Rafka [END]

Chapter 4

Bismillahirrahmanirrahim ✨

Chapter 4

🕊️

Kumpul bareng temen memang paling asyik, bahkan bisa lupa waktu. Apalagi kalau kita sudah terlanjur nyaman dengan sikap dan kebiasaan mereka.

Seperti yang di lakukan Rafka saat ini. Sudah sejam lebih lamanya ia ngumpul bareng anak-anak deket perumahannya. Ngumpulnya di masjid. Soalnya sekalian nunggu sholat ashar tiba.

“Heh! Kalian tau nggak? Mas Rafka itu pake lipen tau,” ucap Arya tiba-tiba saat suasana sedang hening.

Semua orang yang semula terfokus pada ponsel masing-masing kini menatap Rafka dengan kompak.

Tak lama suara tawa keluar dari mulut mereka satu persatu, minus Rafka. Sedangkan Rafka, ia sudah mengumpat sedari Arya selesai membongkar rahasianya.

“Heh, serius, lu, Raf? Lo pake lipen? Yang bener aja lu? Adek gue yang cewe aja nggak lipenan, tuh?” tanya Geri sambil menahan tawanya.

“Hahaha, Rafka, Rafka, lo itu laki-laki, masa pake lipen? Mau belajar jadi cabe-cabean lo?”

“Anjir, hahaha! Ngelawak, lu, Raf? Hahaha!”

“Perasaan dulu pas masih kelas enam SD elo di sunat, deh, Raf, tapi kok, gedenya malah, jadi gini, hahaha?!”

“Rafka, Rafka, ada-ada aja lu!”

“Tapi bibir lu kok nggak merah?” tanya Deni sambil mengamati bibir Rafka.

Satu persatu ucapan demi ucapan keluar dari mulut teman-temannya. Rafka menatap Arya horor.

“Kalo nggak dosa, udah gue cekik lo detik ini juga!”

“Setiap lo mojokin gue, lo aman, karena nggak bakal gue bales. Tapi awas aja kalo sampe elo nge fitnah gue yang enggak-enggak!”

Sedangkan Arya yang di tatap seperti itu hanya tertawa. Ia menganggap ini sebagai lelucon. Menurutnya ini sangat lucu, dan pantas untuk di bagikan dengan teman-temannya.

“Nggak sampe di situ, kemarin pas mau makan siang Mas Rafka juga pake lipen, terus makenya ketebelen, mana belepotan juga, terus bibirnya pink-pink mencolok banget, kaya cabe-cabean yang ada di pasar, hahahaha!!” tambah Arya.

“Bangsat lu! Babi!” umpat Rafka dalam hati.

Ia menatap Arya tajam. Temen-temen yang lain tau kalo hubungan Rafka dengan Arya memang kurang akrab. Mereka juga nggak tau apa alasan Rafka sehingga ia kurang suka terhadap adik kandungnya itu.

“Eh, kalem, Mas, natap Arya nya jangan kaya gitu, kaya mau nerkam aja,” ucap Deni saat melihat tatapan tajam Rafka yang mengarah pada Arya.

“Biasanya kalo udah kaya gini, pesti Mas Rafka bakal judesin gue di rumah,” ucap Arya lemah.

“Dasar! Tukang cari muka lu!”

“Gue juga gak bakal judesin elo tanpa sebab, anjing!”

Rafka hanya bisa membatin. Karena jika dia mengungkapkannya secara langsung, yang ada temen-temennya bakal bela Arya terus.