Hukuman

421 48 1
                                    

Gadis bernama Arin sedang sibuk memasak sarapan untuk ayah dan kakaknya.

Mereka sudah berkumpul bersama. Arin ingin sekali bergabung tapi yang ada dia akan dicaci maki. Dia makan sendiri itu pun di belakang.

"Sss akhhh"Joy meringis kesakitan memakan cumi itu.

"Joy"para saudara nya itu mendekati Joy.

"Kau tak apa sayang"tanya Jung Suk yang menatap Joy khawatir.

"Ha ha ha hah sesak"Joy memukul dadanya.

"Cepat bawa kerumah sakit"Jennie.

Sang ayah Langsung mengangkat tubuh Joy.

"Sialan, ARIN"teriak Irene.

Arin yang berlari kecil. Dia mendekati kakak nya dan dihadiahi tamparan yang keras.

Plakk

Arin terjatuh.

"Benar benar anak sialan. Kenapa kau mencampur cumi di sayur itu bodoh?"nafas Irene sudah naik turun.

"Ak......."

Plak

Plak

Plak

Arin mendapat kekerasan dari sang kakak nya sendiri.

"Kau tak ingat Joy alergi cumi haa. Lihat sepulang dari rumah sakit. Jennie akan menghabisimu"Irene melangkah kan kakinya pergi menyusul kerumah sakit.

"Hikssss"tangis Arin.

Di lantai 2 seseorang menyaksikan Arin yang Ditampar irene.

"Sungguh aku tidak tega menyiksamu Arin. Di hati kecilku aku seperti ingin menyayangi mu. Tapi dimataku aku ingin menyiksamu habis habisan. Dulu aku pernah mengatakan pada ibu kalau aku akan menerima mu di dunia. Tapi aku tidak bisa menerima itu karna......kau dalang kematian ibuku"gumam orang itu.

Dirumah sakit. Semuanya tampak khawatir.

Cklek

"Bagaimana dengan putri saya?"

"Dia baik baik saja. Tapi yang saya sarankan jangan pernah dia mencium atau memakan cumi itu bisa mengakibatkan dia sesak nafas"jelas dokter itu.

"Baiklah terimakasih"

Dokter itu pergi. Mereka masuk kedalam ruang inap Joy.

"Appa dada ku sakit"rengek Joy.

"Tak apa sayang nanti juga sembuh kok"Jung Suk mengelus kepala Joy dengan lembut.

"Joy-ya"teriak gadis yang baru saja masuk dia Jennie.

"Jennie-ya"lirih Joy.

"Kau tak apa kan. Oh kembar ku ini. Lihatlah akan ku habisi Arin"Jennie memeluk Joy.

"Lisa mana"tanya Jung Suk.

"Dia dirumah appa....."Yeri.

"Dasar adik durhaka. Dia tidak lihat Kakak sakit bukannya dijenguk malah dibiarin"omel Jennie.

"Tidak seperti itu Jennie. Semalam Lisa lembur. Dia memiliki banyak kerjaan jadi dia terlambat bangun. Kau tidak lihat gaji siapa yang paling banyak diantara kita semua" irene.

"Ya-ya Lisa"

"Nah itu tau, kalau dompet mu kosong kau minta uang sama siapa?"tanya Irene.

"Ya Lisa"

"Nah jadi jangan salahkan kembar ku"Rose.

Setelah mereka beradu mulut. Yeri dan Jennie kembali kerumah mereka.

"Yak Arin kau dimana haaa"teriak Jennie.

"Ada apa kak?"tanya Arin.

Mereka ber2 menatap pipi Arin yang sudah memerah. Mereka sudah tau pasti ada yang menampar nya tapi mereka tidak peduli.

Plakk

"Karna kau sialan, kak Joy harus sakit"Yeri.

Jennie menjambak rambut panjang Arin.

Senyum devil sudah mengambang di bibir Jennie.

"Aku suka melihat mu menangis"bisik Jennie.

Arin hanya bisa diam dan pasrah. Tak ada gunanya dia memberontak. Kalau dia memberontak hukuman akan tambah.

Tangan Jennie sudah dikepal kuat siap untuk memukul perut Arin.

"Ini hukuman mu anak sialan"

Seseorang menahan tangan nya.

"Yak kak Lisa. Kenapa kau menahan tangan kak Jennie?"Yeri.

"Kau ingin membunuhnya haa. Apa kau mau masuk penjara? Apa kau sudah puas menyiksa haa?"Lisa.

Jennie terdiam. Tidak tidak dia tidak ingin mati busuk dipenjara. Dan ya Jennie belum puas menyiksa Arin.

"Kau lolos kali ini sialan. Lihat lah kalau kau melakukan kesalahan lagi. Tak segan aku mematahkan tangan mu"Jennie berdiri dan menarik tangan Yeri untuk kembali ke rumah sakit.

Arin menangis.

"Berdiri"titah Lisa.

Arin tidak sanggup berdiri. Tapi dia harus berusaha agar tidak mendapat pukulan.

"Ikut dengan ku"Lisa.

Akhirnya mereka sampai dikamar Lisa.

"Duduk"titah Lisa.

Arin hanya menurut dan duduk di kasur Lisa.

Lisa menghela nafas berat. Dan mengambil sebuah obat PT3K.

"Angkat kepala mu"

Arin menggeleng dia takut.

"Aku tidak memukul mu, kau hanya mengobati pipimu"

Arin tiba tiba mendongkak. Kenapa dengan Lisa?

"Kak, aku bisa sendiri"tolak Arin sedikit menghindari tangan Lisa yang hampir sampai di pipinya.

"Gak usah banyak bacot. Atau gue siram tangan Lo pake air panas. Emang ada gue suruh megang tangan gue haa. Jijik anjir"sarkas Lisa.

"Maaf"cicit Arin.

Skip

"Ingat kak Joy itu alergi cumi. Dan satu lagi, gue gak suka lihat Lo tiap hari nangis gak guna biar Lo tau. Lo nangis gak ada yang peduli. Udah keluar Lo sana anjing jijik gue sialan"Lisa mengingat Arin agar tidak melakukan kesalahan lagi. Lisa menarik tangan Arin agar keluar dari kamarnya.

Blamm

Pintu kamar Lisa ditutup kuat.

"Makasih kak Lisa"gumam Arin dan pergi.

"Maaf kakak jahat sama kamu Arin. Kakak bingung dengan isi hati kakak. Kakak akan mencoba menerima mu dan menyayangi mu"gumam Lisa yang di dalam kamarnya itu.

So gimana ya. Lisa memang bingung. Akhir akhir ini dia selalu memikirkan adiknya itu Arin. Mungkin faktor tua.

Gak mungkin, umur 25 tahun itu masih muda. Mungkin Tuhan menugaskan Lisa untuk mengubah sikap nya.

MY LIFE 'Arin Oh My Girl'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang