bag 13

94 7 0
                                    

#Part 13

KB
######

Senja baru saja turun! langit malam terasa sangat cerah, penuh dengan gumintang yang bertebaran. Terasa indah ya!

Decit binatang malam dan suara jangkrik juga yang lainnya ikut mewarnainya, hingga malam yang beranjak ikut memawarnai malam yang terasa ganjil.

Terdengar suara sangat memilukan terdengar diatas bukit didekat hutan berada disebelah utara.

"Dek bangunlah! bangunlah, aku tak bisa hidup tanpamu. Aku sangat mencintaimu melebihi apapun! Tidak! tidak! aku harus menghidupkannya kembali. Apa lagi istriku sedang mengandung anakku. Yah,,, aku harus menghidupkannya kembali, malam ini!" ada seringai aneh memenuhi senyumnya. Kemudian lelaki itu pun tertawa panjang....

"Tunggu istriku!. Kamu akan hidup kembali juga bayi yang kamu kandung!" serunya.  "Ayah, ibu maafkan aku, aku harus mengorbankan kalian demi untuk menghidupkan istri juga anakku! maafkan aku! maafkan aku!" lelaki itu mulai terisak, pilu. Disisi lain ia tak ingin mengorbankan ayah serta ibu kandungnya yang amat disayangi dan dikasihinya melebihi apapun jua. Tapi, disisi lain ia juga berpikir tentang kelanjutannya,  generasinya. Dan jalan satu-satunya yang dikorbannya adalah mertua siwanita yang saat ini sedang terbujur kaku menjadi mayat. Yang waktunya sampai tengah malam.  

Ada bekas luka menganga didadanya, robek ada bekas tiga tusukan ditubuh istrinya itu, noda darah berwarna merah nampak mengering didadanya.

"Adik Tiluh, aku tahu ini penyebabnya dirimu! kamu sebagai bibi dari bayi yang  dikandung istriku, seharusnya kamu tidak tega melakukan hal ini. Karena kamu iri karena kitab Kehidupan diberikan oleh ayah kepadaku, bukan kepadamu! kamu tega membunuh kakak iparmu disaat aku sedang tak ada dirumah. Awas kau adik Tiluh!"  geramnya. Karena silelaki tak menyanyangi adiknya dari dulu. Maka tak bisa untuk dikorbankan.

"Mas DARU! teganya mas Daru mengorbankan ibu dan ayah. Mas aku tak rela! mas jahat!"

"Kau yang jahat!" Bentak si lelaki, balasnya dengan cepat.

"Keparat kau Tiluh, kenapa kau sampai membunuh Eva istriku, apa kesalahannya padamu, apa?"

"Karena ibu dan ayah sangat menyayanginya, mereka acuh padaku! juga karena kitab Kehidupan yang diberikan ayah pada mas!"

"Tapi kamu sudah punya suami, kenapa kamu musti iri! dasar keparat kau!" bentaknya.

Disamping Tiluh sosok suaminya BADAR sedang pingsan karena berusaha untuk menyelamatkan mertuanya.

"Kau selalu mencampuri urusanku!" kemudian Daru pun memukul adiknya hingga pingsan. Mendengus keras.

Dan mulai melaksanakan hajatnya, untuk membangkitkan istrinya  Eva yuliana.

Matanya terpejam dan dari mulutnya meluncur gumaman gumaman aneh. Daru telah membaca isi dari kitab Kehidupan guna menghidupkan istrinya sekaligus bayi yang ada dikandungannya.

Tiba tiba angin berputar dengan dasyat membentuk satu alur, dan angin tersebut melesat keatas langit hingga tembus.

Lalu....

Diatas langit mendadak muncul sinar keemasan melesat dengan cepat kearah kedua sosok tubuh orang tua Daru. Dan perlahan sinar keemasan itupun membuat kedua tubuh itu menjadi serbuk keemasan yang berkilauan. Lalu perlahan lahan serbuk keemasan yang berkilauan itu pun masuk kedalam tubuh Eva yuliana.

Sesaat Tiluh pun tersadar dan melihat prosesi apa yang terjadi hanya bisa menangis. "Ayah,,, ibu,,," dia terus melihatnya, dan suaminya pun juga bangun ikut menyaksikan pula.

Tak butuh waktu lama!

"Akkkkkk,,,,,!" tiba tiba Eva yuliana menjerit amat kencang. Lalu tubuhnya duduk memandang dengan keheranan. Sinar keemasan yang menyorot dari langit, dengan cepat kembali kelangit.

Mendadak suasana kembali sunyi.

"Syukurlah!" gumam Daru, memeluk istrinya penuh kasih sayang.

#Flash back End!

"Oohhh,,,, jadi kakek, nenek dikorbankan oleh ayah! ya Tuhan!" tak terasa air mataku pun bergulir tak terbendung. Berarti nyawa penggantiku adalah milik kakekku sedangkan ibuku....

"Maafkan ayahmu nak. Dia melakukannya demi kita orang orang yang sangat dicintainya termasuk dirimu!" ibuku mendekapku erat. Lalu ku lepaskan.

"Ibu tahu tidak tindakan ibu barusan. Ibu telah membakar kitab Kehidupan yang ayah wariskan kepadaku!"

"Biarlah ibu yang menanggungnya, semuanya nak!"

Ibu! aku hanya bisa menangis. Apakah nantinya ibuku akan mengorbankan nyawanya, untuk membayarnya karena kitab kehidupan telah dibakarnya.

Air mataku luruh semakin deras. Tapi diluar hujan telah reda sedari tadi.

Sanggupkah aku membayangkan hal itu terjadi? terlebih jika hidupku nanti tak punya siapa siapa lagi didunia ini???

<Kilas Balik>

(Bersambung gays,,,,)

Kitab kehidupan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang