∆Bang Paket 2∆ Meet Again

30 13 1
                                    


Kedua mata Desiana tak hentinya menyapu setiap sudut jalanan, tapi objek yang ingin ia lihat tak kunjung muncul dinetra penglihatannya.

"Cari apa sih? Daritadi celingak-celinguk gitu?" Tanya Intan.

Desiana menoleh pada Intan, lalu menggeleng. "Enggak. Gak cari apa-apa. Lagi pengen liat sekitar aja, hehe." Jawabnya--tak mau mengaku pada Intan--bahwa ia sedang ingin melihat sosok tukang paket yang berkeliaran seperti kemarin.

"Kirain." Ucap Intan. "Oh ya, tukang paket alis tebel yang kemarin kok gak keliatan ya?"

Desiana yang mendengar Intan menyebutkan tukang paket, langsung mengeluarkan lampu hijau--pertanda apa yang Intan bilang, sama dengan apa yang Desiana rasakan. "Iya ya? Kemana ya? Kok gak keliatan kaya kemarin." Sahut Desiana cepat.

"Padahal ngarep pengen papasan lagi. Gue penasaran sama mukanya itu kaya gimana." Ucap Intan.

"Iya sama, gue juga." Sahut Desiana cepat.

"Baru kali ini ya liat tukang paket kaya gitu, biasanya tukang paketnya itu biasa-biasa aja, gak ada menarik-nariknya." Ucap Intan lagi.

"Iya sama, gue juga." Balas Desiana cepat.

"Pengen deh ketemu lagi, papasan, siapa tahu maskernya dibuka terus bisa liat wajahnya." Ucap Intan berharap.

"Iya sama, gue juga." Sahut Desiana ikut berharap.

"Lo daritadi, perasaan ngomongnya iya sama, gue juga. Gitu mulu perasaan jawabnya." Komen Intan.

"Terus harus bilang apa? Emang sama, gue juga pengen ketemu lagi sama tukang paket kemarin. Salah?" Tanya Desiana.

"Ya gak usah pake kalimat sama terus juga, cari kalimat lain kek."

"Ribet."

"Dih?"

***

"Ri, ada pulpen dua gak?" Tanya Desiana pada Riri--teman sebangkunya.

"Ada." Jawab Riri.

"Mau pinjem dong, pulpen gue abis." Pinta Desiana.

"Bentar." Riri meraih tempat pensilnya dan mengambil pulpen untuk dipinjamkan pada Desiana. "Nih."

"Makasih." Ucap Desiana, kembali pada buku catatannya untuk lanjut menulis apa yang tertera dipapan tulis.

"Desi?" Panggil Riri.

"Hm?" Sahut Desiana--singkat--karna masih fokus menulis.

"Lo tahu Arya, kan?" Tanya Riri.

"Ya." Sahut Desiana sekenanya.

"Itu ... Hmmm, gimana ya?" Ucap Riri tak jelas.

"Kenapa? Ada masalah emang sama Arya?" Tanya Desiana tertarik, langsung teralih dari tulisan yang ada dipapan tulis.

"Gak ada masalah sih." Ucap Riri.

"Terus?" Tanya Desiana penasaran.

"ITU YANG DIBANGKU DEPAN. KENAPA MALAH NGOBROL? CEPAT MENULISNYA. IBU AKAN KEMBALI MENERANGKAN." Tegur guru, yang berhasil memergoki Desiana dan Riri yang malah mengobrol.

"Cepetan tulis tuh." Titah Desiana pada Riri--sementara dirinya sudah kembali menulis. "Dilanjut ntar ceritanya, gue jadi penasaran." Sambungnya berbisik, dengan melirik sekilas pada Riri.

***

"Jajan yuk, udah laper nih. Haus juga mau minum." Ajak Desiana pada Riri--sambil bangkit dari duduknya.

Bang Paket ∆END∆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang