Apa jadinya jika pengabdi ketenangan berpacaran dengan pemuja keramaian?
Dua sisi yang saling bertentangan kini bertabrakan, hancur dan berantakan. Puing-puingnya masih ada, berserakan di mana-mana. Hampir saja melukai banyak orang yang melintas di...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"When your protector is your predator, it ain't fair."
(-_-;)・・・
Formasi duduk mereka sudah berubah. Mua yang semula berada satu meja dengan Wahiya, kini harus pindah sebab kursi tersebut telah dikuasai oleh Sharona beserta teman-teman Rayyan lainnya. Terdengar gelak tawa yang keluar dari sela bibir merah mencetar, kemudian disusul dengan gema suara Fabian melanjutkan cerita konyol yang tengah menguar.
"Kok orang-orang kalau bengong bisa langsung mikirin hidup? Gue kalau bengong malah mikir Juni itu cewek, sedangkan Juli itu cowok. Terus kalau September itu sifatnya soft banget. Sedangkan yang paling galak Januari," celoteh Fabian asyik sendiri.
Sharona mendelikkan mata, terlalu antusias mendengarnya. "Ih, demi aya? Aing teh malah mikir lamun Juni sama Juli eta kembar. Tapi Januari yang lahir duluan. Nah, lamun yang paling kasep mah Desember. Oktober anak bawang. April awewestrong. Mei terlalu feminin. Terus, November eta geulis pisan."
"Agustus sih yang paling rajin," tambah Guandra semakin membuat pusing.
"Henteu, Agustus paling maco," tolak Sharona mentah-mentah.
Fabian mengerucutkan bibir sebelum kembali berargumen. "Januari sama Desember kembar beda gender."
"Aya-aya wae, masa kembar selang sabelas bulan?"
Fabian menumpukan kedua tangan di atas meja seolah hendak membantah serius penuturan Sharona. "Desember lahir duluan, baru Januari. Simpel, kan?"
"Simpel tai lo simpel. Pala gue nih pening dengerin kalian ngobrol!" ketus Kalis.
Di lain meja, Mua memandang dreamy caramelmilkshake di depan seakan enggan untuk menengguknya sekarang. Jauh di dalam lubuk hati, gadis itu mewanti-wanti. Sebenarnya, Sharona ini sudah berapa lama bersahabat dengannya, sih? Mengapa perkara minuman saja ia tidak mengerti? Bukankah ia tahu sedari dulu jika Mua tak suka susu? Seharusnya, minuman ini bisa disubstitusi dengan kopi hitam berjenis ekspresso atau americano. Itu jauh lebih baik untuk menemaninya mendengarkan percakapan Rayyan yang tidak pernah sejalan dengan masa depan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.