"Kakak mau kemana?"tanya Arin.
"Diam lah sialan jangan ikut campur urusan ku"sarkas seulgi meninggalkan Arin.
Arin menatap sendu pada seulgi.
Seminggu kepergian jisoo Yeri Wendy. Semuanya berubah. Seulgi berubah total, seulgi yang kejam dulu kembali.
"Jangan benci Arin kak"lirih Arin melangkah kan kaki nya menaiki anak tangga satu persatu.
Sedangkan seulgi. Gadis itu sedang dalam perjalanan menunju rumah sakit jiwa.
Tentunya menemui Irene.
Seulgi berjalan dengan lambat dengan tatapan kosong. Otak nya masih berjalan memikirkan adik adiknya dan Wendy yang sudah meninggalkan nya.
Ah tidak bukan hanya dirinya. Arin dan Irene juga ditinggalkan.Seulgi berjalan mendekati gadis berambut panjang yang duduk di kursi taman.
Tak ada yang aneh.
Irene duduk santai. Memakai baju khas pasien rumah sakit dengan tatapan kedepannya.
Irene berdiri dan berjalan santai mengelilingi taman itu. Layaknya manusia normal yang tak gila.
"Apa dia sudah sembuh?"pikir seulgi mengikuti Irene di belakangnya.
"Kak"panggil seulgi menepuk pundak Irene.
Irene berbalik dan menatap seulgi.
Bibir tipis Irene langsung mengembang layaknya bunga.
Senyum manis.
"Seulgi"
Seulgi bingung dengan Irene.
"Ya"
"Aku merindukanmu"Irene memeluk seulgi dengan erat.
Seulgi tentu terkejut. Seulgi sudah pasti yakin irene pasti sudah sembuh.
Perlahan seulgi membalas pelukan irene itu.
"Dimana yang lain?"tanya irene sambil melepas pelukannya.
Seulgi tiba tiba terdiam membeku. Dia menatap irene sendu.
"Maaf"
"Maaf. Apa maksudmu??"bingung irene.
"Mereka sudah pergi hanya kita dan Arin yang tersisa"ucap seulgi dengan kepala yang tertunduk.
Mata irene membulat besar.
"S-seulgi apa maksudmu? S-sungguh aku tak mengerti"kedua tangan irene sudah bergemetar hebat.
"Hikss"
"Seulgi jujur ada apa. Apa yang terjadi??"
"Mereka meninggal"
Degg
Jantung berdebar kencang mata membulat besar. Tak ada angin yang lewat, air mata irene jatuh membasahi pipinya.
"Itu tidak mungkin"irene memundurkan langkahnya.
"Kak itu benar, aku bisa membawamu ke pemakaman mereka semua"ucap seulgi mendekati irene perlahan.
"Tidak aku tak percaya"langkah kaki irene untuk mundur semakin lebar.
"Kak berhenti"seulgi menambah lebar langkah kaki nya.
"Aku tak percaya"
"Awas"seulgi berlari untuk menarik tangan irene untuk menghindari mobil yang amat kencang yang tak jauh dari irene.
Irene menatap kesamping.
Mobil yang amat cepat akan menabrak tubuhnya.
Irene tersenyum.
"Ini adalah hari terakhir ku di bumi"
Happ
Seulgi memeluk erat irene.
Irene terkejut.
"Bersama"bisik seulgi.
Brakk
Bughh
Kedua gadis cantik terlempar amat jauh. Badan seulgi dan irene terguling guling di jalan itu. Dengan kepala yang sudah mengeluarkan banyak darah. Bahkan sudah bisa diprediksikan tulang mereka pasti ada yang patah.
"Hei cepat panggil ambulance"teriak salah satu pasien rumah sakit jiwa.
*****
Tak
Ponsel yang tadinya tertempel di telinga Arin jatuh. Dia mendengar kabar kalau kakak nya kecelakaan.
"Kenapa cobaan yang kau berikan sangat kejam Tuhan?? Lebih baik aku dibenci kakak ku daripada kakak ku yang ku sayangi meninggalkan ku"gumam Arin. Dengan air mata yang terus mengalir deras tapi tak ada terdengar suara tangisan yang keluar di mulut Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE 'Arin Oh My Girl'
Action"Lebih baik aku dibenci dari pada ditinggal selamanya"Arin. "Arin-na jaga dirimu baik baik ya"blackvelvet. End