Biasanya akhir tahun selalu disambut dengan suka cita, apalagi mengingat jika masih dalam nuansa Natal.
Dan untuk tahun ini Jingga mencoba hal baru, bermalam di rumah Leon bukan suatu yang buruk untuk menghabiskan waktu liburannya yang tinggal tiga hari lagi.
Setelah selama hampir dua Mingguan ia mendekam di rumahnya yang sepi.
Jingga akhirnya, mengikuti ajakan Leon yang sejak dari awal sudah menawari.
Berbekal sepeda gunung milik salah satu adik kembarnya, Jingga menyusuri jalan perumahan Leon.
Stang sepeda kirinya tergantung bingkisan yang berisikan kue tart kesukaan Leon.
Dan begitu roda sepedanya mencapai, gerbang rumah besar Leon.
Jingga menghentikan laju sepedanya, ia kemudian turun dan menuntun masuk ke dalam yang sudah tidak perlu lagi membuka gerbang karena gerbang besar itu telah lebih dulu dalam posisi yang terbuka.
"Permi-"
"ABANG LEON BALIKIN HP KU!"
"ABANG EZAA! NGAPAIN IKUT-IKUTAN,, HUWAAA TANTE TOLONGIN, ABANG NAKAL-NAKAL!"
Jingga yang telah siap akan mengetuk pintu rumah Leon, mengambil kembali tangannya yang hendak mencapai permukaan pintu.
Langkahnya tergerak menyusuri daerah belakang rumah Leon yang terhubung dengan jalan sempit di samping ruangan bagasi, sembari dalam perjalanan menyusuri telinga Jingga menangkap suara keras tawa yang tampak banyak, teriakan suara nyaring dari perempuan yang tadi dia dengar atau bahkan suara familiar Leon dan Eza.
Dan benar saja, begitu sampai di halaman belakang rumah Leon dan Eza yang luas. Jingga melihat banyak sekali orang disana yang tengah duduk mengerumuni meja panjang yang berada di halaman itu.
Jingga juga menemukan Leon yang tengah berlari dan Eza yang juga ikut berlari disamping, menghindari kejaran sosok perempuan di belakangnya yang Jingga yakini sebagai pemilik suara teriakan tadi.
Jingga yang dari tadi mengintip di balik pintu kaca pintu masuk ke halaman belakang, mengulas senyum.
Ia pun mengambil langkah mundur.
Dan lekas pergi membawa sepedanya lalu kembali keluar dari perkarangan rumah Leon.
Jingga memutuskan untuk tidak jadi menginap dan merayakan tahun baru dengan Leon.
*****
Di lain tempat, di sebuah ruang makan.
Suara pecah gelas yang sengaja di lempar.
Merenggut atensi penghuni rumah, termasuk seorang pemuda yang sedang tiduran di kasur.
Pemuda itu segera saja bangkit dan turun tergesa ke bawah.
Mata sipitnya bertemu pandang dengan wanita cantik yang sama sepertinya tampak panik bedanya wanita itu telah mengeluarkan air mata di kedua matanya,wanita itu tiba-tiba saja menunjukkan ekspresi memohon kepadanya.
Tau maksud dari wanita itu, segera pemuda itu melangkahkan kakinya menuju ruang makan.
Tanpa diikuti wanita tadi.
Langkah tegasnya langsung berhenti, mata sipitnya membulat sempurna.
Segera saja pemuda itu mendorong ayahnya sendiri.
"Papa gila! Arjuna bisa mati kalo papa cekik gitu!!"
Rama, nama pemuda itu. Menarik bangun adik tirinya Ajun dari lantai. Tangan besarnya membawa Ajun ke belakang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Bercerita (On Going)
Teen FictionSegala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan! Jingga tidak menyangka kepindahannya yang tiba-tiba membawanya dapat merasakan berbagai macam sisi lain dari hidup orang lain, Dari mulai kisah yang paling gelap sampai yang bu...