PENGAKUAN

538 49 16
                                    

" I LOVE YOU" kata Jeon sambil mengecup kening Y.N.

"I LOVE YOU TOO " kata Y.N sambil memejamkan matanya.

"APA?" tanya Jeon tidak percaya. 

Jeon masih belum percaya dengan apa yang dia dengar baru saja. 

"Katakan sekali lagi" pinta Jeon sambil duduk di samping Y.N.

"I Love you too" senyum Y.N merekah di ujung bibir tipisnya. 

"Yeeay...serius kah?" tanya Jeon sambil melompat dari kasur. 

"Iiih.. malu ah.. " kata Y.N sambil menutup matanya. 

Dia merasa aneh melihat Jeon yang selama ini begitu sempurna di balik kesempurnaan jahitan baju dan mahalnya sepatu dan aksesories yang dia kenakan, sekarang dia melihat Jeon tanpa sehelai benangpun.

Dia merasa geli melihat Jeon yang selama ini begitu berkharisma dan menjadi idola dan idaman semua wanita karena kesempurnaan tingkah lakunya, sekarang terlihat layaknya seorang anak kecil yang baru saja mendapat sebuah permen lolipop.

"Kamu serius dengan ucapanmu?" tanya Jeon girang. 

"Atau..- atau ini hanya karena kita baru saja melakukannya?" tanya Jeon gusar. 

"Menurutmu?.." Y.N menarik selimut untukmenutupi wajahnya yang terlihat merah karena malu. 

Jeon mendekati Y.N dan menyibakkan selimut di wajah Y.N. 

"Wajah ini cantik.. jangan ditutupi ya?" pinta Jeon. 

"Tapi tunjukkan wajah ini hanya buat aku" rengek Jeon lagi. 

Jeon berbaring di belakang Y.N yang masih menutupi dirinya dengan selimut smapai ke dagu. Entah kenapa, Y.N merasa sedikit malu di hadapan Jeon tanpa sehelai benangpun dan juga setelah mereka bercinta. 

Jeon masuk ke dalam selimut yang sama dengan Y.N. Dia berusaha mendekatkan tubuhnya ke Y.N sedekat mungkin. Jika memungkinkan tidak ada celah di antara mereka. Jeon memeluk Y.N dari belakang, dan memasukkan kakinya di antara paha Y.N. 

Hangatnya...

Kehangatan di dalam selimut itu berbeda dengan cuaca yang begitu dingin di luar dan gemuruh yang menggelegar. Ada yang berbeda dari Y.N. Meskipun guntur begitu keras, kali ini, di pelukan Jeon, dia tidak merasa takut sama sekali. Bahkan dia merasa nyaman dengan keadaan seperti ini. Jeon ingin meremas payudara Y.N lagi, tapi dia melihat gadis miliknya begitu kelelahan. Peluh keringat masih menjalar di perut dan lehernya. Begitu juga dengan punggungnya. Jeon merasa begitu lengket dengan Y.N karena keringat itu. 

Jeon mendekatkan wajahnya di tengkuk leher Y.N. Meniupnya untuk menggodanya. Dia juga menggesek gesekkan ujung hidung mancungnya di tengkuk lehernya. 

"Jeon.. apa yang kamu lakukan?" tanya Y.N. 

"Jangan bilang.." tebak Y.N.

"Kamu yang bilang lho.. aku gak bilang koq" kata Jeon masih dengan godaannya. 

"Aku lelah Jeon..." kata Y.N. 

"Okay... " kata jeon menyerah dengan keinginan gadisnya itu. 

Gadisku???

Membayangkan kata itu di otaknya, Jeon tersenyum nakal tapi manis sekali. 

Yess... kamu gadisku.. dan akan selalu jadi gadisku...

Jeon menghentikan gerakannya, dan hanya mendekatkan ujung hidungnya saja di tengkuk Y.N. 

Tidak terasa malam semakin larut, Jeon merasa gerah meskipun dia sudah menyalakan AC nya. Dia terbangun dan merasa haus. Dia mengenakan celana panjangnya dan berjalan ke arah dapur. Dia mengambil air dingin di dalam kulkas, dan mengambil sedikit cemilan di pantry. Dia berhenti sejenak di sebuah rak yang penuh buku dan album foto. Dia mengambil sebuah album foto, dan album album lainnya. 

PENULIS KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang