bag 18

78 5 0
                                    

Hai, hai sahabat WP semua, ku harap kalian selalu dalam lindungan Tuhan ya, amin...
Semoga kalian gak bosan baca ceritaku yang Abal Abal ini ya. Ini cerita sudah dari tahun 2015, disini pernah aku posting tapi aku republikasikan. Udah tamat sih...
Tapi, disini aku sharing kembali buat reader WP yg tercinta. Terima kasih buat semua yg baik baik...

Salam sayang buat kalian....!

_________&&&&&________

#Part 18

TP
########

____________________

Ku rasakan sikap Iqbal berubah, sering marah tak jelas, terkadang tidak mau bicara, aku bingung untuk bertanya, ataupun memulai pembicaraan dengannya.

"Lebih baik kita pulang secepat Idor!" nadanya terdengar emosi.

"Kenapa? atau kamu cemburu sama mas Rofik?"

"Mana janjimu mau bersikap wajar. Nyatanya kamu bikin darahku mendidih!"

"Aku sudah berusaha, hanya saja mas Rofik yang memulainya. Dia mamasku!"

"Tapi kamu tidak harus melanyaninya juga kan!"

"Terus, aku harus bagaimana? marah marah tak jelas kayak kamu. Ini ditempat siapa?, ini bukan daerah kita!"

"Sudahlah! lalu apa gunanya aku berkorban banyak jika sikapmu kayak anak kecil. Aku kecewa padamu Iqbal!" aku akan beranjak, bermaksud meninggalkannya.

"I, idor,,, tunggu kamu mau ke, kemana?"

"Bukan urusanmu!"

"Apa kau akan menemui Rofik?"

"Bukan urusanmu juga kan!"

"Apa kamu tidak peduli dengan perasaanku Idor?"

"Kamu kan juga tahu bagaimana rasanya jadi aku Iqbal? kau malah menyalahkanku. Lalu untuk apa pengorbananku pada malam itu. Apa buatmu itu tak ada artinya, hah,,,?"

"Aku sayang padamu melebihi apapun!"

"Bukan begini caranya menujukan rasa cintamu Iqbal. Saling percaya itu yang ku inginkan bukan kecemburuan yang membuta!"

"Aku takut kau tergoda. Kau melupakan aku Idor"

"Jadi selama ini kau tak percaya padaku. Percuma aku berkorban untukmu!"

"Ak, aku,,,!??. Maafkan aku Idor! aku tak ingin kehilanganmu, itu saja"

"Ku rasa, rasa kekhawatiranmu berlebihan!"

"Aku tahu, aku tak ada apa apa jika dibandingkan dengan Rofik, keseluruhan, baik body maupun isi bodynya. Ku rasa,,,"

"Berlebihan!" caciku.

"Tidurlah sudah larut, Idor!"

"Aku ada disini berdua denganmu juga menjaga perasaanmu. Kau kira apa? sudahlah, kita sedang dirumah paman dan bibiku. Kamu disini, aku mau pipis. Awas jika kau ikuti aku, aku akan membencimu. Kamu tidur aja, aku janji tak kan kemana mana terlebih pergi dari sini!" aku pun pergi meninggalkan Iqbal yang termangu dikamar tamu untuk menuju kekamar mandi.

Tapi saat sampai dikamar paman dan bibiku aku mendengar suatu bisikan.

"Mas aku sudah menggeledah tasnya, tapi apa yang ku cari tak ada? padahal jelas malam itu aku melihatnya dengan jelas kalau mas Daru memberikannya kitab Kehidupan itu. Juga aku melihat kalau kitab Kehidupan telah dibukanya diatas bukit, padahal aku telah berusaha menghalangi niatnya agar gagal, mas, tapi ia berhasil, sampai kakiku terluka!"

'Oh jadi malam itu yang mengaduh kesakitan itu sukma bibi Tiluh yang mengawasiku dengan Iqbal ketika aku berada diatas bukit membuka kitab Kehidupan! oh apa maksudnya?'

"Mungkin kamu tidak teliti mencarinya,,,"

"Aku sudah menggeledahnya mas, tapi tetap tak ku temukan bahkan di mobil yang mereka tumpangi, juga tasnya mbak Eva juga temannya, tak ada. Atau jangan jangan kitab itu telah dimusnahkan?"

"Bisa jadi Dek!"

"Kalau begitu kita harus menyusun rencana baru guna memusnahkan mereka mas! aku benci dan sangat dendam, karena mas Daru, ayah memberikan padanya dan ayah juga ibu dijadikan korbannya guna untuk menghidupkan mbak Eva, juga bayi yang dikandungnya, sekarang telah jadi dewasa. Mas lihat sendirikan!"

"Rencanamu apa Dek?"

"Masih ku pikirkan. Yang aku takutkan jika sampai Idor mengusai kitab Kehidupan dengan sempurna maka ditubuhnya akan ada DEWA KEHIDUPAN, dan dia tak akan bisa mati untuk selamanya mas, bahkan bisa menghidupkan orang mati tanpa mengorbankan nyawa orang yang disayanginya. Itulah yang ku takutkan. Makanya aku punya rencana untuk memusnahkan mereka setelah sepulang mereka dari sini mas! ayo ah kita tidur, aku lelah!"

"Tapi aku pengen Dek! kamu pegang, sejak tadi punyaku tegang karena kamu ngomong yang tegang tegang!"

"Ahhh,,, mas nakal! aouuuwww,,, mas, nakal ah! ouuhhhh,,," jeritnya.

"Ouugggggghhh, hah,,, gimana enak nggak!"

"Ouhhh,,, pelan mas! yahhh,,, gitu, aowwwww,,, hi hi,,, ahhh!"
Begitulah keduanya berada dalam gairah yang menggelora dikala malam beranjak.

Aku pun beranjak dari kamar mereka, hanjatku buat pipis hilang entah kemana?

Ku lihat Iqbal telah terlelap, aku tidur disamping dan dadaku semakin tak karuan.
'Bibi, paman aku tak menyangka jika kalian begitu jahat pada kami, dan sebab kematian ayah karena ulah bibi yang meneluh ayahku. Untung Allah tidak memberi keturunan pada mereka, dan mereka ingin hidup selama, dan mau mengusai kitab Kehidupan yang kini sudah musnah! aku bersyukur kitab itu telah musnah!' bisik batin. Jika saja kitab itu masih ada, sudah pasti akan disalah gunakan oleh mereka. Kini, aku sudah jelas, jika paman dan bibiku benar benar jahat, aku bahkan tidak pernah menyangka kalau mereka begitu keji, hanya karena sebuah kitab, sikap mereka jadi seperti itu.

Mataku terpejam, hatiku pilu tak terperikan. Dan ku rasakan Iqbal memelukku erat. Ku biarkan. Tenang.

"Dari mana saja? lama banget?" gumamnya, setelah itu senyap.
__________________

<Terjadi Perselisihan>
________________________________

(Bersambung Gays,,,,)

Kitab kehidupan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang