Chapter 3

45 16 7
                                    

Bismillahirrahmanirrahim ✨

Chapter 3

🕊️

"Ayah, ajarin Rafka tugas bahasa Jawa," ucap Rafka menghampiri Alan.

Alan menggeser duduknya, supaya anak sulungnya bisa duduk di sampingnya, "sini, duduk, kamu baca soalnya," jawab Alan.

Rafka duduk di samping Alan, ia mulai membuka buku paket dan buku tulisnya.

"Teks kanggo soal nomor 1-3," ucap Rafka membaca perintah soalnya.

*kanggo=untuk

Belum selesai Rafka membaca soal nomor 1, Arya datang dengan buku bahasa Jawa di tangannya.

"Ayah, Arya ada tugas bahasa Jawa, Arya ga paham sama soalnya, soalnya aksara Jawa," ucap Arya seraya duduk di samping Alan.

Kebetulan sofa yang di tempati Alan ini lumayan panjang. Mampu menampung tiga sampai empat orang.

Rafka memandang Arya tak suka. Udah tau dia lagi mengerjakan tugas bahasa Jawa, tapi malah Arya datang minta di ajarin bahasa Jawa juga.

"Ni anak sengaja apa gimana?" batin Rafka.

"Gantian, ya, Ayah lagi ngajarin Kak Rafka dulu, Arya ngerjain tugasnya nunggu Kak Rafka selesai, ya?" jawab Alan lembut pada putra bungsunya.

Arya menggeleng tak terima, "ngga mau, tugas Arya lebih susah dari tugas Kak Rafka."

Rafka menautkan kedua alisnya. Sejak kapan tugas adik kelas lebih susah dari tugas kakak kelas?

Padahal tugas punya Arya kalo Rafka liat itu sangatlah mudah. Bagi Rafka yang udah hafal aksara Jawa itu adalah tugas gampang. Kita hanya tinggal menterjemahkan aksara Jawa itu ke tulisan biasa.

Sangat mudah bukan?

"Nanti Ayah ajarin, sekarang Ayah mau nyelesein tugasnya Kak Rafka dulu," jawab Alan yang berusaha adil terhadap kedua anaknya.

Riyana datang dengan nampan yang berisi gelas. Di letakkan nya nampan itu di atas meja. Ia kemudian duduk di kursi yang kosong.

"Udahlah, Yah, ngalah aja, ajarin Arya dulu, kasian dia, lagian Rafka juga bisa nanti setelah Arya mengerjakannya, iya, 'kan Rafka?" ucap Riyana sambil menatap Rafka.

Jujur dada Rafka terasa sesak saat bundanya lebih membela Arya dari pada dirinya.

Dengan sangat terpaksa Rafka mengangguk, "iya, Bun. Punya Arya aja dulu, Rafka juga masih ada tugas lain yang harus Rafka kerjakan," alibinya.

Bohong jika memang ada tugas yang belum Rafka kerjakan. Rafka ini tipikal anak yang rajin. Jika ada tugas, langsung ia kerjakan, kecuali jika memang dia nggak paham dengan mata pelajaran itu, contohnya bahasa Jawa.

"Bener, nih, punya Arya dulu?" tanya Alan.

Pasalnya ia dapat membaca raut wajah Rafka. Keliatan sekali anak sulungnya itu tengah berbohong.

Rafka mengangguk, "iya, Yah."

"Yes! Gitu dong! Ngalah sama adeknya, tugas Arya juga mau di kumpulkan besok," senang Arya sambil membuka buku bahasa Jawanya.

"Tugas gue juga mau di kumpulkan besok, bangsat!" batin Rafka.

Rafka membereskan buku-bukunya, "ya sudah, Rafka ke kamar dulu, mau ngerjain tugas, ntar kalo udah selesai Rafka balik lagi ke sini, kalo nggak balik berarti tugas Rafka udah selesai."

Rafka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang