bag 2

318 22 3
                                    

#Part 02
MKMT
#######

Pagi begitu ceria, cerah tak ada awan yang ada hanya hamparan langit yang membiru diangkasa.
**********

"Idor, kamu selesai lulus Mts mau ngelanjutin kemana?" tanya Iqbal padaku yang asik menikmati indahnya langit yang membiru.

Indah sekali! rasanya aku enggan melewatkannya, aku betah berlama lama menatap langit! entah mengapa sangat damai?.

"Kalau kamu kemana Iqbal?" tanyaku balik.

"Aku nurut kamu aja deh!"

"Kayak nggak punya pendirian!"

"Ya soalnya,,,"

"Apa?"

"Harus aku jelaskan gitu"

"Iya dong!"

"Beneran kamu nanti nggak marah, dan ngejahui aku?"

"Maksud kamu apa?. Aku nggak ngerti?"

Iqbal nampak menghela nafas berat!

"Kenapa, kamu takut?. Kamu kan laki laki kan"

"Iya, aku laki laki,,,! ini buktinya!" tanpa diduga Iqbal membuka reuslitingnya didepanku.

Deg!

Sedari aku kenal Iqbal dari kecil baru sekarang aku diperlihatkan barang antiknya. Aku tak percaya.

Bentuk kepala yang mirip jamur yang sedang layu, agak kecoklatan, terlihat nyata didepan mataku.

"Ma, maksud ka, kamu,,, apa,,,?" seruku tertahan, karena tak percaya dengan apa yang dilakukan Iqbal.

"Apa kamu tidak mengerti? Apa kamu tidak merasakan apa yang kurasakan selama ini padamu, Idor?"

Aku hanya bisa menggeleng???

"Jadi,,,, beneran kamu tidak merasakannya!"

"Merasakan apa?" aku tak mengerti akan ucapan Iqbal padaku sembari membenarkan reuslitingnya yang tadi dibukanya. Karena aku masih agak shock melihatnya.

"Yah,,, karena aku,,! aku,,, aku,,,"

"Aku apa?"

"Ah,,, sudah. Lupakan saja Idor" desah Iqbal kecewa.
********

"Idor kamu ngelamun lagi" ucap Iqbal membuyarkan lamunanku,dikala duduk berdua didepan teras rumahku menikmati suasana sore nan indah berpayungkan lembanyung senja.

"Ah,,, aku ingat masa kecilku saat bersama dipinggir sungai kala itu!" kenangku.

"Yang mana?" Iqbal menatapku, sepertinya mencoba untuk mengingatnya.

"Benaran lupa?" ku tatap Iqbal lekat, sembari ku kedipkan mataku, seterusnya aku menatap kearah bawah, tepat dibenda miliknya.

"Apa maksudmu?. Hayo,,,sekarang mulai nakal ya!" ledeknya.

"Ih siapa juga!. Beneran mau tahu,,,!" aku tersenyum geli. Jika mengingatnya, Masa Kecil Membuatku Tersenyum.
"Saat kamu memperlihatkan punyamu!" bisikku lirih, tapi aku percaya kalau Iqbal mendengarnya dengan jelas.

"Ahh,,,," muka Iqbal kayak udang rebus membuatku tertawa geli.

"Awas ya, aku balas kamu!"

Aku sudah berlari duluan menuju ke mushola dan dibelakangku, Iqbal mengejarku cepat.

<Masa Kecil Membuatku Tersenyum>

(Bersambung,,, gays)

Kitab kehidupan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang