BAB 7 - DI PERMALUKAN.

1.9K 69 0
                                    

______________________________________
______________________________
HAPPY READING🥳✨

alden masuk ke gerbang sekolah dengan muka di tekuk dan mata panda ia sudah mencari kesetiap sudut tidak kunjung menemukan sang gadis.

sedangkan adit,raka, dan satria yang sedang duduk di kantin melihat alden duduk dengan lemas seperti tidak mempunyai semangat hidup.

"weh bos lu kenapa lu gadang? mata udh kek panda jelek tau" ceplos satria
Adit menyenggol lengan satria memberi kode bahwa kata-kata satria gak pantes.

"Iya maap" gumam satria.

"den lu kenapa?" Kata adit.

"s-sherena hilang" tangisnya pecah.

ketiga kawan alden ikut kaget segitunya ia takut kehilangan sherena? padahal sherena baru aja masuk kelas. alden yang di kenal cool kenapa jadi cengek begini?

"den cup cup" bujuk satria.

"pan si lu den gak jelas sherena barusan masuk kelas tapi agak aneh si" kata adit, sekarang alden yang mulai menatap serius adit.

"aneh kenapa?" Kata alden.

"itu ko berangkat bareng ke sekolah sama vandy nya?" Kata adit.

"hah!? sama vandy!" rahang lelaki ini mengeras kala mendengar kata-kata adit barusan, Alden mulai berdiri tegak dengan tangan mengepal adit berusaha membujuk alden supaya tidak terlalu melarutkan emosinya.

"den.. Jangan emosi dulu mending samperin baik-baik inget si vandy pemilik sekolah ini" bujuk adit mengode untuk menyuruh alden kembali duduk.

alden kembali duduk menghela nafas kasar "mentang-mentang sekolah ini milik bokap nya dia bisa semenanya?ingetnya bokapnya gak seluruhnya pemilik sekolahan ini bokapnya cuman sekertaris pemilik sekolah ini"

"yudah si den gusah marah-marah gak jelas mending samperin si sherena" kata raka.

"Iya tu den ada betul nya juga kata raka" satri menengok ke raka menatap raka intes "tumben otak lu lancar"

"sotoy lu! Bukannya tebalik nyeh!" Raka membuang mukanya acuh.

"Ko gue?" tunjuk satria tak terimah.

"Dih lemot kan kata lu tumben otak gue lancar hellow! Gue dah pinter dari rahim emak kali" sok raka menyisir rambutnya.

Adit menoyor kepala raka lalu tertawa berbahak-bahak begitupun satria tidak dengan alden "lu sekolah bawa sisir? kuntilanak kali nya lu"

"ini bukan sisir gue, sisir mbak beti tu si pemilik kantin" tunjuk raka.

"kan bekas mbak beti siapa tau mba beti sisiran tengah malam sambil natap kaca lihhh serem!" Bulu-bulu satria mulai keatas menjauh kan tubuhnya pada raka, begitupun raka yang langsung menaro sisir itu.

ALDEN DAN SHERENA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang