∆Bang Paket27∆ Martabak Telor

15 10 1
                                    

"Na?" Panggil Yasaya dan membuat Desiana menoleh "Udah makannya?" Tanya Yasaya.

Desiana mengangguk "Udah" jawabnya.

"Sini" Ucap Yasaya mengambil piring bekas Desiana untuk ia simpan dibawah bangku bersama dengan piring bekasnya.

Yasaya berdiri menghampiri Abang penjual nasi goreng.

"Jadi berapa Bang?" Tanya Yasaya.

"Dua puluh lima ribu aja mas" Ucapnya dan membuat Yasaya langsung mengeluarkan uang dari sakunya.

"Ini Bang, kembalian ambil aja" Ucap Yasaya menaruh satu lembar dua puluh dan satu lembar sepuluh ribu.

"Makasih Mas" ucap Abang nasi goreng.

"Sama-sama Bang" Balas Yasaya berjalan mendekati Desiana yang sudah berdiri didekat motornya.

"Mau kemana lagi?" Tanya Yasaya pada Desiana.

"Hmmm...terserah Bang Yasa aja" Balas Desiana.

"Yaudah ayo naik" Ucap Yasaya menaiki motornya dan langsung menyalakan mesin motornya.

"Mau kemana?" Tanya Desiana bingung.

"Udah naik dulu aja" Ucap Yasaya.

Desiana pun menurut naik dijok belakang, tapi Yasaya masih belum menjalankan motornya.

"Kenapa gak jalan?" Tanya Desiana.

Kedua tangan Yasaya menarik kedua tangan Desiana agar dilingkarkan nya tangan itu untuk memeluk pinggangnya. Pipi Desiana merona dibuatnya hingga ia pun tak bisa menyembunyikan senyumnya.

"Lain kali harus pegangan gini, biar gak jatoh" Ucap Yasaya.

"Emang anak kecil?" Balas Desiana tertawa karna tak bisa menyembunyikan detak jantungnya yang berdebar kencang.

Yasaya ikut tertawa dan tak lama motornya pun berjalan berbaur dengan kendaraan lainnya. Dimalam malam begini, Yasaya mengajak Desiana naik ke atas jembatan penyeberangan MTH square. Disana mereka dapat melihat bagaimana dibawah sana lalu lalang kendaraan yang macet. Juga melihat beberapa bintang yang dapat mereka lihat jika mendongak menatap langit diatas.

"Kita mau ngapain disini?" Tanya Desiana yang sedang memperhatikan bagaimana keadaan jalanan dibawah sana dengan sesekali matanya menangkap satu atau dua pasangan anak muda yang sedang berjalan bergandengan.

Tangan Yasaya masih setia menuntun tangan Desiana untuk menuju tangganya dan berjalan hingga mereka ditengah-tengah dan berdiri disana.

"Gak ngapa-ngapain. Cuma aku mau ajak kamu buat liat pemandangan dari sini aja, Gimana? Bagus kan?" Tanya Yasaya menoleh pada Desiana.

Desiana mengangguk. Ia mengakui bahwa ia senang bisa melihat bagaimana keindahan Jakarta dimalam hari dan melihatnya dari atas jembatan penyeberangan MTH square ini. Dibelakang mereka banyak juga yang berlalu lalang tapi untuk menyebrang, bukan untuk diam disana seperti mereka berdua.

"Iya, bagus" jawab Desiana.

"Na" Panggil Yasaya masih menatap pada beberapa pedagang dijalanan yang masih buka dan setelahnya beralih menatap langit yang terdapat beberapa bintang kecil yang bisa dilihat.

Desiana hanya menoleh pada Yasaya tanpa berkata apa-apa. Kedua tangan mereka menopang dibesi pembatasnya.

"Rasanya gak percaya ya, kita bisa berdiri disini berdua, dengan status yang udah berbeda" Ucap Yasaya.

Desiana sama memandang langit diatas, dengan senyum yang sama ia juga merasa tidak menyangka. Tukang paket yang pertama ia kenal dan ia suka secara diam-diam karna alis tebalnya. Kini resmi menjadi pacarnya.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang