"hah- hah -,"
Dengan nafas yang tersengal-sengal sembari terus memegangi pinggangnya, Jingga yang tengah berlari kecil dengan susah payah akhirnya sampai pada putaran terakhir dan begitu sampai di garis awal langsung saja merebahkan di rumput samping lapangan.
"Gimana teman sebangku? Ucapan gue yang bilang Lo bego? "
Disapa dengan ucapan begitu Jingga spontan memutar matanya malas.
Lagi-lagi orang itu membicarakan hal-hal tidak jelas.
Tapi, berbeda dengan Jingga teman sebangku Jingga yang badannya mungil itu malah terkekeh geli, saat melihat Jingga yang tampak kelelahan sampai-sampai bergerak menutup matanya.
Tanpa perasaan, remaja itu menendang tulang kering Jingga.
Refleks Jingga kembali membuka matanya dan menatap tajam ke arahnya.
"Sumpah Lo dari kemarin ada masalah apa sih? Kek nya ngerusuh mulu?" Jingga yang kini sudah dalam posisi bangun dari tidurannya, menatap sengit ke arah teman sebangkunya yang sedang berjongkok tepat di depannya.
Bukannya membalas, orang itu malah tertawa membuat Jingga menatapnya aneh.
"Lo kenapa sih! Gak gila kan?"
"Gila mata kau! Waras gini. Gue ketawa tuh karena ngeliat Lo yang udah kepayahan padahal baru permulaan, hahah~ ternyata peringkat terakhir gue akhirnya ada yang lengserin juga yaaa,,"
Mendengarnya,mata Jingga seketika memicing tak paham.
"Maksud Lo?"
"Denger ya murid baru, kita itu lagi ngadain penilaian akhir tes kebugaran. Yang dimana sesi ini berlangsung selama tiga hari, dan well karena Lo pindah pas banget sama akhir semester. Jadi nikmatin ya sensasi bakar lemak dari neraka."
Mata Jingga membulat sempurna, demi apa? Dia bakal menjalankan keliling lapangan 30 kali, dan tetebengek lainnya yang jumlahnya sama besarnya bahkan bisa lebih selama tiga hari? Berturut-turut.
Sumpah jika tau begini, daripada dia sekolah asrama lebih baik minta dipesanterinin saja sekalian. Biarlah Jingga melepas mimpinya jadi pesepakbola.
"Oh dan jangan lupakan, hasil penilaiannya di pampangin di Mading sekolah jadi Lo bisa puas-puas deh ngejek temen yang paling peringkat terakhir,eh lupa kan Lo yang diejek."
Jingga melempar botol air minum kosong di sampingnya begitu Arjun atau yang disapa Ajun oleh teman-temannya di kelas, tersenyum mengejek dengan mimik wajah yang tampak bahagia sekali.
"Eits! Murid baru harus jaga image dong."
Persetan! Dengan image murid baru. Muka Jingga sudah memerah karena kepanasan ditambah dengan rasa kesalnya kepada teman sebangkunya yang sejak kemarin mengusiknya.
Lantas Jingga pun segera berdiri, Ajun yang tau itu dia pun juga segera mengambil ancang-ancang kabur tapi kesigapan Jingga yang mencegah Ajun kabur tak main-main. Buktinya kini Ajun telah dalam posisi memberontak ketika Jingga memiting lehernya.
"Anjing Lo mau bunuh gue?Lepas Bangsat! Napas se-sesek!"
Ajun yang kesusahan memukul-mukul lengan Jingga. Sementara Jingga malah tertawa kencang.
"Biar Lo tau akibatnya kalo macam-macam sama gue!"
Di tengah-tengah sesi balas dendam tiba-tiba saja terdengar suara nyaring peluit.
"Anak-anak sesi selanjutnya akan segera dimulai! Cepat buat barisan!"
Suara lantang menggelegar di sisi lapangan, wali kelasnya telah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga Bercerita (On Going)
Ficção AdolescenteSegala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan! Jingga tidak menyangka kepindahannya yang tiba-tiba membawanya dapat merasakan berbagai macam sisi lain dari hidup orang lain, Dari mulai kisah yang paling gelap sampai yang bu...