WAIT FOR ME... OKAY

518 42 15
                                    

"Apa dia marah dengan perlakuanku padanya?" gumam Y/N.

Sudah 10 hari sejak kejadian di apartemen Y.N, Jeon tidak terdengar kabarnya. Dia juga tidak chat atau nongol di depan apartemen Y.N. Bahkan dia tidak berada di manapun. Y.N merasa hatinya tidak enak. 

"Sebentar lagi" kata Jeon sambil mempersilakan Y.N duduk di kursi yang sudah ditarik oleh Jeon.

"Dengar Mr. Jeon.. saya tidak ingin bersikap tidak sopan terhadap Anda.. tapi sepertinya ini sudah berlebihan." kata Y.N tanpa menghiraukan kata kata Jeon. 

"Say sangat berterima kasih karena Anda sudah menjadi wali saya ketika operasi, saya akan membayarnya. " Y.N menghela nafas pendek.

"Tapi saya pikir, Anda sudah terlalu lancang dengan menganggap bahwa apartemen ini adalah milik Anda. Juga sangat keterlaluan jika Anda menganggap bahwa saya seperti M I L I K Anda..." Y.N mulai kehabisan kesabaran. 

"Saya bukan milik siapapun, dan jangan Anda pikir kedekatan kita kemarin itu bisa berlanjut lebih jauh. Saya pikir sudah sampai disini saja. Saya berhutang pada Anda .. jadi tolong katakan bagaimana say aharus membayarnya?" tanya Y.N mencoba sopan. 

Jeon tidak bereaksi sama sekali. Dia tahu bahwa reaksi Y.N pasti akan seperti in. Meskipun belum terlalu dekat, tapi Jeon bisa tahu seperti apa Y.N itu. Itu sebabnya dia tidak bereaksi apa apa. Hanya mendengarkan tapi tidak menjelaskan apa apa. 

"Saya permisi" kata Jeon sopan. 

Jauh berbeda dengan ketika tadi dia menemani Y.N. Kali ini dia menunjukkan ekspresi datar dan juga tidak banyak berbicara. Setelah meminum air putihnya, dia lalu mohon diri. 

"Ta-tapi - Mr.Jeon.. bagaimana dengan ganti ruginya?" tanya Y.N mencoba mengejar Jeon yang sudah keluar dari apartemen Y.N.

"Apa - apaan sich dia?" kata Y.N kesal sambil mengunci pintunya. 

"Dasar orang aneh" kata Y.N lagi. 

Apa dia sakit hati setelah aku mengusirnya waktu itu? 

Apa itu sangat menyakitkan ya? 

Apa mungkin dia marah?

Bagaimana kalo dia beneran marah?

Bagaimana kalo dia berfikir aku orang yang jahat dan tidak sopan. 

Pikiran tentang kejadian 10 hari itu terbayang terus dalam benaknya. Dia tidak bisa berkonsentrasi dengan kanvas yang ada di depannya. Selama beberapa hari pertama, Y.N tidak merasakan apa apa. Dia justru berfikir semuanya lebih baik begitu. TIdak ada yang mengganggu denga kenarsis annya. Tapi entah kenapa, beberapa hari terakhir ini, dia merasa ada yang hilang. Meskipun hanya sebentar, tapi hubungan mereka di rumah sakit lumayan baik. Apalagi semenjak Jeon membisikkan kata kata yang menghangatkan di saat dia tertidur. 

"Woy.. itu kanvas kenapa masih putih aja?" tanya Jay membuyarkan lamunan Y.N.

Glek

"Apaan sich Jay?" tanya Y.N sambil memukul lengan Jay. 

"Harusnya aku yang tanya donk" kata Jay. 

"Dari tadi dilihatin gak ngelakuin apa apa... Ada yang kamu pikirkan?" tanya Jay lagi. 

"Gak koq...cuma lagi buntu . gak ada ide" kata Y.N santai.

"Kalau tidak ada ide... jalanlah... cari inspirasi" kata Jay sambil mengambil kuas dari tangan Y.N

Y.N mempertimbangkan pemikiran Jay. 

Mungkin aku bisa berkonsentrasi lagi nanti..

Mungkin aku juga bisa tidak memikirkannya...

PENULIS KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang