"Tuan, saya izin buang air kecil dulu, ya." Setelah kembang api besar bersinar di angkasa, gadis itu bangkit dari duduknya. Dia dengan sendirinya undur diri, menuju ke kamar mandi umum yang ada dekat kursi tempatnya dan Lukas duduk. Tuan Serigalanya hanya mengiyakan, dan gadis itu sekejap hilang seolah ditelan bumi.
Sambil menunggu Knela, Lukas menghabiskan sosisnya yang masih tersisa. Laki-laki itu merasakan geletar hatinya yang berdebar hangat. Momen bersama Knela barusan, ditemani kembang api di langit, membuat Lukas ikut merasakan suka cita.
Menghilangkan kebosanan, Lukas sekalian menyalakan kembang api batangan miliknya yang dibelikan Knela. Laki-laki itu mengambil pemantik di sisi tubuh dan membuat kembang api di tangannya bersinar terang. Hatinya kini terasa digumuli kupu-kupu. Bermain petasan seperti sekarang membuat Lukas seolah balik menjadi anak kecil. Lukas tak bisa menutupi antusiasnya melihat cahaya kembang api di tangannya perlahan habis. Meski kekanakan, tapi atas kembang api ini, Lukas senang jadi seperti anak kecil.
"Tuan!" teriak sebuah suara memanggilnya, yang Lukas tahu itu suara siapa sekali dengar. Knela dengan cepat telah kembali. Lukas sedang menggigit gigitan terakhir sosisnya, sambil sebelah tangannya menunggu kembang api batangan selesai menyalak.
Dari kejauhan, Lukas bisa melihat Knela melambaikan tangan sambil tetap memegang sapu tangan ke area mulut untuk menyamarkan diri. Gadis itu berjalan semangat, hendak mendekati Lukas lagi.
Namun, sesuatu yang tak pernah terpikirkan Lukas terjadi.
Knela, kala sedikit lagi sudah dekat dengan Lukas, tiba-tiba memberhentikan langkahnya. Gadis itu terlihat menyentuh kepalanya. Tangannya yang memegangi sapu tangannya sendiri bergetar. Gadis itu tiba-tiba merasa lemas luar biasa. Kepalanya berdengung sakit. Telinganya seperti tuli dan tak bisa mendengar sisa suara kerumunan. Pelan, gadis itu jatuh berlutut di tanah, berusaha menahan diri untuk tak tumbang begitu saja. Tapi, tidak semudah itu. Gadis itu akhirnya sungguhan ambruk dan terbaring di tanah, melihat Lukas dari kejauhan dengan setengah sadar. Hingga akhirnya gadis itu benar-benar memejamkan mata, dan kehilangan kesadaran.
"Knela?" Lukas menyaksikan semua itu dengan tidak percaya. Petir seakan menggelegar di kepalanya, menciptakan rasa panik yang membuat laki-laki itu terkejut mati rasa. Refleks, kembang api yang hendak habis di tangannya terjatuh di tanah. Laki-laki itu terbang secepat mungkin mendekati Knela, berusaha untuk memeriksa kondisi gadis itu dari jarak lebih dekat. Sejujurnya area tempat Knela jatuh tak begitu banyak dilewati manusia-penyihir, hingga kini Lukas bisa leluasa mengecek Knela.
Dengan penuh rasa tidak menyangka, Lukas mendudukkan diri di samping Knela, mencoba mengangkat kepala gadis itu dan menaruh di sebelah tangannya. Tangan satunya lagi dia gunakan untuk menepuk-nepuk pipi gadis itu. Kulit Knela tampak pucat sekali. Matanya memejam erat, dan tangannya terjatuh lunglai. "Knela, bangun!"
Lukas masih tak bisa berkata-kata atas apa yang baru saja terjadi. Napas laki-laki itu naik turun, badannya ikut gemetar khawatir Knela kenapa-napa. Alis Lukas tertaut. Dia tak tahu mengapa ini tiba-tiba terjadi. Laki-laki itu mengamati wajah Knela lagi yang tidak menunjukkan tanda-tanda ingin bangun. Pandangan Lukas teralihkan pada sapu tangan Knela yang ada di tanah sisi tubuhnya karena gadis itu tadi menjatuhkannya.
Sapu tangan itu ... terdapat warna merah di kainnya. Sapu tangan yang sedari dansa bersamanya Knela bawa. Sapu tangan yang gadis itu gunakan menutup area mulut untuk sekaligus menyamarkan wajah. Sapu tangan yang Lukas tak pernah terpikirkan, punya tujuan lain untuk gadis itu bawa ke mana-mana. Lukas segera menaruh pandang ke arah Knela lagi. Laki-laki itu mengulurkan tangan, mengelus tepian rambut Knela dekat wajah bagian poninya. Dengan saksama, ditangkapnya bekas noda kemerahan di area hidung Knela. Hidung itu ... mengeluarkan cairan merah. Darah perlahan menetes lagi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Curse
Fantasy"Until one day I fell in love, and everything was so clear." -- Usai perang antara penyihir dan manusia berakhir, Lukas Alberta, sang pemimpin penyihir gantian dihadapkan permasalahan kutukan yang melibatkannya dengan gadis manusia bernama Dyacanela...