BAB 3 - ADA ORANG KETIGA.

3.5K 108 13
                                    

Setelah alden sudah puas menyiksa sherena ia sadar ini sudah berlebihan malah melewati batass gadis itu hanya terpurung di dekat tembok menangis dengan isak yang tidak terdengar luka yang banyak menempel di tubuh gadis itu.

alden mulai melangkah ke sherena. sherena memundurkan langkahnya lagi ia menutup matanya pasrah.

alden mengurai rambut panjang sherena yang sudah di potong sebagian karena ulah alden "maaf"

"l-lu gak salah ko c-cuman lu salah paham" merinding di tubuh sherena rasa pusing penglihatannya mulai buram dan tak sadarkan diri.

"sher? sherena lu pingsan sher bangun!" Alden tak basa-basi lagi lelaki itu membopong tubuh sherena memasuki mobil menuju rumah sakit terdekat.

•••

lelaki yang sudah membuat ulah kepada gadis sedang menunggu di ruang tunggu hatinya bergetar jantung berdegup cepat lelaki itu menggigit kuku-kukunya sampai tiba seorang dokter keluar dari kamar pasien.

"dok gimana sama sherena?"

"lukanya cukup dalam untuk lukanya tak terkena perutnya hampir membahayakan bayinya jga. beberapa luka sudah saya jahit tapi sherena harus menginap semalam disini karena belum terlalu vit." jelas dokter

"baik dok apa saya blh masuk"

"bolh pak"

sherena terbaring dengan selimut khusus pasien, sherena tak sadarkan diri selama beberapa jam penuh sampai pukul menunjukan 01:00 tengah malam alden masih menunggu sherena bangun.

Ting (tlpn dari prama, ayah alden)

"iya pah?"

"Sherena kenapa?"

"Maaf, alden kesal"

"belum saatnya Al, kita ketemuan di cafe"

"malam-malam begini?"

"ada rencana yang pingin papah omongin ke kamu"

"baik pah"

telepon di matikan sepihak

•••

"kamu sudah melukai sherena dluan?" Ucap prama dengan tatapan serius

"iya pah maaf Al greget sma kebenciannya malah tambah menjadi"

prama menghelus kepala alden dengan senyum liciknya "gausah minta maaf kerja bagus nak, hancurkan masa depan sherena itung-itung pelampiasan kebencian mu kepadanya"

"Iya, tapi rencana apalagi pah"

prama menyusun rencananya lagi, sampai tiba nanti rencana busuk prama ditimbalkan ke sherena "bagus pah aku jga benci dengan gadis itu" beo alden

pagi menyinari jendela kamar pasien sherena, sherena terbangun kepalanya sangat sakit apalagi bagian paha-pahanya yang terkena luka penglihatan sherena mulai pulih ia melihat alden yang duduk di sampingnya dengan membawa bubur "sepertinya pengen nyuapin gue?" batin sherena

ALDEN DAN SHERENA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang