Ring : 35

4.5K 216 100
                                    

Sejak pertengkaran dengan anak-anaknya di malam kumpul keluarga dulu, Liani tidak pernah membahas lagi soal menikah, tidak pada Wildan tidak juga Bella. Hatinya, serta pikirannya telah benar-benar terbuka, Liani terima pilihan anak-anaknya. Wildan, Bella dan Yudha mungkin bukan anak yang Liani lahirkan dari rahimnya, tapi ketiganya tetap anak Liani, benar-benar anak Liani.

Tidak pernah ada yang membahas soal menikah, semua melupakan soal menikah, semua hanya saling menghargai satu sama lain, menghargai keputusan masing-masing yang sudah dipilih sejak awal.

Malam itu, saat malam kumpul keluarga yang masih selalu rutin dilakukan meski sudah bertahun-tahun lamanya, Yudha dengan gamblangnya mengumumkan kalau ia mau menikah. Ya, Yudha ingin menikahi kekasihnya sejak masa kuliah dulu.

Tidak ada yang bicara ketika Yudha mengatakan isi hatinya, tidak Liani, tidak juga Helen yang sudah Yudha anggap kakak sendiri. Yudha pikir niatnya tidak direstui, karena keluarganya, kakak-kakaknya sama sekali tidak ada yang menikah, tapi Yudha malah dengan yakinnya mengatakan ia ingin menikahi Mai Quang.

“Aku udah kerja, aku udah punya penghasilan sendiri. Mai juga kerja, aku rasa... gak ada salahnya kita nikah.” Jelas Yudha.

Liani masih bungkam, ia melirik Bella, sama-sama terdiam namun Bella masih melanjutkan mengemuti es krimnya. Liani lirik suaminya, ia juga diam. Jadi memang seperti Liani yang harus buka suara untuk memecah canggungnya malam kumpul keluarga ini. “Mai, udah tau?”

“Udah...” jawabnya pelan, “Sebenernya bulan lalu aku kasih cincin ke Mai.”

“Oh.” Liani turut menyahut singkat, Liani menyiku suaminya, sebagai kepala keluarga, sebagai sosok ayah harusnya ia bicara juga.

“Oke. Kapan?” tapi reaksinya ternyata tidak perlu basa-basi. “Rencana kamu kapan nikahnya? Kita gak masalah. Ayah, Mama, kakak-kakak kamu juga gak bakal masalah kalo kamu mau nikah. Malah bagus. Kita dukung, kita restuin. Helen sama Sean juga udah pasti ngerestuin. Kita kenal Mai kayak gimana, kita kenal keluarga Mai gimana, jadi ya... kenapa nggak? Niat nikah kamu niat yang baik kok.” Jelasnya panjang lebar.

Helen seketika tersenyum, mengeratkan pelukannya pada Winny di pangkuan, sama-sama sedang mengemuti es krim seperti Bella. “Kenapa baru bilang?” tanyanya.

“Sebenernya aku udah mau bilang dari lama, tapi yaa... nunggu waktu yang pas aja. Aku juga gak enak, ke Kak Wildan, ke Kak Bella.”

“Kenapa jadi aku? Nikah mah nikah aja.” Seru Bella, “Lagian dari dulu udah aku suruh kan nikahin Mai, dari sebelum kamu lulus kuliah malah.”

“Ya tapi kan pas itu aku belum kerja. Aku nikahin Mai, dia mau dikasih makan apaan? Makan cinta kenyang?”

Bella terbahak, disusul Wildan dan Pandu yang tidak mau kalah cekikikan mendengar jawaban Yudha, kesan serius di malam kumpul-kumpul ini seketika sirna begitu saja. Pembahasan mereka jadi soal rencana menikah Yudha, yang dibumbui dengan lawakan tidak ada habisnya.

Sejak dari sana semua membantu persiapan pernikahan Yudha, dari mulai pakaian, dekorasi, tempat mereka melangsungkan pernikahan, segalanya. Semuanya antusias dengan pernikahan Yudha dan Mai ini, bahkan Winny, Pranna dan Prama ikut senang, apalagi ketika diajak untuk mengukur baju.

Rencananya tema pernikahan Yudha dan Mai ini garden party, selagi musim gugur, jadi pakaian yang akan mereka kenakan juga tidak jauh-jauh dari warna burgundy, merah batu bata, hijau tua dan merah maroon. Jas untuk laki-laki berwarna coklat dan hijau tua berbahan korduroi, termasuk jas untuk Pranna dan Prama, sementara dress untuk prempuan berwarna merah maroon dan merah bata, sepatu berwarna senada untuk Winny juga sudah disiapkan Pandu.

Proposal (BL 20+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang