27 | Jingga, Dunia itu Aneh

193 21 0
                                    

Ajun tau suatu hari nanti, cepat atau lambat ada suatu hal yang perlu dia bayar atas apa yang telah dia perbuat. Dan Ajun harusnya tak perlu kaget akan hal itu.

Tapi tampaknya kehadiran Rudi yang menunggunya di depan kelas tadi. Tetap memberikan efek kejut luar biasa bak sengatan listrik kecil, apalagi begitu nama Monta disebut bersamaan satu berita online yang anehnya luar biasa, ditunjukkan tepat di depan mukannya.

Ajun terdiam mencerna semua yang ada.

Sementara Rudi dibiarkan merutuk sendirian.

Tidak ada siapapun di ruang lab, hanya ada mereka berdua. Tapi Ajun merasa sedang ditelanjangi dan dipermalukan.

Lalu sayup-sayup terdengar Rudi berkata, "Kasihan Montha,"

*****

Jingga sedang mengantri untuk mandi, tapi gagal fokus saat mendapati Gagan yang berlari ke kamar mereka lalu keluar lagi dengan jaket yang ada di pegangannya. Hendak bertanya ada apa tertahan begitu melihat betapa cepatnya  anak itu kembali turun.

Lalu ditengah pertanyaan batinnya, tiba-tiba saja terdengar obrolan yang keras dari belakang.

Seperti sengaja,

"Haha si Anjing sekolah kita udah kayak rutan kali yak, banyak bener kasus korupsi udah mah pak kepala, eh sekarang tau-tau siswanya juga ada yang terlibat. Makanya gue sih gak kaget kalo besok-besok tukang kebun kita juga tau-tau ada beritanya."

"Lah ada lagi, siapa tuh emangnya?"

"Loh elo gak tau?" Kali ini Jingga tidak bisa menutupi rasa penasarannya. Ia pun bangkit dari sandarannya di tembok samping pintu kamar mandi, kemudian berbalik dan begitu akhirnya berhasil melihat kedua orang yang tengah mengobrol dengan keras itu. Mata Jingga tanpa sengaja bersibobrok dengan orang yang dikenalnya sebagai tetangga depan kamarnya. Kali ini jelas sekali pandangan merendahkan  yang ada tanpa ada kesan ramah seperti biasanya. Lalu dengan senyum miringnya sambil tetap memandangi Jingga orang itu pun berkata.

"Jingga gue denger Montha temen lo itu udah gak masuk dua minggu, lo tau gak dia kemana?"

"Eh atau lo tau dia kemana? Kan lo temennya hahah,"

*******

Semua orang membicarakannya, begitu banyak yang digali bahkan bagian paling terdalam pun ikutan digali dan dipaksa naik ke permukaan.

Jingga hanya bisa menutup mulutnya dengan tangan, tatkala ia mendapatkan link berita dari grup kelas yang kemudian ia klik dan tak lama setelah habis dibaca berhasil membuatnya tercengang.

Satu Fakta tentang Montha yang Jingga harap tak nyata.

Pantas pembicaraan  orang-orang tadi begitu tidak enak dia dengar.

Tapi daripada marah akan orang-orang tadi, rasa khawatir langsung memenuhi benaknya.

Ada kondisi Montha yang perlu ia pastikan.

Maka dari itu begitu  satu nama terlintas, buru-buru Jingga menghubunginya.

Gayung bersambut, tak perlu menunggu lama orang itu pun menganggkat. Lalu Jingga pun berkata,

"Halo Ajun lo dimana?"

******

"Tolong, Montha teman saya,,"

"Gagan kamu tau kan jika maksud kedatangan kamu disini itu beresiko banyak hal?"

Gagan meremas pegangan tangganya sendiri, lalu ia pun mengangkat wajahnya dan menatap penuh harap terhadap orang dewasa di hadapannya.

Gagan kemudian berkata, "Pak Galih jika bapak lupa, karena teman saya lah kuasa sekolah kembali lagi pada yayasan. Bapak tidak perlu mengotori tangan untuk memulihkan kembali hak bapak."

Galih orang yang repot-repot didatangi malam-malam oleh Gagan pun menguraikan tawanya setelah mendengar ancaman kecil dari Gagan yang tidak berarti apa-apa baginya.

"Haha, Gagan tidak perlu mengingatkan bahkan tanpa batuan dari temanmu itu saya dapat merebut kembali apa yang saya punya."

Gagan mengendurkan otot matanya, ia kemudian menjadi panik sendiri karena merasa jadi kecil sendiri.

Tapi satu tepukan di bahunya, membuat Gagan menjadi berharap lagi.

Kemudian suara pak Galih si kepala sekolah baru yang menolongnya dalam menyelesaikan kasus Mio, berkata, "Tenang saja meski begitu, tak mungkin saya melupakan pengorbanan Montha demi mengungkap kasus korupsi yang terjadi dan diam saja begitu dia disakiti."

Diam-diam Gagan membuang nafasnya, ia menjadi lebih lega dan merasa bersyukur datang pada orang yang tepat.

"Tapi, meskipun saya sangat tidak menyukai tindakan gegabah dan ilegal yang dilakukan  Montha dan teman-temannya yang lain."

Gagan kembali lagi menarik nafasnya, "Ya walaupun begitu, balik lagi. Karena ini pun didasarkan kelalaian saya yang membiarkan terlalu lama sehingga menyebabkan banyak orang yang merugi dan tak tahan. Saya rasa membayarnya dengan jaminan perlindungan cukup adil, bukan? Jadi kita sama-sama menyembunyikan batu dalam tangan kita."

*****

Berbeda dengan Gagan, Ajun saat ini tengah menangis dihadapan Jingga. Mengungkapkan semuanya memanglah berat.

Apalagi begitu sadar jika yang ia perbuat akhirnya menjadi kemalangan untuk temannya sendiri.

Malam itu Ajun menangis tapi kali ini bukan tentang perkara kehidupannya yang ia tangisi tapi mengenai Montha dan kekecewaannya terhadap dunia.

"Jingga, Dunia itu aneh. Kenapa harus Montha yang ngalamin ini semua?"

Dan malam itu Jingga membiarkan pertanyaan Ajun mengambang begitu saja tanpa ia jawab.

Biarlah Tuhan  sendiri yang menjawab pertanyaan Ajun kawannya.

*******

Breaking News! Terungkap bahwa Gubernur daerah xx melakukan penggelapan dana sebesar 13 miliar, total kekayaan yang menembus angka triliunan menjadi pertanyaan!

Gubernur xx benarkah masih terlibat dengan kasus korupsi di sekolah yang viral di twitter, bulan lalu?

Lima Fakta kehidupan mewah anak-anak gubernur xx yang tersandung korupsi.

Tidak banyak tersorot ternyata gubernur xx memiliki anak angkat yang berumur remaja!










TBC

Apa kabar guys!

Jingga Bercerita (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang