Jisoo dan Joy sudah sampai di rumah sakit.
Mereka ragu. Benar benar ragu. Saat ini sudah malam. Irene benar benar dibawa kerumah sakit jiwa.
"Kak gue takut"Joy.
Jisoo mengelus tangan Joy.
"Kita pasti bisa"
Mereka berjalan memasuki ruang inap milik Arin.
Cklek
Mereka membuka pintu.
Ke5 gadis menatap mereka ber2 horor.
"Kalian ngapain kesini"seulgi.
Joy dan jisoo menunduk.
"K-kita mau minta maaf kak"balas mereka ber2.
"Gak percaya gue"seulgi hendak ingin mendorong mereka untuk keluar.
Tapi ditahan Lisa.
"Dimana kak irene??"tanya Lisa.
Jisoo menatap Lisa dengan tatapan sendu.
Jisoo menceritakan Dimana irene sekarang.
Wendy mengusap wajahnya kasar.
"Appa juga kemana. Sudah seminggu dia tidak pulang"Wendy.
Ke7 gadis sudah merasakan sedih saat ini.
Akhirnya mereka tau kalau Arin itu sangat penting untuk mereka semua.
"Yeri"rose.
"Kami tidak tau dia dimana"
"Dia masih membenci Arin"rose.
"Mulai detik ini. Tak ada yang mengatakan Arin itu anak sialan kalian mengerti"seulgi.
Ke6 gadis itu mengangguk dan tersenyum manis.
Mereka melakukan kegiatan mereka masing masing.
Lisa tak lain sedang memikirkan perkejaan nya.
Rose juga sedang mengambar baju.
Wendy seulgi Jennie yang harus melakukan pemotretan besok.
Jisoo harus berangkat ke restoran milik nya besok.
Bagaimana dengan Arin??
Tak apa Joy akan menjaga nya. Karna dia juga bekerja di rumah sakit itu.
Jisoo yang sedang memperhatikan wajah Arin yang begitu pucat.
Satu selang besar yang masuk dalam mulut gadis itu.
Pasti sakit.
"Arin benar benar mirip dengan kak irene"
Wendy dan seulgi menatap jisoo.
"Kau benar, bahkan memanggil nama mereka juga hampir sama"Wendy.
"Mianhe arin-na"bisik jisoo tepat di telinga Arin dan memberi kencupan di kening Arin dengan penuh kasih sayang.
Skip
Semuanya bersiap untuk kembali berkerja.
"Ingat Joy. Jangan sampai Arin terluka kau mengerti"titah seulgi.
Memang dia sudah terluka 😒
Joy tersenyum"siap boss"
"Gue pergi ya nyet Bai"Lisa.
"Anjing tu anak bilang bilang monyet"Jennie.
Ke4 gadis itu tertawa.
Tersisa Joy dan Arin.
Joy sedang sarapan. Sesekali memperhatikan wajah Arin.
"Jangan terlalu lama tidur Arin. Kakak rindu senyum mu"kata Joy sambil mengunyah.
"Baiklah tunggu disini nee. Kakak ingin membeli minuman dulu"
Chup
"Cepat bangun sayang"
Joy pergi.
Cklek
Pintu terbuka. Gadis dengan berpakaian tertutup. Dengan masker yang di gunakan nya.
Rambut panjang tinggi tak seberapa.
"Dengan membunuh mu mungkin hidup ku sudah senang Arin"gadis itu mendekati Arin perlahan.
"AKU SUKA KAU MATI ARIN"jerit gadis itu.
Gadis itu mencabut selang infus yang menempel di punggung tangan Arin dan membuang nya sembarangan. Tak lupa selang yang ada di mulut Arin juga di tarik gadis itu secara paksa.
Gadis itu mencekik kuat leher pucat Arin.
"KYAAAAAA"teriak seorang gadis dengan emosi yang memuncak.
Gadis berpakaian tertutup itu berbalik dan berhenti mencekik Arin.
Brukk
Joy mendorong kuat tubuh gadis itu.
Beberapa dokter masuk mendengar suara teriakkan dari ruang inap Arin.
"Tolong keluar"titah dokter.
Mata Joy memerah. Menarik kasar tangan gadis itu.
Di luar ruang itu.
Plakk
Tamparan keras mendarat di pipi gadis itu.
"Siapa kau??"tanya Joy dengan emosi memuncak.
Gadis itu tak menjawab.
Sret
Joy melepas paksa masker dan topi milik gadis itu.
Mata Joy membulat besar. Satu butir air mata Joy jatuh.
Joy terkejut menatap gadis itu.
"Ye-yeri"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE 'Arin Oh My Girl'
Action"Lebih baik aku dibenci dari pada ditinggal selamanya"Arin. "Arin-na jaga dirimu baik baik ya"blackvelvet. End