HOME SWEET HOME

612 50 23
                                    

"Aahh.. akhirnya aku pulang" gumam Y/N. 

Setelah beberapa hari, keadaan Y/N semakin membaik. Hasil operasinya pun juga menunjukkan hasil yang baik.  Pagi ini, dia diijinkan meninggalkan rumah sakit. 

"Nona Y/N .. ini obat yang harus diminum setiap hari ya" kata seorang suster setelah Y/N menyelesaikan administrasinya. 

"Terima kasih sus.." kata Y/N sambil memasukkan obat obatnya ke dalam tas. 

"Oya.. jangan lupa seminggu lagi kontrol ya" kata suster tadi menambahkan. 

Y/N mengangguk dan tersenyum sembari meninggalkan bagian farmasi. 

"Hmmm...tinggal cari taksi saja" kata Y/N. 

Sebuah mobil UV hitam tiba tiba berhenti di depan Y/N. Y/N yang merasa tidak mengenal mobil tersebut, beranjak ke belakang mobil tersebut. Dia  tidak ingin menghalangi pemilik mobil tersebut. 

"Butuh tumpangan?" suara yang familier di telinga Y/N. 

Jeon Jungkook...

Siapa lagi...

"Apa yang Anda lakukan disini?" tanya Y/N kaget. 

"Kontrol?" tanya Y/N lagi. 

"Sekali lagi kamu memanggilku dengan nama Anda...kamu akan dihukum" kata Jeon sambil meletakkan satu jarinya di bibir Y/N, sedangkan tangan yang satunya mengambil tas dari tangan Y/N. 

Y/N kaget dengan tindakan Jeon. Dia tidak menyangka bahwa kedekatannya dengan Jeon selama beberapa hari di rumah sakit berjalan sangat cepat. Jeon sendiri sudah mulai nyaman untuk menyentuh Y/N dan merasa bahwa Y/N adalah miliknya. Seandainya tidak memikirkan perasaan Y/N, mungkin saat ini, Jeon sudah mengatakan pada dunia dan semua yang ada di dunia itu, bahwa Y/N adalah miliknya. 

"Mr. Jeon..Mr. Jeon..." teriak Y/N sambil mengejar Jeon yang membawa tasnya. 

"Tunggu...kembalikan tas ku" kata Y/N.

Jeon hanya berbalik dan wajahnya begitu dekat menghadap Y/N. Y/N menghentikan langkahnya secara spontan. Hatinya berdegup sangat kencang ketika wajahnya berhadapan begitu dekat dengan Jeon. Dia langsung mundur selangkah ke belakang, namun Jeo menangkapnya dan menariknya ke dalam pelukannya. 

"Aah.." teriak Y/N saat dia berada di pelukan Jeon. 

Dia berusaha melepaskan tangan Jeon dari pinggangnya. Dia tidak ingin Jeon mendengar degup jantungnya yang sangat kencang. Meskipun demikian, Jeon dapat melihatnya dari raut wajah Y/N yang memerah seperti tomat matang. Dia justru mempererat pelukannya ketika Y/N berontak darinya. 

"Kenapa?" tanya Jeon santai. 

Suara lembutnya serasa menghipnotis Y/N hingga tanpa dia sadari, dia berhenti berontak. Saat dia tersadar dari lamunannya, dia menghempaskan tangan Jeon. 

"Kenapa sich semena mena?" Y/N terlihat sangat kesal. 

Jeon hanya tersenyum dan berdiri diam menatap Y/N yang salah tingkah. 

"Gak semena mena koq.. cuma being gentleman aja" kata Jeon sambil membukakan pintu mobilnya untuk Y/N. 

"Aku pulang naik taksi saja.. tapi terima kasih tawarannya" kata Y/N sambil membuka pintu belakang untuk mengambil tasnya. 

Jeon menutup pintu mobil yang dibuka Y/N dan menyandarkan Y/N ke mobil. 

"Ini bukan tawaran.. ini keharusan" kata Jeon sambil memaksa Y/N masuk ke dalam mobil. 

Mau tidak mau Y/N menuruti kemauan Jeon. Dia tidak habis pikir dengan tingkah laku Jeon yang semena mena. 

"Kenapa?" tanya Jeon saat dia menyadari Y/N sedang menatapnya dalam. 

PENULIS KESAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang