Arti nama Puti ialah seorang putri, lalu Pranna artinya bijaksana, dan Prama... arti nama Prama adalah terakhir. Ya Prama akan menjadi ajak terakhir. Wildan dan Pandu tidak berniat untuk punya anak lagi, mereka sudah diberikan lebih dari yang mereka harapkan. Tiga anak sekaligus.
Winata sendiri artinya suci, sama seperti anak-anak Wildan dan Pandu yang terlahir suci. Winata merupakan nama pilihan Wildan, Pandu setuju saja karena memang bagus artinya. Kalau Puti sudah sejak awal mereka ingin jika punya anak perempuan diberinama Puti. Pranna dan Prama mereka diskusikan lumayan lama.
Tidak butuh waktu sampai seminggu setelah dilahirkan, ketiga bayi triplet ini sudah dinyatakan boleh pulang, tapi sayangnya tidak bersama Pandu. Sosok yang telah melahirkan mereka itu masih harus dirawat inap lebih lama, kondisinya memburuk pasca melahirkan.
Pandu tidak pernah mengeluh bekas operasinya sakit, tapi justru bagian dalamnya yang terasa linu bahkan nyeri teramat sangat sesekali. Dokter yang menangani lekas mencari tau, dan yang mereka dapatkan ternyata masih bersangkutan dengan rahim Pandu.
Ia tidak napsu makan, inginnya tidur untuk melupakan rasa sakitnya meski sudah diberikan obat pereda rasa sakit. Kanula sama sekali tidak terlepas, infus juga sama karena Pandu yang tidak mau makan dan membuat tubuhnya lemas. Wildan yang setia menunggu sampai kehabisan bujukan agar Pandu mau makan setidaknya sedikit saja.
Wildan selalu di Rumah Sakit menunggu Pandu, tiap selesai jam makan siang kala Pandu terlelap Wildan sempatkan pulang ke rumah Sean untuk melihat anak-anaknya. Menghabiskan waktu bersama sampai sore lalu Wildan kembali ke Rumah Sakit. Rasanya ia lebih tega meninggalkan anaknya dibanding meninggalkan Pandu. Wildan bisa tenang anak-anaknya diasuh oleh orangtuanya.
"Pandu? Udah bangun?
Pandu hanya menoleh sesaat, lalu kembali lagi memandang ke luar jendela.
"Aku abis pulang tadi, nengokin anak-anak. Mama bawain makanan nih buat kamu."
"Hmm." baru menyahut, "Gimana mereka?"
"Yaa aman semua kok, sehat. Katanya malem udah gak rewel lagi, jadi udah pada bisa tidur nyenyak."
Tidak pernah Pandu bertanya kapan ia boleh pulang, meski sudah sangat ingin. Ia ingin memeluk anak-anaknya, meliht foto dan video dari Wildan saja masih belum cukup.
"Mau makan sekarang?"
Pandu menggeleng, ia agak bangkit dan lekas menarik wadah yang selalu tersedia di dekatnya, Panda akan muntah. Ah, lagi-lagi makanan yang masuk dimuntahkan Pandu.
Wildan sekadar mengusapi tengkuk lehernya. Ia tidak protes soal kondisi Pandu yang lama membaiknya. Dokter bilang Pandu masih masa recovery, pun muntahnya juga efek dari pengobatannya.
"Mau minum?"
Pandu mengangguk lemah, ia kembali berbaring dan minum melalui sedotan. Agak tidak menyangka, kalau kini dirinya yang berada di posisi Puti dulu.
"Makan buah ya?"
"Aku gak mau, perut aku gak enak kalo buah. Kayak krubuk-krubuk gitu."
Wildan agak terkekeh. "Terus mau makan apa? Yang manis?" tanya Wildan lembut, ia usapi kepala Pandu dengan penuh kasih sayangnya. "Mama tadi bawain sayur kacang loh. Mau? Udah gak begitu panas sih kayaknya. Makan dikit ya?"
"Kay..." Pandu menurut, mindsetnya sudah tentang ia harus makan agar cepat sehat dan kembali memeluk ketiga buah hatinya. Pandu rindu, tentu, ia tidak mmenyangka kalau ia akan selama ini di Rumah Sakit.
Pelan-pelan Wildan suapi sayur kacang merah buatan Liani. Sesaat Pandu berhenti mengunyah, lalu dilanjutkan lagi setelah beberapa lama. Jujur, Wildan sendiri juga tidak menyangka kalau Pandu bisa jadi selemah ini setelah melahirkan. Meski sudah masuk dalam tahap pemulihan, Wildan masih tidak menyangka kalau waktu yang dibutuhkan Pandu ternyata amat lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proposal (BL 20+) [COMPLETE]
RomanceKetika kamu berjuang untuk membahagiakan, namun juga harus belajar memberi dan mengikhlaskan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝐑𝟐𝟎+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publikasi pertama : 15 September 2...