Sekiranya butuh waktu sebulan untuk Pandu benar-benar menerima kepergian Puti. Ia baca diary Puti dari diary yang paling lama hingga catatan terakhir Puti, tidak ada yang Pandu lewatkan. Membacanya ternyata mampu membuat Pandu merasakan Puti masih berada di sisinya. Puti yang banyak cerita itu, tidak akan pernah bisa Pandu lupakan begitu saja.
Dalam diarynya, Puti menceritakan semua, sampai hal-hal yang tidak ia ceritakan pada Pandu dan Wildan pun ia tuliskan. Hati Pandu terluka ketika ia baca tentang Puti yang mulai kehilangan rasa ketertarikan untuk menjalin hubungan.
Puti benar-benar didiagnosa akan sulit untuk mengandung, sangat beresiko, dari sana Puti benar-benar kehilangan minat akan hal-hal berbau pernikahan. Pandu baca catatan Puti tentang apa yang dikatakan dokter soal penyakitnya. Semua. Semua Puti ceritakan, tidak ada yang terlewat, hingga Pandu benar-benar paham tentang Puti yang sesungguhnya.
Pandu simpan barang-barang Puti dengan baik. Diary sampai anting Puti, cincin lamaran dan pernikahan Puti sengaja Pandu kembalikan pada Wildan, Pandu rasa Wildan lebih berhak menyimpannya meski cincin tersebut milik Puti.
Kado dari Wildan untuk Puti, tetap Pandu yang simpan. Wildan yang minta.
Hubungan dengan Wildan membaik ketika keduanya bisa menerima diri mereka sendiri. Masa awal adalah hal yang paling sulit. Pandu masih bekerja dari pagi sampai malam, begitu juga Wildan. Keduanya hanya bertemu untuk sarapan, dan bertemu sesaat ketika malam. Tidak ada obrolan berarti, tembok tinggi yang membatasi keduanya tidak bisa diruntuhkan begitu saja.
Hingga ketika Pandu dan Wildan mulai menerima diri mereka sendiri, juga mulai memaafkan diri mereka sendiri, tembok itu perlahan runtuh. Rasa canggung dan dinginnya meja makan perlahan menghilang, obrolan mereka jadi lebih banyak meski pertemuan mereka masih jarang. Ah, itu karena keduanya sama-sama sibuk bekerja.
Setidaknya, empat bulan berlalu setelah kepergian Puti. Keduanya masih rajin mengunjungi makam Puti untuk sekadar membawakan bunga mawar putih kesukaan Puti. Mereka berdoa disana, kadang sedikit bercerita tentang kegiatan mereka, berharap Puti bisa mendengar keduanya dari surga.
Sore ini pun mereka berkunjung lagi, Pandu bawa bunga mawar putih seperti biasa namun berbeda dengan Wildan, ia bawa bunga sedap malam. Ya tidak masalah, makam Puti jadi lebih wangi karena bunga dari Wildan.
Pandu yang pertama memulai ceita tentang kesibukannya seminggu terakhir, Wildan turut menyahut. Keduanya terkekeh seakan Puti masih disana bersama mereka. Ternyata setelah lima bulan berlalu, keduanya masih sangat Rindu dengan sosok Puti.
Wildan ingat masa-masa awal, belum ada sebulan, dan ia tidak bisa membiarkan Pandu ditinggal. Tidak akan pernah bisa Wildan lupa, hari dimana Pandu benar-benar kehilangan pegangannya. Kematian Puti tentu jadi mimpi buruk, tapi tidak pernah seburuk menyaksikan percobaan bunuh diri Pandu.
Ya.
Nyatanya jalan yang Pandu tempuh untuk menerima juga memaafkan dirinya sendiri tidak lah mudah. Ia kehilangan arah, ia kehilangan pegangan, ia merasa dirinya tidak berguna karena satu-satunya yang paling berharga sudah tidak ada.
Wildan baru pulang dari vet malam itu, ketika ia membuka pintu dan menemukan Pandu siap melepas pijakan dari kursi dan menggantung dirinya. Untungnya Wildan sudah pulang, untungnya Wildan datang tepat waktu, jadi Wildan masih sempat menarik tubuh Pandu tanpa pernah menggantungkan lehernya.
Wildan marah, tapi bukan pada kenekatan Pandu, namun pada dirinya sendiri. Melihat Pandu yang mencoba mengakhiri hidupnya sama artinya dengan Wildan yang gagal membuat Pandu percaya padanya.
Sekali lagi Wildan dihadapkan dengan tangisan keras Pandu, Wildan hanya diam, memeluki Pandu meski selalu ada perlawanan. Wildan tidak mau melepaskan pelukannya, sama sekali tdak. Wildan akan terus memeluk Pandu sampai Pandu benar-benar kembali pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proposal (BL 20+) [COMPLETE]
RomanceKetika kamu berjuang untuk membahagiakan, namun juga harus belajar memberi dan mengikhlaskan. . . . ❀ 𝕆ℝ𝕀𝔾𝕀ℕ𝔸𝕃 ℂℍ𝔸ℝ𝔸ℂ𝕋𝔼ℝ ❀ Ada beberapa part bersifat 𝐑𝟐𝟎+, harap bijak dalam memilih dan membaca cerita. publikasi pertama : 15 September 2...