#Part 09
SJ
########Ku baca sedikit bergumam yang menurutku kata-kata terasa asing, tapi sedikit banyak aku bisa mengerti.
"URIP LAN PATI MUNG DADI SIJI, SAWIJI MANUNGGAL ING SUKMA, SUKMA LAN JIWO DADI ROSO. PATI AMARGO DUWI DALAN, DALAN KANG SIJI MARANG MUKTI. SEKEHENING CIPTO, LAN ROSO MANUNGGAL ING ROGO, SUKMO BALI MARANG ROGO, KERSO MARING INGKANG GUSTI KANG NYAWIJI. TANGIYO,,,, TANGIYO,,, TANGIYO,,, SUKMO KANG NGUMBORO, ING TELATAH MANAH ROGONE KANG PATI!"
Setelah ku baca, entah itu mantera atau apapun itu namanya, tubuhku bergetar dengan hebat, ini kedua kalinya aku mengalami hal sama seperti kejadian diatas bukit.
Tubuhku rasanya dingin, kedingin bagai didalam balok es, seperti itulah yang saat ini sedang ku alami dan rasakan.
"Bbbrrrrrr,,,, Iqbal! aku kedinginnan, tolong aku! Iqbal,,,!" desahku lirih, tubuhku bergetar.
Danm!
Iqbal kemudian memelukku menyalurkan hawa hangat tubuhnya, masih terasa dingin. Sepertinya ia kehilangan akal, apa yang musti dilakukannya.
Kulihat Iqbal membuka pakaian, sejenak ragu, tapi kemudian memelukku.
Akh!
Kini kurasakan kehangatan yang sangat nyaman, pelukan Iqbal benar-benar mengusir hawa dingin yang menerpa tubuhku.
"Gimana Idor? sudah hangat, atau masih kedinginan?"
"Terima kasih Iqbal, kini rasa dingin itu sudah menghilang, terima kasih! terima kasih! aku tak tahu apa yang ku perbuat jika tak ada kamu disampingku!"
"Sudahlah! semoga aku bisa berada disampingmu dan selalu menjagamu!"
"Apa maksudmu berkata seperti itu Iqbal? kamu jangan aneh- aneh deh, bikin takut aja kamu!"
"Apa kamu tahu TAKDIR seseorang Idor! sekalipun kamu punya kitab KEHIDUPAN! namanya takdir tetaplah takdir tak bisa dirubah!"
"Aku ngerti. Tapi apa ngak ada bahasan lain apa? sudahlah,,," aku kecewa sekali dengan pernyataan Iqbal. Apa coba maksudnya tak bisa menjagaku, bisa selalu berada disampingku!"
"Kamu marah ya?!"
"Buat apa aku marah!? Toh aku tak ada hak atas kamu. Kalau kamu memilih seperti itu, sebaik mulai dari sekarang lupakan aku, terutama persahabatan kita, aku tak mau jika hidupmu terbebani karena sikapku" kalau saja aku ini bukan laki-laki pastilah aku sudah meraung dan menangis kencang. Tapi air mataku tak bisa ku kompromi lagi, benar-benar luruh.
"Idor mm, mmm,,, maafkan aku, maafkan atas sikapku. Ak, aku hanya sayang padamu, makanya aku merasa takut jika nanti aku kehilangan dirimu!"
"Jika benar kamu nanti menemui kematian! aku berjanji akan membuatmu HIDUP KEMBALI! camkan itu" tandasku tak main-main dengan ucapanku.
"Tap, tapi,,, aku,,! ah,,,"
"Jika kematian menjemputku, apa yang kamu lakukan padaku?"
Ku tatap sahabatku ini dengan lekat, ia tak berani menatapku lama, kemudian tertunduk. Air mataku sudah susut, tak mau keluar lagi.
"Ayo katakan Iqbal! apa yang akan kamu lakukan, apa kamu juga akan mengorbankan jiwamu demi aku?" tantangku, setengah berteriak, tapi buru-buru ku bekap karena tak mau menggangu istirahat ibu.
Ku lihat Iqbal mengangguk, mantap! sembari tersenyum, lalu memeluk dan berbisik...
"Aku akan melakukan hal yang seperti apa yang akan kamu lakukan padaku!" bisiknya didekat telingaku. Lalu memelukku lebih erat. Hangat. Karena tak memakai baju, cuma telanjang dada.Kami pun sama-sama berbaring, dan ku singkirkan kitab KEHIDUPAN disamping. Kami sama terpejam. Dan entah siapa yang memulai, bibir kami telah bertemu. Sejenak, dan selanjutnya, kami pun saling berpagutan penuh gelora, dan membara dalam dada.
<Sebuah Janji>
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
..
..
..
..
..
.
..
..
.
.
..
.
..
.
.
(Bersambung gays,,,)

KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab kehidupan (Tamat)
Mystery / ThrillerSipnosis! Dalam perjalanan pulangnya menjenguk budenya karena habis operasi, IDOR, IQBAL serta ibunya Idor bernama Eva yuliana, travel yang membawa mereka bertiga mengalami kecelakaan, tabrakan dengan pengendara motor Rx-king. Keadaan Idor tidak ap...