Wendy menemani Arin yang tertidur pulas. Dia menatap lurus dengan tatapan kosong.
Arin sayang kak Wendy
Air mata Wendy sudah mengalir.
"Maafkan kakak Arin"tangis Wendy menggenggam erat tangan pucat Arin.
******
Seulgi dan Lisa jisoo sedang asik bermain ponsel nya di ruang tamu. Yang lain, mereka melakukan kegiatan mereka masing-masing.
Cklek
Pintu terbuka. Wendy segera mendorong kursi roda Arin. Arin merengek untuk pulang, dia tidak suka lama lama dirumah sakit.
Terpaksa Wendy menuruti permintaan nya.
"Gue pikir lo udh mati"sarkas jisoo memilih untuk pergi meninggalkan mereka ber4.
Arin menunduk. Dia menangis kembali.
"Maaf"Cicit Arin.
"Kak wendy mandi gih, biar aku yang ngurus Arin"suara Lisa yang benar benar lembut.
Wendy mengangguk. Dia meninggalkan Arin di depan Seulgi dan Lisa.
Arin menunduk takut.
Seulgi membuang nafas pelan dan tersenyum tipis pada Arin.
"Kakak masakin makanan ya buat kamu. Biar Arin gak sakit lagi. Gimana Arin mau kan"seulgi jongkok di depan Arin dan menyentuh tangan Arin dengan lembut.
Arin mengangkat kepalanya. Dia menatap seulgi dengan sendu.
"G-gak usah kak, Arin bisa se-sendiri"tolak Arin kembali menunduk.
Seulgi menggeleng.
"Sekali ini aja ya. Kakak mau Nebus kesalahan kakak, kakak mau dekat sama Arin. Bisa kan"ucap seulgi dengan mata berkaca-kaca.
Arin tak tega melihat Seulgi yang memohon padanya.
Tapi tunggu!!!
Seulgi berubah!!!!
Akhirnya Arin pun mengangguk. Seulgi tersenyum manis dan berdiri pergi ke dapur memasak makanan untuk makan malam Arin hari ini.
Arin menatap Lisa dengan tatapan takut.
Lisa terkekeh. Dan mendekati Arin.
"Kakak bantu ya, bersihin badan kamu"kata Lisa.
Arin menggeleng.
"Gak usah takut, kakak udah tau. Yeri hilang kendali kemarin, tugas kampus nya menumpuk makanya kemarahan nya di lampiaskan sama kamu. Kakak udah marahin yeri kok. Jadi gak usah takut ya. Ada kakak disini buat Arin"jelas Lisa.
"Hikksss...sakit kak, aku salah apa sama kalian semua. Hiksss....maaf kalo Arin ditakdirkan menjadi wanita bukan sebagai laki laki. Tapi Arin butuh kasih sayang kak. Hiksss....Arin udah tau, Arin patah tulang. Dengan itu kakak senang kan. Dulu kakak senang banget liat aku sekarat. Sekarang..... kenapa jadi baik?? Apa kakak hanya berakting aja????"tangis Arin menyingkirkan tangan Lisa dengan kasar.
Dasar anak pembawa sial.
Lihat lah Arin akan kubunuh kau.
Kenapa tidak kau saja yang mati?
Aku suka melihat mu sekarat Arin.
Aku suka kau tersiksa.
Aku benci kau Arin.
Jangan pernah memanggil ku kakak sialan.
Enyahlah kau Arin.
Kau bukan adikku.
Pergilah sialan.
Kau ingin mati ditangan ku.
Kau dalang dari kematian ommaku.
Arin menyebutkan satu persatu kata kata kasar. dulu yang pernah di katakan Lisa padanya.
Lisa tersenyum miris. Air matanya sudah membasahi pipinya.
"Kakak tau kakak salah. Kalau kamu benci kakak gak papa, kamu mau pukul kakak juga gak papa. Lampiaskan kemarahan mu sama kakak Arin. Kakak minta maaf, kakak gak tau kenapa kakak sekarang jadi sering mikirin kamu. Kamu tau Arin...."
Arin menatap Lisa dengan sungguh sungguh.
"Omma datang kemimpi ku. Dia mengatakan........
Omma pikir kamu menepati janji mu Lisa.
Omma kecewa padamu Lisa.
Jaga Arin nak, omma mohon jaga Arin.
Omma ingin kalian menuruti permintaan nya sekali saja.
Dia kesakitan Lisa.
Dia sendiri.
Semua orang membenci nya.
Berikan dia kesempatan Lisa.
Omma mohon jaga dia untuk omma.
Omma harap kau bisa mengabulkan permintaan omma yang terakhir ini.
Sampai jumpa Lisa putri omma yang cantik.
Tangis Arin semakin deras.
"Sudah tau kan. Kakak akan menerima semua kebencian mu terhadap kakak. Hukum kakak semaumu Arin. Kakak siap untuk itu"Lisa mengambil sebuah pistol milik ayahnya sendiri. Dan meletakkan di tangan Arin.
Pelatuk pistol itu berada di kepala Lisa sekarang.
Di lantai 2. Seorang gadis sedang mengamati pembicaraan mereka. Mata gadis itu melotot. Mendengar semua yang dikatakan Lisa. Lisa pasrah mati demi kesenangan Arin adik bungsu mereka.
Gadis itu memejamkan matanya. Dia tidak ingin melihat itu. Dia berlari menuju kamarnya dan menutup nya rapat rapat.
"Hiksss omma mianhe"
Brukk
Gadis itu pingsan.
Siapakah dia???
"Ayo bunuh kakak Arin. Dengan ini kau akan senang satu orang yang membenci mu menghilang dari bumi"Lisa lebih kuat memegang tangan Arin yang sudah siap untuk menembakkan nya.
"Hiksss enggak hiksss Arin gak benci kak Lisa. Arin cuma mau kak Lisa berubah hiksss. Berhenti hikss"tangis Arin pecah.
Lisa berhenti melakukan tingkah konyolnya. Dan membuang pistol itu kesembarang arah.
Happ
Lisa memeluk Arin dengan erat sangat erat seakan Lisa tidak ingin kehilangan Arin di dunia ini.
"Maafkan kakak"tangis Lisa.
"Hikss udah kak. Arin udah maafin kakak"
Lisa melepas pelukannya dan segera tersenyum manis pada Arin.
"Kakak bantu ya bersihin badannya"
Arin mengangguk dan tersenyum.
Lisa mendorong kursi roda Arin dan membawanya ke kekamar Arin.
Di sudut tangga sana gadis berambut panjang, sedang menyaksikan drama mereka.
"Menjijikkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE 'Arin Oh My Girl'
Action"Lebih baik aku dibenci dari pada ditinggal selamanya"Arin. "Arin-na jaga dirimu baik baik ya"blackvelvet. End