RENCANA

481 39 36
                                    

2 bulan berlalu sejak moment istimewa yang diberikan Jeon di frame cabin waktu itu. Hubungan Jeon dan Y.N semakin dekat satu sama lain. Setelah memahami keraguan dan kekhawatiran Y.N tentang siapa Jeon yang sesungguhnya, Jeon tidak terlalu memaksakan keinginannya. Dia mencoba melakukan secara perlahan sesuai dengan permintaan Y.N. 

Setelah pemberian kalung dari Jeon saat itu, Y.N mencoba untuk membuka perasaanya meskipun tidak secara mendadak. Rasa trauma dan takutnya masih melingkupinya sesekali. 

"Ini apa Jeon?" tanya Y.N di pagi hari di frame cabin

Y.N mengamati kalung yang diberikan Jeon dan jujur saja, dia sangat mengaguminya. Desainnya yang sederhana sesuai dengan kepribadiannya. Namun meskipun desainnya sederhana, tapi kilau nya benar benar cantik. 

"Selamat pagi sayang .. ini hadiah untukmu" kata Jeon sambil mengecup kening dan bibir Y.N. 

"Aku tahu .. tapi .. ini terlalu mahal.." Y.N mencoba menolak pemberian Jeon. 

"Kamu menyukainya?" tanya Jeon sambil meletakkan kepalanya di tangannya. 

Dia menatap Y.N yang sedang mengagumi kalung itu. 

"Hanya orang bodoh yang tidak menyukainya" ledek Y.N. 

"Dan kamu tidak bodoh kan?" tanya Jeon sambil menggelitik Y.N. 

"Jeon... geliii" teriak Y.N kecil. 

"Kalau begitu, harganya sepadan ... " kata Jeon sambil memeluk Y.N. 

"Tapi .. ini.. mmmph" Y.N tidak melanjutkan perkataan karena Jeon sudah terlebih dahulu mencium bibirnya dan melumatnya. 

"Tidak ada kata "tapi" sayang ... " kata Jeon saat melepas ciumannya. 

"Kasihan kalung ini .. dia sudah minder dengan kecantikannya, dan kamu masih menolaknya?" tanya Jeon sambil memonyongkan bibirnya. 

Y.N hanya tersenyum dan balik mencium Jeon. 

Hari hari berlalu penuh dengan kemesraan saat Jeon bersama Y.N . Dia selalu memanjakan Y.N dan membuat Y.N tidak bisa menebak apapun yang akan diberikan Jeon padanya. Kadang kala, Jeon membuat makan malam romantis di sebuah yacht yang berlayar di sebuah laut. Atau pagi pagi Jeon akan membawakan sarapan manis yang diantar langsung ke apartemen Y.N. Ketika mendung dan hujan datang, Jeon langsung menghentikan rapatny dengan para pemegang saham dan meluncur ke apartemen Y.N karena khawatir dia ketakutan ketika mendengar guntur. Bahkan seorang Jeon mau menunggu Y.N yang harus menemui kliennya, dan mengajaknya untuk berlibur, melakukan kegiatan ekstrem di luar ruangan, dan masih banyak lagi. Untuk Y.N, kehidupannya tidak lagi membosankan dan menakutkan. 

Hari ini mungkin sama seperti hari hari biasanya. Hanya saja, pagi ini Jeon terlihat begitu manja pada Y.N. Dia tidak rela melepas Y.N untuk pergi ke galeri. Setelah sarapan bersama dan mengantar Y.N sampai di depan galeri, Jeon masih memeluknya erat, seolah olah dia tidak akan bertemu lagi dengan Y.N. 

"Kamu kenapa sayang?" tanya Y.N heran saat Jeon memeluknya erat sekali. 

"Tidak apa apa.. hanya ingin memelukmu saja" kata Jeon. 

"Sebentar lagi ya..." tambah Jeon merajuk. 

Y.N yang masih keheranan dengan sikap Jeon mencoba mengikuti alurnya saja. 

"Hei .. nanti kan kita ketemu lagi.. malu ihh" kata Y.N berusaha melepaskan pelukan Jeon. 

Jeon hanya mengangguk dan melambai pada Y.N yang berjalan memasuki galeri. Y.N sempat menengok ke belakang dan melihat wajah Jeon yang agak memelas. 

PENULIS KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang