17. Pesta Ulang Tahun

47 12 0
                                    

Lukas dan Knela kini sudah berada di ruangan berbeda. Dengan kekuatan divisi dimensinya, Lukas menciptakan portal lagi untuknya dan Knela berpindah tempat. Usai diberi pertunjukan yang membuat hatinya merasa aneh itu, Lukas entah kenapa jadi ingin segera menjauh dari Knela. Gadis itu, kian membuat perasaannya tidak enak. Perasaan yang Lukas tidak mengerti.

Apakah ini ialah tanda ketakutannya akan bukti mengancam Knela? Akankah Lukas sudah dalam titik harus menghabisi gadis itu? Apakah Lukas sungguhan dibuat ngeri? Tapi, sepertinya tidak. Makna perasaannya tidak sebatas itu. Sisanya ialah hal yang tak bisa Lukas pahami.

"Tuan, selamat datang di auditorium pusat manusia. Tempat ini digunakan untuk pertunjukan-pertunjukan besar. Pameran. Hingga acara keluarga kerajaan. Di tempat ini, Tuan. Usai hampir sekarat karena kehilangan Philip, akhirnya saya memulai hidup lagi. Di tempat ini, saya merayakan ulang tahun saya yang ke tujuh belas tahun. Di depan khalayak ramai, saya dituntun untuk coba membuka diri terhadap dunia. Orang tua saya mencoba menghibur saya dengan mengadakan pesta besar-besaran yang dihadiri banyak manusia!" seru Knela. Gadis itu tampak berjalan di auditorium yang besar lengang itu. Cahaya masuk dari jendela tinggi paling atas, tapi tidak seberapa. Di ujung depan ruangan, tampak sebuah tangga yang mengantarkan ke tempat agak tinggi. Bisa disebut itu merupakan panggung aula itu.

"Itu artinya, satu tahun yang lalu?" tanya Lukas memastikan. Usia Knela sesuai informasi tanggal lahir yang ia dapatkan memberi tahu bahwa dia sekarang berusia delapan belas tahun, terpaut lima tahun dari Lukas yang sendirinya dua puluh tiga tahun. Jika ulang tahun Knela di auditorium ini ialah yang ke tujuh belas tahun, maka itu memang setahun lalu.

Knela mengangguk, tampak menelisik. "Benar, Tuan. Bagaimana Anda tahu? Para penyihir begitu menggali informasi saya sebagai penerus pemimpin kerajaan penyihir, ya?" Knela mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagu, tampak berpikir dalam. Gadis itu tampak girang mengitari ruang auditorium, tapi, setelah tampak mengingat sesuatu, gadis itu buru-buru mendatangi Lukas lagi. Dengan penuh kemendadakan, gadis itu mendekatkan wajahnya ke Lukas, melihat dengan jeli mata hitam laki-laki itu, yang membuat Lukas kaget tak berkutik. "Tuan, jangan-jangan Anda sudah dalam mode baca masa lalu, ya? Anda baru saja mencari tahu tanggal lahir saya, kan? Jangan segera mengaktifkan kekuatan Anda sekarang, Tuan! Ada yang ingin saya tanyakan! Kembali seperti semula!"

Knela tampak sangat meminta, menahan Lukas untuk tak segera menjadi patung seperti biasanya kala membaca masa lalunya. Namun, seruan menuntut Knela itu langsung membuat Lukas menyodorkan toyoran ke jidat gadis tersebut. Mata Lukas menyipit jengkel, agak menggerutu dalam hati akan sikap Knela yang tiba-tiba itu.

"Aku masih sadar Knela. Aku masih berada di masa sekarang. Jadi, apa yang hendak kau tanyakan? Kalau memang tidak penting, kau akan kucincang hidup-hidup." Lukas menunjukkan keseriusan kala mengatakannya. "Lagi, jangan sembarangan mendekat dan melihat jauh ke dalam mataku. Kau tak tahu apa yang bisa terjadi hanya dengan melakukan itu."

Lukas menakut-nakuti Knela sekaligus. Seolah-olah, bila gadis itu mencoba menatapnya intim mendadak, akan terjadi apa-apa. Lukas tidak sungguh mengatakan itu. Pasalnya, itu hanya alibi karena dirinya sangat kian merasa aneh berdekatan dengan Knela. Knela terasa seperti ... racun. Knela membuatnya kaget, dan perasaan aneh benar-benar menggeletar dalam tubuhnya.

"Maaf, Tuan. Saya memang sekadar ingin bertanya." Knela menggigit bibir bawah, giginya bergemeletuk salah tingkah, merasa bersalah. "Saya ingin tahu, apakah ilmu soal dunia sihir yang Anda berikan beberapa hari lalu sudah lengkap dan sepenuhnya? Karena saya serius dengan niat saya, Tuan. Saya ingin mendekati pemimpin penyihir. Saya butuh pengetahuan luas agar suatu hari kala saya dekat dengannya, saya sudah tahu segalanya, meski saya hanyalah manusia biasa. Saya serius ingin menjadi istri keduanya. Saya ingin memastikan penyihir dan manusia hidup tentram, setidaknya sampai akhir hayat saya. Satu hal lagi, kapan saya bisa sungguh bertemu dengannya? Apakah Anda bisa membantu?"

Beauty and The CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang