Apa jadinya jika pengabdi ketenangan berpacaran dengan pemuja keramaian?
Dua sisi yang saling bertentangan kini bertabrakan, hancur dan berantakan. Puing-puingnya masih ada, berserakan di mana-mana. Hampir saja melukai banyak orang yang melintas di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jalan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Gadis itu terus melangkah tanpa memedulikan seorang lelaki yang entah sejak kapan sudah membuntutinya dari belakang. Malam ini benar-benar menyebalkan, selain ban motor Sharona bocor ketika hendak mengantarnya pulang usai acara pementasan, kini ia harus menguras tenaga supaya bisa cepat sampai di halaman rumah. Mengingat malam semakin larut, membuat bulu kuduknya menegang sebab takut.
"Ada ranting ada kayu, I nothing without you!"
Sederet kalimat singkat menguar bebas setelah diucap, menyusup masuk melalui celah telinga, menyentuh relung hati sang empunya, lantas membuat gadis itu hendak muntah tiba-tiba.
"Tukang tahu ngebanting palu. Gak tahu, I just can't thinking about you!"
"Sarung atlas, sarung wadimor. Whatever your past, I always love you more!"
"Gue cinta sama lo! Lo dengar? Gue cinta!" tekannya berulang-ulang dengan masih tidak diindahkan. "Heh! Ayang!"
Mua mengeluarkan roti sisa makan siang dari Lintang, kemudian menggigitnya lebar-lebar. Seruan lelaki di belakang masih terdengar mengusik ketenangan, namun sebisa mungkin ia abaikan.
"Sebagai suami paling perhatian, gue tuntun lo ke jalan yang benar!" katanya membuat Mua berdesis malas, hampir saja menghantam bibirnya yang culas. "Gue antar lo pulang!"
Mua tetap berjalan mengais kilometer jarak sendirian, hingga pada akhirnya lampu dari motor sport di belakang mulai menyorot benderang, kemudian bergerak mendekat lantas menghadang.
Gadis itu mendengkus kesal, sementara lelaki di depan sudah menyengir lebar. "Untuk yang ke dua ribu lima ratus satu kali gue tekankan; gue cinta sama lo Mua sayang."
"Gak ada yang bisa menggantikan posisi lo walaupun lo udah meninggal, bahkan ketika kit-nghhhh!"
Tanpa mengulas jawaban, Mua berjalan santai usai menyumpal mulut lelaki di depan menggunakan bungkus roti yang tadi ia pegang. Gadis itu sudah tak ingin lagi mendengar beragam basa-basi busuk yang terlontar. Cukup menjijikkan untuk ukuran remaja yang masih di bawah asuhan keluarga.
Seharusnya yang mereka pikirkan adalah cita, bukan cinta.
"Atas nama Bapak Yana Mulyana selaku Wali Kota Bandung tercinta, aing bersumpah akan mendapatkan salah satu wargamu dengan karakteristik sedingin antartika!" pekiknya di tengah keramaian tanpa ada rasa sungkan.
***
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Antartika dan Arktik memang butuh matahari, tapi enggak seintens ini."—Muara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Meskipun gue bukan samudra yang sebenarnya, tapi gue harap, gue bisa menjadi tempat bermuara paling indah buat dia." —Rayyan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Samudra ... jika engkau benar mencintainya, dekap ia seerat-eratnya sampai tidak lagi merasa kedinginan." —Madagaskar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Samudra gak melulu perihal wadah, barangkali samudra yang sebenarnya sedang menemani laju arus kita."—Lintang.
***
Air yang semula dingin menjadi hangat, namun keruh sebab tak dirawat. Semuanya berebut ingin menjadi samudra untuk Muara. Tapi masing-masing dari mereka kerap melukainya.
Jadi, menurut kalian, kira-kira siapa yang pantas menjadi samudra?
Tim MUA-RAY?
Tim MUA-DA?
Atau malah tim legend MUA-TANG?(Opsional)
Btw, cuma mau spoiler aja, di lapak ini ada innalilahinya:)))
.·´¯'(>▂<)´¯'·.
Guys! Saya harap kalian dapat menghargai karya seseorang. Lebih tidaknya ketika kalian memberi support dan meramaikan, akan membuat dia senang serta semangat menulis bab-bab berikutnya. Sebab, terkadang saya pun merasa malas untuk menjabarkan isi pikiran hanya karena merasa bahwa karya saya gak woth it untuk dibaca.
So, jangan lupa vote, komen, sekaligus follow, ya!!
Saya sangat-sangat berterimakasih untuk para pembaca setia yang menunggu karya-karya saya, yang memberi dukungan dan semacamnya.
I LOVE YOU, GUYS! I LOVE YOU SO MUCH! I LOVE YOU MORE AND FOREVER!