnya.
Sedangkan diposisi lain, Yasaya sudah duduk didepan penghulu dengan terhalang oleh meja kecil diantara mereka. Papanya Desiana juga sudah ada duduk bersamanya sebagai wali nikah. Semua para tamu sudah berdatangan dan duduk dikursi yang sudah disediakan. Yasaya sendiri sudah lengkap memakai kemeja putih dengan balutan jas hitam dengan peci dikepalanya.
Acara ijab kabul dilaksanakan digedung yang sudah disewa. Sudah dihias dengan sedemikian rupa agar menghasilkan dekoran yang indah. Semua bernuansa serba putih, mulai dari bunga-bunga, sampai yang lainnya. Tamu yang diundang sekitar dua ribu lebih, tentu dari teman, kerabat, dan semua orang yang dikenal Desiana juga Yasaya.
Desiana keluar didampingi oleh kedua ibunya, yang tak lain adalah Mamanya juga Bunda dari Yasaya yang juga akan menjadi ibunya juga. Sementara dibelakang sana Silvi memegangi untaian kebaya Desiana yang panjang agar memudahkan Desiana berjalan.
Duduk bersebelahan dengan Yasaya diatas altar dengan semua tamu yang menyaksikan membuat Desiana berdebar. Ia tidak pernah menyangka akan berakhir disini, bersama Yasaya diatas altar dengan seorang penghulu dihadapan mereka dan Papanya yang akan menjadi wali sah dirinya. Bahkan sekarang tangan Yasaya sudah menjabat tangan papanya.
Desiana sendiri hanya menunduk, apalagi dengan hiasan dikepalanya yang terasa berat juga bulu mata palsu yang dipakainya membuat dirinya menatap kebawah karna merasa berat.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Desiana Irabela dengan mas kawin seperangkat alat sholat ditambah uang senilai seratus juta dibayar tunai" Ucap Papanya yang terdengar jelas dengan suara mic.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Paket ∆END∆
Humor"Permisi, paket" Gak tahu kapan pertama kali gue liat tukang paket, tapi pas waktu mau berangkat sekolah, gak sengaja dijalan ketemu sama Abang paket yang punya sejuta pesona. Siapa sangka, Abang paket yang suka nganterin paket dengan penampilan cir...