26. Terbukanya Kotak Rahasia

47 11 0
                                    

Itu kegiatan dansa singkat. Knela membuat tarian mereka berdua terhenti, dan lagu yang dimainkan perlahan ikut memudar, diiringi langkah Knela yang tak lagi mengikuti Lukas. Gadis itu melepas jemarinya dari tangan Tuan Serigalanya, menjauh. Kemudian dia mendongakkan kepala, menghirup napas banyak-banyak. Entah apa yang gadis itu lakukan.

"Tuan, maaf saya tak bisa melakukan ini lebih lama." Knela punya alasan sendiri untuk benar-benar menyudahi ini. Bukan karena dia tak suka menari, bukan karena dia tak suka berdansa bersama Lukas. Bukan. Dia hanya merasa tak bisa.

Lukas tampak terkejut, mukanya dipenuhi garis keheranan. Laki-laki itu melihat gelagat Knela yang sedikit memundurkan tubuh menjauh. Alis Lukas menyatu, dia memicingkan mata, berusaha mencari tahu apa yang salah. Tapi, nihil.

"Kenapa, Knela? Apa aku membuatmu merasa tidak nyaman?" Kali ini, suara Lukas sarat akan rasa khawatir. Khawatir gadis itu tak suka perlakuannya. Khawatir apa yang dia lakukan salah. Khawatir ajakan dansa tiba-tibanya ini konyol menjijikkan. Tapi Lukas tak bermaksud macam-macam akan hal itu.

Knela menggelengkan kepala. Gadis itu menunduk. Wajahnya lesu. Gadis itu meremat sapu tangan yang tadi dia masukkan ke saku gaun ungu lilac-nya kala sedang berdansa. Untuk waktu lama, Knela terdiam. Lukas hanya mengamatinya sabar, menanti gadis itu memberi penjelasan.

Tapi, tak seperti biasanya. Kali ini Knela tak memberi respon terang-terangan berkaitan tanda tanyanya.

Knela akhirnya mengangkat kepalanya lagi, menatap Lukas sendu. Tatapannya terlihat dipenuhi berbagai macam emosi, yang Lukas bisa tangkap sirat sedih dari mata birunya. Lukas sama sekali tak mengerti. Lukas sangat tak mengerti. Ada apa? Kenapa tiba-tiba? Apa Lukas baru saja membuat gadis itu terluka?

Knela lagi-lagi menggeleng, berusaha menunjukkan bahwa Lukas tak ada salah, yang entah Lukas paham atau tidak dari gesturnya. Gadis itu menatap Lukas lurus-lurus. Ditampilkannya senyum seperti biasa yang kali ini terlihat terpaksa, tapi berusaha dia pancarkan dengan tulus. Gadis itu akhirnya membuka mulut, bicara pelan, hampir seperti bisikan. Tapi karena jarak gadis itu masih agak dekat dengan Lukas, Lukas bisa mendengarnya.

"Tuan, biarkan saya tahu rahasia terakhir tentang penyihir Anda lebih cepat, ya?"

***

Lukas dilanda kebingungan atas kelakuan Knela.

Sebelumnya Knela tiba-tiba memutus kegiatan dansa begitu saja. Lukas dibuat merasakan rasa bersalah yang menghantuinya selama gadis itu menatap matanya. Lukas masih bingung, namun dia secepat mungkin berusaha menetralkan suasana. Akhirnya, Lukas mengalah. Laki-laki itu tahu ada yang tak beres, tapi tak berniat menguliknya lebih dalam.


"Baiklah."

Maka, di sinilah Lukas dan Knela sekarang. Di pinggir ruangan dansa berbatas meja dengan dua cangkir minuman tersedia di atasnya. Lukas masih mengobservasi Knela dari tempat duduknya. Gadis itu menampakkan dirinya baik-baik saja, seolah Lukas memang tak membuat salah apapun padanya. Knela, gadis itu menopangkan dagu, terlihat menunggu sekali Lukas memulai cerita.

Gadis itu sangat kolot kemarin. Makanya Lukas bilang awal hari ini akan memberitahukan ceritanya padanya.

Ya, malam kemarin, usai dari restoran tersohor penyihir, Knela merengek habis-habisan untuk Lukas membocorkan cerita terakhir. Gadis itu sampai meraih tangannya, merematnya penuh kesungguhan. Matanya berbinar. Bibirnya juga tak kunjung diam untuk meminta hal sama secara tiba-tiba. Sesemangat itukah gadis itu bertemu pemimpin penyihir, hingga segala info harus segera dikuaknya? Benar-benar tekad gadis itu besar. Dia sendiri bahkan rela mengesampingkan cintanya demi mengejar pemimpin penyihir.

Beauty and The CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang