Prang...
"Aah.." Y/N meringis kesakitan ketika pecahan kaca besar menggores tangannya.
Darah segar mengucur deras. Y/N mencari kain untuk menekan lukanya agar darahnya tidak keluar terus menerus. Tapi sepertinya lukanya sobek terlalu dalam dan besar. Dia menahan rasa sakit sambil berusaha mencari handphonenya.
"Sepertinya aku tidak akan bisa mengendarai mobil sendiri" kata Y/N.
Dia memutuskan untuk menggunakan jasa taksi online. Dia lalu mengambil mantelnya dan keluar untuk menunggu taksi nya di lobby bawah.
"Haish.. kenapa sakit sekali?" tanya Y/N meringin menahan sakit.
Orang orang yang melihat tangannya sempat menutup mulut untuk menahan herannya. Mungkin mereka berfikir bahwa Y/N mencoba untuk bunuh diri dengan menyayat nadinya.
"Atas nama nona Kim Y/N?" tanya sopir taksi sesaat setelah Y/N sampai di depan pintu utama.
Y/N hanya mengangguk. Badannya lemas dan kepalanya mulai terasa pusing.
Kenapa pusing sekali?
Apa yang terjadi?
Setelah mengatakan tujuannya, Y/N menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Dia merasa badannya terkulai lemas dan kesadarannya mulai menghilang. Mungkin ini akibat darah yang keluar terlalu banyak.
"Tolong.. ada korban kecelakaan" kata sopir taksi yang ditumpangi Y/N.
Para suster yang bertugas di pintu depan rumah sakit pusat langsung mengambil tempat tidur dorong dan memindahkan Y/N yang mulai pingsan.
"Ruang IGD" teriak seorang suster.
Itulah kalimat terakhir yang didengar Y/N. Selanjutnya dia tidak mengingat apa apa, hingga keesokan harinya dia terbangun di sebuah kamar di rumah sakit itu.
"Akkh..." rintih Y/N sambil memegangi kepalanya.
"Kamu sudah sadar?" tanya Jeon sambil membantu Y/N duduk.
"Si- siapa kamu?" tanya Y/N sambil memicingkan matanya akibat sinar matahari yang terlalu menyilaukan.
"Jeon" kata Jeon singkat.
Dia mengambilkan gelas yang berisi air dan membantu Y/N untuk minum.
"Je- Jeon?" tanya Y/N memastikan.
"Hu - uh" kata Jeon lagi.
"Tapi.. apa yang Anda lakukan disini?" tanya Y/N.
Anda????
Sebelum Jeon mulai marah dengan pikirannya sendiri, seorang dokter masuk kamar dengan seorang suster. Suster tersebut tersenyum genit ketika dia melihat Jeon. Jeon sempat melihatnya sekilas, tapi dia lalu berbalik melihat Y/N yang masih menahan pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENULIS KESAYANGAN
RomanceAku kasih tau dulu dech .. biar kagak salah paham ya ... Nich cerita kagak buat anak yang umurnya masih 2 digit dengan angka 1 di depannya... jadi yang baca nich cerita mesti yang umurnya minimal angka 2 di depannya. Aku udah ngingetin ya ... Oya...