Bismillahirrahmanirrahim ✨
Chapter 5
🕊️
"Ayah, pijitin kaki Rafka, kaki Rafka sakit, tadi kesleo," ucap Rafka menghampiri Alan yang sedang menonton tv.
"Sini," jawab Alan sambil menepuk sofa kosong di sampingnya.
Rafka duduk di sofa, kemudian satu kaki yang sakit ia letakkan di atas paha Alan, ia memberikan minyak gosok yang di belikan Riyana tadi pada Alan.
Alan mulai pelan-pelan mengoleskan minyak gosoknya pada pergelangan kaki Rafka. Kemudian sedikit menekannya.
"AKHH!!" Jerit Rafka, tangannya menahan tangan tangan Alan yang sedang memijatnya.
"Pelan-pelan, Yah, sakit," tutur Rafka.
Alan mengangguk, "ini juga udah pelan, kok, kayanya kaki kamu kecetit, deh, makanya baru di pijit dikit langsung sakit. Kalo cuma njarem biasanya langsung sembuh."
Rafka mengangguk, "iya, Rafka kira juga kaki Rafka kayanya kecetit, terus biar cepet sembuh kaki Rafka di apakan, Yah?"
"Amputasi."
Bukan Alan yang menjawab, bukan juga Riyana. Melainkan Arya. Arya kemudian duduk di karpet berbulu depan tv.
"Manja banget, kesleo dikit langsung minta pijit," ucap Arya.
"Lo nggak tau apa-apa mending diem!" jawab Rafka.
Arya mengganti chanel di tv menjadi kartun kesukaannya, "gue tau, kok," ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Rafka.
"Lo itu nggak ngerasain sakitnya, mending nggak usah banyak bacot! Asal lo tau, bacotan lo itu nggak guna, bukannya sembuh kaki gue malah tambah sakit dengerin bacotan lo!" ucap Rafka geram.
"Emang dasar lo nya aja yang lebay," jawab Arya.
"Mau lo apa sih?!" nada suara Rafka mulai meninggi.
"Udah nggak usah berantem, kalian saudara, harusnya akur, bukan malah bertengkar kaya gini," sela Alan sambil mengelus kaki Rafka.
"Mas Rafka duluan, tuh, Yah," jawab Arya.
"Bukannya elo duluan, ya, yang ngajakin perang?" tanya Rafka sinis.
Arya berbalik ke memirsa Rafka, "gue nggak ngajakin lo perang, kok. Gue cuma ngomong fakta."
"Rafka, Arya, udah! Kalian ini udah pada gede, tapi kelakuannya masih kaya anak kecil, masih suka berantem," tegur Alan.
Tatapannya beralih menatap putra bungsunya, "kamu Arya, udah tau Mas Rafka lagi sakit, malah di bilang lebay."
Kemudian ia berganti memandang Rafka, "kamu juga Rafka, udah tau adik kamu tukang kompor, seharusnya nggak kamu tanggapi."
"Enak aja, Arya nggak tukang kompor, ya, Yah. Arya cuma ngomong fakta," jawab Arya tak terima.
"Ngapain lo ngomong ke temen-temen kalo gue pake lipen, ngomong ke temen-temen kalo gue pukul elo, emang kapan gue mukul, lo, anjing!" sentak Rafka.
Mendengar anaknya berbicara kasar, Alan menekan kaki Rafka yang sakit sedikit keras.
"AKHH!!! AYAAH!!" Jerit Rafka.
"Kapan ayah ngajarin kamu ngomong kasar?!" tanya Alan judes.
Rafka diam, ia mengelus-elus kakinya yang baru saja di tekan Alan, matanya sedikit berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka [END]
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU BARU BACA] [VOTE, KOMEN, MASUKIN READING LIST!] [PART MASIH LENGKAP] Intinya gini.... Nah gitu. Intinya nggak tau mau bikin deskripsinya kaya apa. Kalo suka, ya, baca aja. Kalo nggak suka silahkan menjauh, dan tolong jangan tinggalkan h...