Ring : 04

2.6K 279 63
                                    

"Bisa? Kita cari bukunya Sabtu malem aja?"

"Yaa, gak papa. Abis gue basket berarti. Tapi kemaleman gak?"

"Kalo cuma ke toko buku sih kayaknya gak bakal kelamaan." Pandu melirikan mata, tangan kirinya berkacak pinggang, "Sorry."

"Gak papa, gak papa." terdengar pula kekehan dari sebrang, "Emang lo ada acara apaan sih Pak, sampe gak enak gitu bilang ke gue."

"Ya, gak enak karena udah buat janji duluan."

"Ooh, selow lah Pak."

"Sebenernya bukan acara yang gimana-gimana juga." dan sebenarnya Pandu agak bingung bagaimana menjelaskannya. "Jadi Puti tadi ketemu temen lama, ngajak ketemuan hari Minggu. Saya kira weekend kan ya bisa minggu depannya lagi, ternyata minggu ini."

"Ooh gitu."

"Sorry.. sekali lagi."

"Ya ampun Paak, santai aja kali." Levi benar-benar tertawa di sebrang. "Eh Pak, kan selesai basket tuh jam 5an gitu ya.. nyari buku paling gak lama, kita ngopi-ngopi sekalian lah. Ya?"

"Iya terserah. Nanti Saya tunggu langsung di toko bukunya aja ya?"

"No, tunggu rumah. Gue yang jemput, gue bawa mobil."

"Bolak-balik dong Lev."

"No prob!"

Pandu menyerah, ia lirik lagi bayangannya di cermin lemari. "Oke.."

"Sip. Lagi apa? Udah mandi?"

"Udah. Lagi mau ngerekap nilai kelas."

"Ugh... nilai gue gak usah lo kasih tau ya Pak."

Seringai Pandi melebar, "Kenapa?"

"Malu banget gue. Gila aja. Kayak, pacar gue guru, wali kelas gue sendiri dan nilai gue jeblok??"

Pandu sontak tertawa.

"Gak usah ketawa lo! Itu yang selama ini gue pikirin tau gak?" Levi di sebrang tersenggih agak kecewa. "Nilai gue ancur banget di MTK, Pak. Please lah, katrol pak. Please."

"Hahaha gak tau yaa. Kamu kayak gitu sama aja nyogok saya tau gak?"

"Ah! Gituu!"

Pandu makin tertawa-tawa, telinganya penuh dengan suara mendumal Levi. Ia kira, rencana untuk merekap nilai itu harus diundur beberapa menit. Pandu masih ingin menggoda Levi dan mendengar anak itu mendumal karenanya.

Bicara soal Levi, hubungan Pandu dah Levi sudah berlangsung beberapa bulan ini, mungkin empat, atau lima? Tidak ada yang menghitung dengan jelas, yang keduanya tau mereka resmi menjadi sepasang kekasih diluar status guru dan murid.

Ya Levi memang murid Pandu. Sudah sejak Levi kelas 10 Pandu membimbung kelas Levi, baru kelas 12 ini menjadi wali kelas Levi. Waktu itu Levi yang lebih dulu menyatakan perasaannya pada Pandu. Oh jelas ditolak, karena Pandu gurunya dan menganggap Levi main-main. Tapi nyatanya Levi serius.

Jadi satu tahun setelah Levi ditolak, ia beranikan diri lagi menyatakan perasaannya. Mengatakan keseriusannya, dengan surat dalam kiriman buket bunga ke rumahnya. Levi takut ditolak lagi, ia tidak mau dengar kata penolakan itu jadi ia kirim bunga dengan surat cinta ke alamat rumah Pandu.

Pandu tidak langsung menjawab, ia simpan bunganya dalam vas berisi air. Ia baca suratnya berkali-kali. Masih merasa bersalah karena Levi muridnya. Tapi di sisi lain, Pandu memang melihat keseriusan Levi padanya setahun terakhir.

Jadi esoknya, Pandu ajak Levi bertemu sepulang ia mengajar di tempat les. Memang terlalu malam, pun Levi menyanggupi, keduanya bertemu dan hanya saling diam untuk beberapa waktu.

Proposal (BL 20+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang