1 minggu terjalani. Semuanya keadaan dalam baik, Arin tak sekolah sebab dia harus menjaga Rose.
Irene sama sekali tak ada perubahan, dia tetap gila.
Rose, gadis itu berjuang mati matian untuk kembali.
Jungkook selaku mantan Lisa, dia mendiam diri. Sekali pun ada yang mengajak nya berbicara dia tidak membalas. Di seluruh ruangan pribadi miliknya banyak foto lisa yang ia pajang. Tiap detik tiap menit dia memanggil nama gadis itu. tak ada jawaban. Tentu tak ada jawaban gadis itu sudah pergi. Jungkook berpikir, mungkin saat ini Lisa membenci nya. 1 minggu terjalani Lisa tak pernah datang padanya sedikit pun. Lisa marah padanya.
Soobin, lelaki itu dihindari ke9 kakak nya. ucapan JOY waktu itu tak salah. Dia benar, semua orang membenci nya.
Seulgi, dia belum bisa melupakan Lisa sama sekali. Dia berkunjung menemui ayah nya untuk mengatakan kalau
Lisa pergi meninggal kan kita semua.
Keluarga kita hancur karna dirimu.
Semuanya berubah. Joy, Wendy, Jennie, Jisoo, Yeri semakin takut pada orang orang yang di sekitar nya. Mereka menjadi gadis yang pendiam seperti kutub selatan. Dingin sekali.
Bangtan tetap berusaha meminta maaf pada BLACKVELVET. Walau yang mereka dapat caci makian dari Blacvelvet. Tak apa. Yang penting mereka mendapat kata maaf hanya itu saja.
Tapi yg mereka tidak ketahui. Tak ada kata perdamaian untuk Bangtan.
Di lain tempat, Arin si bungsu cantik sedang makan siang duduk di samping Rose yang terbaring lemah itu.
"kakak gak capek gitu tidur"kata Arin sambil mengunyah.
Air mata Arin kembali jatuh membasahi pipi nya. Di sisi ranjang Rose terdapat alat monitor jantung yang menampilkan grafik detakan jantung Rose. garis bergelombang menandakan masih ada kehidupan di dalam diri Rose meskipun hanya sedikit.
Selang beberapa menit kemudian, terdengar nyaring di telinga Arin. Suara dari layar monitor. Mata arin membulat besar, grafik yang semula bergelombang berubah menjadi garis lurus.
"Andwee jeball hikss. DOKTER" Arin berteriak memanggil dokter.
Dokter masuk tergesa-gesa kedalam ruangan, dokter itu terkejut melihat layar monitor yg menampilkan garis lurus bertanda jantung semakin lemah.
"Cepat siapkan defribrilator" titah dokter itu pada suster yg bertugas.
Tak lama suster kembali dengan alat pacu jantung yang dokter minta. Alat yg mengirimkan kejutan berupa listrik ke jantung untuk membantu merangsang agar detak jantung dan otot jantung kembali berfungsi normal.
Dokter itu menggesek kedua alat itu bersamaan kemudian menempelkan nya pada dada rose sampai tubuh nya terhenyak ke atas sesuai kerja alat.
Arin menangis melihat kakak nya Rose yang berjuang untuk kembali. Arin memeluk dirinya dengan erat, dia mengatupkan kedua tangannya dan berdoa pada Tuhan agar dia tidak menyusul kakak nya Lisa.
"Bertahan lah Rose. Semua saudaramu menunggu mu.........jangan bawa Rose, kumohon Lisa . Cukup dirimu yang pergi, jangan bawa Rose. Jangan biarkan Arin terus menangis jeball"ucap sang dokter pada Rose yang masih berusaha memulihkan jantungnya.
"Naikan kecepatannya"pinta dokter itu.
Tubuh Rose semakin terhenyak ke atas saat dokter itu kembali menempelkan alat nya di dada Rose. Netra dokter itu tak luput dari layar monitor itu.
Tiiiiiittt
Grafik itu tak berubah sama sekali. Tetap lurus.
Tiiiitttt
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE 'Arin Oh My Girl'
Aksi"Lebih baik aku dibenci dari pada ditinggal selamanya"Arin. "Arin-na jaga dirimu baik baik ya"blackvelvet. End