bag 19

68 5 0
                                    

#Part 19

RYT
########

_____________

Rasanya aku tak percaya dengan sikap baik, ramah bibi dan pamanku jika dibalik itu semua ada kebencian dan dendam membara.

Aku sendiri tak percaya jika tak mendengarnya sendiri malam itu tak sengaja saat akan buang hajat, tapi ku urungkan karena rasanya aku tak percaya.

Biarlah semua rahasia yang ku dengar ini ku pendam seumur hidupku, tak akan ku beritahukan pada siapapun termasuk ibuku maupun Iqbal.

Ya Allah, mengapa mereka begitu kejam dan sampai jahat sekali, terlebih rencananya akan memusnahkan keluargaku tanpa sisa, dan entah rencana apa yang disusunnya guna membuatku juga keluarga musnah.

"Dek ayo dimakan rujaknya, dari tadi ngelamun saja, ini yang setengah masak enak, yang matang juga enak!" ucap mas Rofik membuyarkan lamunanku.

"Iya nanti ku habiskan tahu rasa. Kerjaan ngelamun terus!" kata Iqbal dengan pandangan aneh, sikapnya masih tak suka dengan mas Rofik. Memang sikapnya terlalu berlebihan. Aku bersyukur karena lantaran Iqbal mengajakku tidur ditempatnya bibiku aku mendengarkan rahasia yang tak ku duga.

"Ngelamun lagi, apa to Dek yang kamu lamunkan?"

"Ah eh,,, nghh,, nggak ada kok mas! rasanya sudah lama disini!"

'Yey,   baru berapa hari kok lama! ayo dimakan rujaknya, ini mau habis, enak banget, seger, pedas, manis, mantap!"

Kasihan mas Rofik, tak tahu akan hal ini. Sikap bibi juga paman didepan kami sangat ramah, baik tak mencurigakan sama sekali. Apa mungkin bude juga terkena secaman ilmu hitam jahat semacam TELUH yang dibuat bibi. Apa tujuannya? bukankah kehidupan mereka sudah pada mapan baik bibi maupun bude.

"Awww,  aduh, duh,,, ohhh, perutku sakit!" seru Iqbal yang tiba tiba perutnya melilit.

"Kebanyakan tuh, syukurin!" ejek  mas Rofik. Aku hanya bisa tersenyum. Getir.

"Aduh duh aku tak tahan, aku mau kebelakang! " Iqbal pun ngibrit lari buat ke wc.

Mas Rofik hanya tertawa terpingkal sambil terus mengejek Iqbal. Ini kesempatanku buat menanyakan perihal bude padanya ....

"Mas bude sebenar sakit apa?"

"Kata dokter sakit kanker rahim. Hingga rahim diangkat" terawang mas Rofik, tatapan nampak kosong.

"Aku turut prihatin!" desahku. "Tapi apakah tidak ada hal lain. Enghhh,,, semisal kena kena gitu?"

"Entahlah, aku sendiri tak percaya?"

"Apa sudah dibawa ke para normal?"

"Sudah!"

"Lalu,,,?"

"Katanya seperti mendapat kiriman Teluh! orang terdekat! tapi aku tak percaya, karena baik ibu maupun ayah tak ada musuh!" tatapan mas Rofik menatap matahari yang mulai tergelincir diufuk barat.

Mas Rofik sungguh tidak tahu, tapi biarlah ini jadi  rahasia pribadiku mas Rofik tak perlu tahu kalau sebenarnya bibi dan pamanku adalah musang berbulu domba, Iblis bertopeng Malaikat. Sikap ramah dan baik hati didepan kami tapi dibelakang,,,

Hari telah beranjak sore, angin kencang sangat terasa, mungkin akan turun hujan malam ini, tapi rasa kekhawatiranku semakin jadi.

Akankah malam ini bibiku juga pamanku akan membuat teror! bukankah malam ini malam Jum'at Kliwon, malam yang ANGKER, malam yang penuh misteri sekaligus malam yang sangat menyeramkan.
___________________

<Rahasia Yang Terpendam>
______________________________

(Bersambung Gays,,,,)

Kitab kehidupan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang