"Lukas, bangun!"
"Lukas, jangan tidur terus!"
"Hei Lukas, kami di sini menunggumu untuk kau menepati kontrakmu!"
"Sekarang kau penerus pemimpin penyihir, Lukas!"
"Lakukan! Atau kau akan kami bunuh!"
Lukas kecil tengah tidur malam itu. Anak tersebut sedang terbaring nyaman di atas tempat tidurnya. Namun, suara-suara mendadak terdengar di sekeliling bocah itu yang masih memejamkan mata nyeyak. Suara-suara terus mendengungkan kata-kata sama, berulang kali, hingga akhirnya Lukas sungguh merasa terganggu. Laki-laki itu menutup telinganya sambil tetap menutup mata. Namun, suara itu jadi jauh terdengar lebih keras.
Lukas beringsut ke kanan kiri di atas ranjang. Suara itu seolah terus mengikutinya. Tak tahan, akhirnya dia pelan-pelan membuka mata. Dia berusaha menyesuaikan netranya yang buram untuk menjadi jelas, supaya bisa melihat siapa yang barusan mengusik tidur damainya. Tepat setelah Lukas bisa melihat dengan jelas, tiba-tiba Lukas menangkap sebuah makhluk aneh berada di dekatnya. Tidak sempat berpikir, tiba-tiba saja, makhluk itu sudah mengulurkan tangannya ke arah lehernya. Lukas yang masih setengah sadar itu kembali terbaring lagi dengan tangan makhluk itu mencekiknya. Lukas kaget. Dengan sangat ketakutan, laki-laki itu berusaha menatap jelas makhluk di hadapannya. Badannya hitam. Tampak seperti setengah hewan, memiliki tanduk, dengan mata sepenuhnya hitam. Menatap Lukas bengis.
Bocah kecil itu meringis, menahan sesak di kerongkongannya yang dihimpit. Dengan mencurahkan segala kekuatan, dia menyempatkan berteriak untuk menunjukkan bahwa dia sedang tidak baik-baik saja.
"Tolong! Siapapun tolong aku!"
Setelah mengucapkan itu, makhluk di hadapan Lukas tampak semakin gencar ingin membunuhnya. Tak sampai di situ, Lukas melihat makhluk serupa bertambah, kini benar-benar mengelilingi area ranjang. Napas Lukas terengah. Tangannya berusaha mencekal tangan makhluk yang berusaha menyerangnya, tapi kekuatan kecilnya tak berpengaruh apa-apa. Tanpa sadar, Lukas menitikkan air mata. Anak lelaki kecil itu berusaha memberontak sebisa mungkin, tapi hasilnya nihil. Maka, akhirnya tenaganya habis. Napasnya lebih sesak dari sebelumnya. Kesadarannya perlahan menipis untuk sebentar lagi menuju habis.
"Lukas! Ada apa?!" Seruan seorang lelaki paruh baya terdengar diselingi dobrakan pintu kamar. Lelaki itu datang bersamaan istrinya. Mereka tak lain ialah orang tua Lukas. Di belakang mereka, juga tersusul Margaretha kecil, yang datang sambil memeluk boneka beruang mini.
Langkah tegas Ayah Lukas terdengar berderap bergerak mendekat. Dengan cekatan, laki-laki itu meraih tangan makhluk besar itu. Tangan itu seperti gumpalan daging, yang kian bersentuhan dengannya, kian terasa panas. Sebab leher Lukas saja sudah terasa terbakar bukan main hingga ke tulang. Untungnya, Ayah Lukas sudah gerak cepat menolongnya.
Setelahnya, perbincangan terdengar di telinga Lukas bersamaan kesadaran bocah itu yang tersisa. Perbincangan yang terdengar mengerikan, sebab makhluk aneh yang menerkam Lukas terdengar menyebutkan namanya berkali-kali. Seolah-olah, makhluk itu begitu menginginkan Lukas. Seolah-olah, setelah ini Lukas tak akan lagi baik-baik saja.
"Apa maksudmu mencekik anak saya, Iblis?!" seruan galak Ayah Lukas meneriaki Iblis di hadapannya. Iblis yang banyak itu tampak berkumpul. Perwakilannya yang barusan menerkam Lukas terang-terangan, segera memberikan penjelasan tuntutan.
"Kau sudah menyerahkan anakmu, Pemimpin Penyihir. Dialah yang selanjutnya. Bukankah ini sudah bagian dari tradisi? Kau memang mengabadikan dirimu untuk kami ketika remaja. Tapi, aku serius untuk mengambil jiwa Lukas dalam kontrak sejak masa anak-anaknya sekarang. Lukas ialah anak menyenangkan, Pemimpin Penyihir. Entah kau yang lupa untuk mengingatkannya menambah kekuatan ilmu hitam, atau memang anakmu tak tau diri untuk lupa asal usulnya. Maka, kau tahu sendiri sekarang konsekuensinya apa." Iblis itu bicara dengan suara berat, dalam, mengerikan. Tampak tak menerima toleransi apa-apa. Aura kemerahan panas menguar dari tubuhnya dan kawanannya, jumlahnya banyak. Hingga kamar Lukas kecil itu benar-benar pengap menggerahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty and The Curse
Fantasy"Until one day I fell in love, and everything was so clear." -- Usai perang antara penyihir dan manusia berakhir, Lukas Alberta, sang pemimpin penyihir gantian dihadapkan permasalahan kutukan yang melibatkannya dengan gadis manusia bernama Dyacanela...